Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Usia Terhadap Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di RT 01/ RW 01 Desa Jatirejo Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Tahun 2018 Lely Khulafa'ur Rosidah
JURNAL KEBIDANAN Vol 9 No 2 (2020): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35890/jkdh.v9i2.162

Abstract

Melalui keluarga berencana sebuah keluarga merencanakan jumlah anak dan jarak kelahiran anak pertama dengan anak berikutnya. Salah satu yang berkaitan dengan kesadaran keluarga berencana pada masyarakat adalah pendidikan. Rendahnya fenomena pemakaian Metode Kontrasepsijangka Panjang (MKJP) pada akseptor KB aktif dan akseptor KB baru dikhawatirkan angka putus pakai yang tinggi sehingga lebih banyak terjadi drop out dan berkontribusi pada tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), angka Total Fertility Rate (TFR) dan Angka Kematian Ibu. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Usia Terhadap Penggunaan MKJP. Desain penelitian ini Analitik korelasional dengan pendekatan Crosssectional. Populasi Penelitian adalah Seluruh Akseptor KB di RT/ RW 01/01 Desa Jatirejo Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Dengan Teknik Sampling Purposive Sampling didapatkan sampel 37 Responden. Instrumen yang digunakan berupa Kuesioner. Analisa Multivariat dengan Regresi Logistik Ganda. Hasil Penelitian dari 37 Responden dengan tingkat pendidikan dasar sebanyak 22 responden (59,45%) . Mayoritas Berusia 36-45 tahun sejumlah 20 orang (54,05%). Pengguna Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 27 responden (72,97%) dan pengguna MKJP sebanyak 10 responden (27,02%). Berdasarkan Hasil Uji Statistik Regresi Logistik Ganda didapatkan Taraf Sig. 0,006 < 0,05 sehingga Tingkat Pendidikan amempengaruhi Penggunaan MKJP, Taraf Sig 0,823 > 0,05 sehingga Usia tidak mempengaruhi penggunaan MKJP. Penggunaan MKJP dipengaruhi Tingkat Pendidikan dan Usia sebesar 35,10 %. Pendidikan tidak hanya didapatkan secara Formal,sedangkan Usia tidak mempengaruhi kematangan Akseptor dalam mengambil pilihan kontrasepsi. Sehingga hendaknya Tenaga Kesehatan dan Kader KB lebih secara mendalam memberikan motivasi Akseptor untuk memilih MKJP melalui Metode Pendekatan Keluarga.
Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Pemilihan Pelayanan Kesehatan Maternal Lely Khulafa'ur Rosidah; Rahma Novita Asdary
JURNAL KEBIDANAN Vol 10 No 2 (2021): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35890/jkdh.v10i2.215

Abstract

Latar belakang Menurut statistik WHO, Angka kematian ibu (AKI) di negara-negara maju diperkirakan 12/100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah adalah 239/100.000 kelahiran hidup. 99% dari semua kematian ibu diperkirakan terjadi di negara berkembang, padahal penyebab kematian dapat dicegah dengan kebijakan yang tepat mengingat tujuan Sustainable Development Goals salah satunya adalah menurunkan AKI. Penelitian ini mengevaluasi status sosial ekonomi berdasarkan keanggotaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pemilihan layanan kesehatan maternal. Metode Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Data ini digunakan untuk menilai proporsi status ekonomi dan keanggotaan JKN dan untuk mengukur hubungan keduanya dengan persalinan di Fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), dan persalinan oleh tenaga terampil serta PNC oleh tenaga terampil. Analisis menggunakan R software version 3.6.3. dan melakukan Propensity Score Matching (PSM) untuk mengurangi bias seleksi mandiri dengan menyeimbangkan variabel yang diamati antara kelompok responden berdasarkan status ekonomi dengan dan tanpa JKN. Hasil Dari 5429 responden, 20.2% adalah penduduk sangat miskin, 20.9% penduduk miskin, 19.9% menengah, 20.8% kaya, dan 18.2% sangat kaya. Di antara penduduk tersebut, 61.4% memiliki keanggotaan JKN. Kesenjangan substansial dalam pemanfaatan layanan kesehatan maternal antara kelompok sangat miskin dan sangat kaya masih ada terutama memilih Fasyankes untuk proses persalinan sebesar 38 poin lebih rendah untuk kelompok sangat miskin (58,5%) dibandingkan dengan kelompok sangat kaya (96,9%) pada wanita yang memiliki keanggotaan JKN. Simpulan Pemilihan Fasyankes untuk proses persalinan cenderung dilakukan oleh kelompok sangat kaya dibandingan oleh kelompok sangat miskin walaupun tercakup dalam keanggotaan JKN. Temuan ini konsisten dengan teori ekonomi bahwa cakupan asuransi kesehatan dapat mengurangi hambatan keuangan untuk perawatan dan meningkatkan penyerapan layanan.
Indeks Kesejahteraan berdasarkan Survei Kesehatan Demografi Indonesia untuk wacana segmentasi pelayanan Keluarga Berencana Wealth Index based on Demographic Health Survey for the Discourse of Family Planning service segmentation Lely Khulafa'ur Rosidah; Rahma Novita Asdary
JURNAL KEBIDANAN Vol 11 No 1 (2022): JURNAL KEBIDANAN ( JKDH )
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35890/jkdh.v11i1.254

Abstract

Pendekatan untuk segmentasi keluarga berencana umumnya berdasarkan analisis kesejahteraan dan kemiskinan, terutama ketika menentukan apakah konsumen mampu membayar sendiri pelayanan tersebut di fasilitas kesehatan non-pemerintah. Indeks kesejahteraan berdasakan Survey Demografi Kesehatan (SDK) dan mengelompokkan responden ke dalam lima kelompok mulai dari termiskin hingga terkaya di suatu negara, paling banyak digunakan di banyak negara lain. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan indeks kesejahteraan berdasarkan SDKI untuk wacana segmentasi pelayanan Keluarga Berencana. Penelitian ini menggunakan kumpulan data yang dikodekan ulang secara individual yakni data cross-sectional dari SDKI 2017, yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif dengan sampel dalam SDKI sebanyak 49.627 orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yakni wanita usia 15-49 tahun, yang telah menikah dan mengisi kuesioner lengkap sehingga didapatkan 35.621 sampel. Sepertiga (34%) dari semua pengguna metode modern memperoleh metode mereka melalui lokasi institusi pemerintah, dengan 21% sisanya membayar untuk metode dan layanan tersebut. Di antara pengguna kontrasepsi, mayoritas wanita usia 35-49 tahun merupakan proporsi akseptor terbanyak (55.45%), dengan paritas rendah (1-2 anak sebanyak 66.56%), dan dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama yang mendominasi akseptor KB (52.90%). Kelompok sangat miskin merupakan kelompok dengan cakupan KB terendah (16.73%).
Knowledge and Interests of Women of Childbearing Age (PUS) about Acetic Acid Visual Inspection (IVA) Siti Komariyah; Lely Khulafa'ur Rosidah; Sucipto Sucipto; Heni Kristanto
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 5 No 1 (2023): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.021 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v5i1.1491

Abstract

Reproductive health is a complete physical, mental and social condition, not only free from disease or disability in all aspects related to the reproductive system, its functions and processes. Cervical cancer is a primary malignant tumor originating from squamous epithelial cells, cancer that occurs in the cervix or cervix which is located between the uterus and the vaginal opening. Overcoming this problem requires efforts to solve the problem with other screening methods that are more capable, cost-effective and possible to be carried out in Indonesia. One of the alternative methods of cervical cancer screening that can answer these requirements is IVA (Visual Inspection with Acetic Acid Overlay). Women of Childbearing Age (PUS) about Acetic Acid Visual Inspection (IVA) In RW 05, Campurejo Village, Mojo Subdistrict, Kediri The research design used in this research is correlation research. The approach in this study uses a Cross Sectional approach. This research was conducted to find a relationship between the knowledge of Women of Childbearing Age (PUS) about Acetic Acid Visual Inspection (IVA) with an interest in Acetic Acid Visual Inspection (IVA).Results: Based on the results of the Spearman Rank test, P value = 0.007 <0.05 from a significant level of 5%, then H0 is rejected and H1 is accepted, meaning that there is a relationship between women's knowledge of IVA about IVA with interest in doing IVA in RW 05 Kelurahan Campurejo District City of Kediri. From results can be concluded that H1 is accepted, meaning that there is a relationship between knowledge of women of childbearing age (IVA) about Visual Inspection of Acetic Acid (IVA) with an interest in conducting Visual Inspection of Acetic Acid (IVA).
Determinants of National Health Insurance Membership among Indonesian Women with Live Births Lely Khulafa'ur Rosidah; Rahma Novita Asdary; Siti Komariyah; Widya Kusumawati
JURNAL KEBIDANAN Vol 12 No 1 (2023): JURNAL KEBIDANAN
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35890/jkdh.v12i1.267

Abstract

According to WHO statistics, the maternal mortality rate (MMR) in developed countries is estimated at 12/100,000 live births, while in Low and Middle-income countries (LMICs) is 239/100,000 live births. Whilst 99% of all maternal deaths were estimated to occur in LMICs, even though the causes of death can be prevented with the right policies considering that one of the goals of the Sustainable Development Goals is to reduce MMR. Access to the maternal health care (MHC) is the main technique to reduce maternal morbidity and mortality. The study evaluated the factors that influence Indonesia’s national health insurance ownership, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), among women who utilize MHC in Indonesia. Methods: We used data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) on women with live births (n=5429) in 2016-2017. We conducted analyses at the national level using descriptive statistics and logistic regression through RStudio software Results: Out of 5717 samples, 61.4% were insured by JKN and 38.6% were uninsured. Women in white-collar employment were 2.37 times (95%s CI = 1.77-2.59) more likely to be insured by JKN, and those living in urban areas had a 1.39 (95% CI = 1.18-1.44) higher chance of being enrolled in JKN. Conclusion: The study concluded that employment status and place of residence were significant determinants of health insurance ownership in Indonesia.