Abdurachman Sukadi
Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Kedokteran Bandung

Kapasitas Fungsi Intelektual pada Berbagai Kelompok Interaksi Sosial Anak Autis Moekdas, Raddi; Sukadi, Abdurachman; Yuniati, Tetty
Majalah Kedokteran Bandung Vol 42, No 3
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Autis dikelompokkan berdasarkan interaksi sosial dan kapasitas fungsi intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelompok interaksi sosial dan kapasitas fungsi intelektual. Penelitian dilakukan Januari–Maret 2007 pada anak autis di pusat terapi Our Dream dan Indigrow Bandung dengan rancangan hybride selective prevalence. Anak autis dikelompokkan berdasarkan interaksi sosial serta kapasitas fungsi intelektual. Usia dan riwayat terapi perilaku merupakan faktor perancu kelompok interaksi sosial. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan Kruskall-Wallis dan Kolmogorov-Smirnov dua populasi. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 99 anak. Kelompok aloof, pasif, aktif tetapi aneh masing-masing sebanyak dua, 31, dan 66 anak autis. Kapasitas fungsi intelektual rendah sebanyak 70 dan tinggi 29 anak autis. Usia £5 dan >5 tahun ditemukan pada 58 dan 41 anak autis (pKW= 0,453). Riwayat pernah dan belum pernah mendapat terapi perilaku ditemukan pada 37 dan 62 anak autis (pKS = 1,00). Didapatkan 70 anak (71%) memiliki kapasitas fungsi intelektual rendah dan 29 anak (29%) dengan kapasitas fungsi intelektual tinggi. Kelompok interaksi sosial berhubungan bermakna dengan kapasitas fungsi intelektual anak autis (p= 0,04). Disimpulkan bahwa kelompok interaksi sosial aloof, pasif dan aktif tetapi aneh berhubungan dengan kapasitas fungsi intelektual rendah dan tinggi. [MKB. 2010;42(3):96-100].Kata kunci: Autis, kapasitas fungsi intelektual, kelompok interaksi sosial Intellectual Functioning in Social Interaction Subgroups of Autism ChildrenAutism classified based on social interaction and intellectual functioning. Aim of this study was to find out the association between social interaction and intellectual functioning. This hybride selective prevalence design study was conducted from January–March 2007 on autism children admitted to therapy center of Our Dream and Indigrow, Bandung. Subjects were classified based on social interaction and intellectual functioning. Age and history of behavior therapy were confounding factors. Data was analyzed using Kruskall-Wallis and two-sample Kolmogorov-Smirnov test. Subjects who fulfilled the inclusion criteria were 99 autism children. Subgroups aloof, passive, and active but odd were two, 31, 66 children, respectively. Low and high functioning were found in 70 and 29 children. Age of £5 and > 5 years were found in 58 and 41 children (pKW = 0.453). Classification of behavioral therapy were 37 and 62 children (pKS = 1.00). The association of social interaction with intellectual functioning autism showed significant value 0.04. In conclusion, this study showed association of social interaction aloof,passive, and active but odd with low and high intellectual functioning. [MKB. 2010;42(3):96-100].Key words: Autism, intellectual functioning, social interaction subgroups DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v42n3.17
Kejadian Atopi pada Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat Kombinasi ASI dan Susu Formula Mengandung Probiotik dan Nonprobiotik Yuniati, Tetty; Sukadi, Abdurachman
Majalah Kedokteran Bandung Vol 43, No 2
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelahiran seksio sesarea menyebabkan terlambatnya kolonisasi flora usus sehingga akan meningkatkan kejadian atopi. Probiotik menstimulasi respons imun sehingga akan menurunkan kejadian atopi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan apakah terdapat perbedaan kejadian atopi pada bayi yang diberikan kombinasi ASI dengan susu formula yang mengandung probiotik dan tanpa probiotik. Randomized open label clinical trial dilakukan selama periode November 2009 sampai Oktober 2010 terhadap 96 bayi normal, berat badan lahir ≥2.500 g, lahir dengan seksio sesarea di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Sejak lahir, selama 4 minggu sebanyak 48 bayi diberikan kombinasi ASI dan susu formula probiotik dan 48 bayi sebagai kontrol, selanjutnya pemberian minuman bergantung pada orangtua. Dilakukan pencatatan lama menyusui, jumlah formula, dan faktor risiko atopi. Skin prick test dilakukan pada usia 6 bulan. Diagnosis atopi ditegakkan jika terbentuk wheal ≥4 mm. Analisis statistik dilakukan dengan chi-square untuk data kategori dan uji t untuk data numerik. Lama menyusui, jumlah formula, dan faktor risiko atopi tidak berbeda secara bermakna pada kedua kelompok (p>0,05). Reaksi atopi ditemukan positif pada 4/23 bayi yang mendapat probiotik dan 10/28 bayi tanpa probiotik (p>0,05). Disimpulkan bahwa kejadian atopi tidak berbeda antara kelompok yang diberikan ASI dan susu formula mengandung probiotik dan tidak mengandung probiotik. [MKB. 2011;43(2):55–9].Kata kunci: Atopi, kelahiran seksio sesarea, probiotikAtopic Occurence on Six-month-old Infants between Probiotic Formula-fed and Non Probiotic Formula-fed Healthy Born by Cesarean DeliveryCesarean delivery might delayed the colonization of newborn intestine and increase atopic disorders. Probiotic shown to stimulate immune responses, which has implied in the development of atopic disorders. The aim of the study was to find out the difference of atopic occurence in breastfed infants born by cesarean delivery given probiotic formula and non probiotic formula. Randomized open label clinical trial was performed on 96 healthy infants, birth weight ≥2,500 g, born by cesarean delivery in Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung during November 2009 to October 2010. Since birth, 48 infants were breastfed combined with probiotic formula and 48 infants as control group for 4 weeks and afterwards the feeding pattern depend on the parents. Skin prick test reaction was performed at 6 months old and atopy was diagnosed if the wheal ≥4 mm. Statistical analysis using chi-square and t-test. The duration of daily breastfeeding, amount of formula and risk factor for atopic disorders were not significantly different in both groups (p>0.05). Atopy were positive in 4/23 infants with probiotic and 10/28 infants positive without probiotic. It was not significantly different (p>0.05). Conclusion, the atopic occurence is not different at 6 months-old receiving breastmilk with probiotic and non probiotic formula. [MKB. 2011;43(2):55–9].Key words: Atopy, caesarean delivery, probiotic DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v43n2.45