I Ketut Sulendra
Program Doktor Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KERUSAKAN AKIBAT GEMPA DAN METODE PERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA GEMPA Sulendra, I Ketut
SMARTek Vol 3, No 1 (2005)
Publisher : SMARTek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.066 KB)

Abstract

Pada masa lalu banyak bangunan mengalami kerusakan akibat gempa. Beberapa contoh dari perbaikan dan/atau perkuatan dari gedung beton bertulang telah dilaporkan dalam beberapa literatur. Metode perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu perbaikan setempat meliputi perbaikan join balok-kolom serta perbaikan join fondasi-kolom. Metode yang diusulkan serta hasil yang diperoleh menunjukkan perbaikan perilaku struktural yang efektif, ditinjau dari kekuatan, kekakuan serta disipasi energi dari elemen struktur yang ditinjau. Teknik perbaikan yang diusulkan pada elemen-elemen struktur tersebut terbukti efektif.
Evaluasi Struktur Bangunan Administrasi RSUD UNDATA Sulendra, I Ketut
JOURNAL TEKNIK SIPIL DAN INFRASTRUKTUR Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1411.931 KB)

Abstract

Setiap bangunan gedung sudah selayaknya dilakukan suatu evaluasi menyangkut keandalan strukturnya, sehingga tingkat keamanan pemakainya dapat dijamin. Terlebih Undang-undang tentang bangunan gedung mensyaratkan demikian. Untuk itu perlu dilakukan tindakan evaluasi struktur terhadap setiap bangunan, khususnya bangunan public seperti Rumah Sakit Undata yang diharapkan tetap berdiri setelah terjadi gempa. Evaluasi yang dilakukan menyangkut kekuatan struktur bangunan termasuk struktur bangunan bawah yaitu fondasi dan balok sloof, struktur bangunan atas yaitu kolom, balok, pelat lantai, sambungan elemen struktur dan rangka kap. Struktur pelengkap seperti tangga, sunscreen dan dinding juga diperiksa. Hasil pemeriksaan dengan 3(tiga) metode yaitu : Metode Ditjen PU menghasilkan persentase kekuatan struktur 99,09% termasuk kategori ANDAL. Pemeriksaan dengan Metode Komisi Teknik Amerika menghasilkan 73% jawaban YA dan 17%  jawaban TIDAK   untuk kategori syarat-syarat teknis struktur bangunan. Metode dari Takim Adriono dan Gedion Kusuma menghasilkan criteria struktur secara umum memenuhi kapasitas penampang kecuali pada tulangan geser initi join, syarat tulangan tekan balok dan penjangkaran tulangan balok pada sambungan balok-kolom luar
ANALISIS TEKNIS PEKERJAAN BALOK-PLAT LANTAI BANGUNAN PASCASARJANA UNTAD DENGAN METODE COMBIDEC-PRESTRESS Sulendra, I Ketut; Tatong, Burhan
JOURNAL TEKNIK SIPIL DAN INFRASTRUKTUR Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.14 KB)

Abstract

Penerapan sistem pelat lantai beton prategang tanpa lekatan masih jarang digunakan di Kota Palu. Sistem ini akan efektif jika digunakan pada bangunan tipikal dan pelat lantai bentang panjang antara  7-12 m. Gedung Pascasarjana Untad yang dibangun tahun 2009 merupakan contoh pertama penerapannya di daerah ini. Metode ini merupakan salah satu metode untuk mempercepat pekerjaan, karena prosesnya berulang, perancah bisa dilepas segera setelah dilakukan pekerjaan stressing pada umur beton 7 hari sehingga tidak perlu menunggu sampai beton berumur 28 hari. Kualitas bangunan yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang tinggi, karena bahan-bahan yang digunakan memiliki mutu yang tinggi dari segi homogenitasnya serta tenaga pemasangan icon steel dan post-tensioned strand tidak membutuhkan tenaga ahli yang banyak. Sehingga alih teknologi dari pekerja ahli ke pekerja lokal dapat terjadi. Pekerjaan pemasangan icon steel, strand, support bar, wiremesh dan perlengkapannya tidak memerlukan keahlian khusus. Hanya pekerjaan penarikan strand saja memerlukan keahlian khusus. Perawatan elemen struktur juga lebih murah karena struktur beton yang dihasilkan tidak mengalami retak-retak sehingga prosese karat tidak tejadi pada tulangan, apalagi strand sebagai pengganti tulangan sudah dilindungi dalam selubung polyethelene Hasil yang dicapai dari penerapan system pelat lantai prategang tanpa lekatan yaitu sangat memuaskan, struktur pelat yang dihasilkan sangat kuat, ringan dan mudah dalam pemeliharaanya. Bahaya karat akibat proses retakan dan oksidasi tidak terjadi. Jikalau ditunjang oleh pengadaan material tepat waktu, pekerjaan bisa lebih cepat secara signifikan dibandingkan pekerjaan system beton konvensional.
EVALUASI DAN TINDAKAN PENGURANGAN KERUSAKAN BANGUNAN BERDASARKAN PETA ZONASI GEMPA TAHUN 2010 Sulendra, I Ketut
JOURNAL TEKNIK SIPIL DAN INFRASTRUKTUR Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.761 KB)

Abstract

Di Indonesia ada  empat periode berlakunya peraturan tentang bagunan gedung yaitu : GBV & PBI-55, (2) PBI-71, (3) PPTGIUG-83 & SNI Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung Beton Bertulang tahun  (4) SNI Perencanaan Bangunan Beton Bertulang 2002 & SNI Bangunan Beton Bertulang Tahan Gempa tahun  2002, keempatnya mempunyai beban rencana gempa dan pendetailan tulangan yang berbeda-beda. Seiring dengan perubahan peta zonasi gempa yaitu peta zona gempa tahun 2010, yang mana Kota Palu berada pada daerah gempa dengan intensitas sangat tinggi sehingga diperlukan upaya evaluasi dan pengurangan kerentanan akibat gempa sehingga kerugian material dan korban jiwa dapat dikurangi. Langkah penting yang dibutuhkan adalah melakukan evaluasi terhadap bangunan yang telah berdiri dan melakukan perkuatan dan perbaikan untuk gedung yang setelah dilakukan evaluasi ternyata memiliki kapasitas beban gempa lebih kecil dari kapasitas beban sesuai peraturan terbaru. Telah banyak bangunan yang gagal dan hancur akibat gempa, dan telah banyak pula metode yang dikembangkan untuk mengurangi kerusakan akibat gempa tersebut. Sehingga sangat dibutuhkan pengembangan metode perkuatan dan perbaikan struktur bangunan untuk mengantisipasi kerusakan bangunan pada saat terlanda gempa. Titik-titik lemah bangunan yang merupakan titik-titik kegagalan bangunan akibat beban gempa, antara lain : join fondasi-kolom, join balok-kolom, dinding pasangan dan system struktur atap. Elemen-elemen tersebut sangat membutuhkan perkuatan sebelum terjadi gempa serta pendetailan penulangan yang akurat. Perkuatan dan perbaikan elemen struktur bangunan yang telah dikembangkan antara lain : perbaikan kerusakan dinding pasangan dengan metode plesteran yang diperkuat kawat, melapisi elemen strutur bangunan dengan lapisan betob baru, penambahan tulangan dan lapisan beton dengan metode shotcrete pada elemen balok, kolom dan pelatdan perbaikan retak dengan bahan epoxy recin pada elemen pelat
Redesain dan Perkuatan Struktur Abutmen Beton Bertulang Jembatan Sumara Sulendra, I Ketut; Listiawaty, Hilda
JOURNAL TEKNIK SIPIL DAN INFRASTRUKTUR Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.274 KB)

Abstract

Bridge is one of the most important transportation infrastructures that joining two side of highway thus the bridge is highly needed. To design a bridge geotechnical and hydrological data is crucial as well as characteristic of the river. In the case if a bridge were designed without acurately determine the 50 year return period of flood, then the bridge possibly  are not save against real flood that may occur. Thus the abutment has to be redesign and retrofitted. Redesign is important to fullfill requirement of high of free space superstructure if the maximum flood occur. Redesign conducted by adding 1,6 m high of the abutment. Controlling stabilities of the abutment i.e: shear and overturning were done. Retrofitting was applied by adding longitudinal and transversal reinforcement with the same dimension and space especially at the joint of transversal reinforcement, transversal reinforcement space reduced to half of its normal space. Longitudinal reinforcement applied was D19-150 and the transversal reinforcement was ᴓ12-100. To connect the fresh concrete and existing concrete applied material were epoxy resin based produced by PT. SIKA Nusa Pratama SIKADUR®732.
Analisis Material Beton Bertulang Pasca Kebakaran dan Metode Perbaikan Elemen Strukturnya Sulendra, I Ketut; Tatong, Burhan
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 16, Nomor 1, PEBRUARI 2008
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.136 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v16i1.3665

Abstract

Fire is often destroyed on building structures at any time. Fired caused to change physically and mechanically of properties of reinforced concrete building. Strength, stiffness and ductility of structures generally decrease and degradation after fired. Some method to estimate and assessment residual strength of reinforced structured after fired are very importat to research and to forensic engineering structure after fired. Estimated high temperature and duration of fired after fired by phenolphthalein indicator (PP-test), CaO-free test and Hammer Test. Values of concrete compression strength and tensil strength of reinforced estimate from field samples. Some samples are put by core drill apparatus to give cylendric concrete and testing by compression testing ubit. Some concrete beams to made and to give 400ºC, 600ºC, 800ºC and 1000ºC temperature to indicated middle and heavy destroyed after fired. Flexural and shear repairing to give to those beams. To found  little to middle destroyed at GUDANG building and middle to heavy destroyed at PASAR INPRES MANONDA building after tst by by phenolphthalein indicator (PP-test), CaO-free test and Hammer Test. Concrete compression strength more than  50% decrease  after 800ºC fired and more than 20% decrease reinforced tensil strength after fired at 1000ºC fired temperature indicated middle to heavy destroyed. Repairing by CFS to the beams give result only 63% flexural strength at 800ºC and 53% shear strength at 800ºC.If fired 400ºC to 600ºC fired temperature the repairedto the beams by CFS can increase flexural and shear strength more than intact beams.Keywords: Reinforced Concrete, Fire, RepairingPermalink: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3665[How to cite: Sulendra, I.K. dan Tatong, B. (2008), Analisis Material Beton Bertulang Pasca Kebakaran dan Metode Perbaikan Elemen Strukturnya, Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Tahun 16, No. 1, pp. 48-60]