Moh. Sulhan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : NADWA

Nilai Profetis Pendidikan Islam untuk Menanggulangi Perdagangan Manusia Sulhan, Moh.
Nadwa Vol 6, No 2 (2012): Signifikansi Pendidikan Profetis
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2012.6.2.585

Abstract

Trafficking creates human as commerce object by deception modus, trap, tease, fake appointment, forcing and exploitation, even the violations that insult the human. The Consortium of Indonesia Migrant Labour (KOBUMI) noted that 1-1.5 million from 5 million of Indonesia migrant labours are the victim. American Center for International Labor Solidarity (ACILS) report in 2003 noted that 700.000 to 1 million Indonesia migrant labours who is employable as prostitute. Many of provinces in Indonesia, such as North Sumatra, Riau, Lampung, West Java, Jakarta, Central Java, East Java, West Borneo, East Borneo, North Cele-bes, Bali, and The West Lesser Sundas are the sources of trafficking area. Seeing that trafficking serious problem in Indonesia, it is important to encourage the prevention by adopting many of ethic values as the reinforcement of human re-source and education. Here, Islamic education is important enough to overcome anti-trafficking.AbstrakTrafficking menjadikan manusia sebagai objek perdagangan melalui modus pen-ipuan, jebakan, bujuk rayu, janji palsu, pemaksaan dan eksploitasi serta bentuk-bentuk pelanggaran yang merendahkan martabat manusia. Konsorsium Buruh Migran Indonesia (KOBUMI) mencatat 1-1,5 juta dari 5 juta buruh migran In-donesia adalah korban. American Center for International Labor Solidarity (ACILS) report 2003 mencatat terdapat 700.000 sampai 1 juta buruh migran Indonesia yang dipekerjakan sebagai pekerjaan seksual, penghibur, dan ek-sploitasi kerja lainnya. Banyak propinsi di Indonesia seperti, Sumatera Utara, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Bali dan Nusa Tenggara Barat adalah sumber daerah Trafficking. Melihat demikian serius problem Trafficking di In-donesia, dirasa sangat penting untuk mencari bentuk pencegahan melalui adopsi berbagai nilai etis bagi penguatan sumber daya manusia, penguatan kapasitas dengan pendidikan. Di sini, letak Pendidikan Islam untuk menanggulangi anti Trafficking ini menjadi penting untuk dirumuskan.
Nilai Profetis Pendidikan Islam untuk Menanggulangi Perdagangan Manusia Sulhan, Moh.
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 6, No 2 (2012): Signifikansi Pendidikan Profetis
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2012.6.2.585

Abstract

Trafficking creates human as commerce object by deception modus, trap, tease, fake appointment, forcing and exploitation, even the violations that insult the human. The Consortium of Indonesia Migrant Labour (KOBUMI) noted that 1-1.5 million from 5 million of Indonesia migrant labours are the victim. American Center for International Labor Solidarity (ACILS) report in 2003 noted that 700.000 to 1 million Indonesia migrant labours who is employable as prostitute. Many of provinces in Indonesia, such as North Sumatra, Riau, Lampung, West Java, Jakarta, Central Java, East Java, West Borneo, East Borneo, North Cele-bes, Bali, and The West Lesser Sundas are the sources of trafficking area. Seeing that trafficking serious problem in Indonesia, it is important to encourage the prevention by adopting many of ethic values as the reinforcement of human re-source and education. Here, Islamic education is important enough to overcome anti-trafficking.AbstrakTrafficking menjadikan manusia sebagai objek perdagangan melalui modus pen-ipuan, jebakan, bujuk rayu, janji palsu, pemaksaan dan eksploitasi serta bentuk-bentuk pelanggaran yang merendahkan martabat manusia. Konsorsium Buruh Migran Indonesia (KOBUMI) mencatat 1-1,5 juta dari 5 juta buruh migran In-donesia adalah korban. American Center for International Labor Solidarity (ACILS) report 2003 mencatat terdapat 700.000 sampai 1 juta buruh migran Indonesia yang dipekerjakan sebagai pekerjaan seksual, penghibur, dan ek-sploitasi kerja lainnya. Banyak propinsi di Indonesia seperti, Sumatera Utara, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Bali dan Nusa Tenggara Barat adalah sumber daerah Trafficking. Melihat demikian serius problem Trafficking di In-donesia, dirasa sangat penting untuk mencari bentuk pencegahan melalui adopsi berbagai nilai etis bagi penguatan sumber daya manusia, penguatan kapasitas dengan pendidikan. Di sini, letak Pendidikan Islam untuk menanggulangi anti Trafficking ini menjadi penting untuk dirumuskan.