Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MEDIA PEMBELAJARAN DARING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MEMBERI EDUKASI TENTANG KAWASAN TANAH GAMBUT DI SMAN 10 PETUK KATIMPUN Rinto Alexandro; Akhmad Frenky Okada; Elisabet Pardosi; Jeni Makaruehni; Amita Sari; Anthoni Anthoni; Indah Cici Lestari J; Jonlika Jonlika; Nur Istiqomah; Pandi Irawandi; Sayu Hartini; Selvi Selvi; Septiana Septiana; Yenasadieni Yenasadieni; Yunus Labora; Yunyanti Suryanti
Bakti Banua : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): BAKTI BANUA : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.493 KB) | DOI: 10.35130/bbjm.v1i2.131

Abstract

Lahan gambut terbentuk karena adanya penambahan bahan organik segar yang lebih cepat dari pada perombakannya sehingga terjadi timbunan organic dari waktu ke waktu gambut Indobesia sangat potensial di manfaatkan untuk penyediaan bahan pangan. Pemanfaatan lahan gambut yang lebih masif untuk memasok bahan pangan di picu oleh (1) laju alih fungsi lahan pertanian, (2) pertambahan jumlah penduduk, dan (3) keinginan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Tanah gambut dalam system klasifikasi tanah USDA termasuk dalam ordo Histosol. Tanah gambut juga dapat di klasifikasikan berdasarkan tingkat dekomposisi, kesuburan, fisiografi, proses pembentukan, bahan penyusun dan ketebalan gambut. Berdasarkan ketebalan gambut, tanah gambut dengan ketebalan 50-100 cm di kategori dalam gambut dangkal atau tipis. Karakteristik dan potensi lahan gambut di tentukan oleh sifat kimia, fisika, dan biologi. Semakin tebal gambut, semakin rendah potensi untuk budidaya tanaman dan hortikultura. Potensi lahan gambut dangkal atau tipis di Indonesia di perkirakan sekitar 5 juta 241.473 ha atau 35,17% dari total luas lahan gambut Indonesia, tersebar di pulau Papua ( 2.425.523 ha), pulau Sumatra (1.767.303 ha), dan pulau Kalimantan (1.048.611 ha). Lahan tersebut baru sebagian kecil dimanfaatkan petani untuk budidaya tanaman pangan, dan hortikultura dengan produktifitas yang tergolong rendah. Kebakatan lahan gambut dan factor lainnya menyebakan terjadinya dinamika luas lahan gambut tipis. Potensi gambut tipis dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai, tanaman hortikultura buah-buahan seperti nenas, pisang, papaya, melon,dan tamanaman hortikultura sayuran berupa tomat, pare, mentimun, cabai, kangkong, dan bayam. Kontribusi lahan gambut tipis terhadap produksi tanaman pangan dan hortikultura di perkirakan 50-60% dari tital produksi lahan gambut.