Daniel K. Listijabudi
Universitas Kristen Duta Wacana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Berteologi Kontekstual dari Sasi Humah Koin di Fena Waekose – Pulau Buru Resa Dandirwalu; J. B. Banawiratma; Daniel K. Listijabudi
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 5, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v5i2.502

Abstract

Abstract. This article departed from the reality of forest exploitation on Buru Island by the community, the operation of PT. Gema Sanubari and the plywood industry in 1980, so that most of the forest became deforested. This article aimed to construct an ecotheology that derives from the values contained in sasi humah koin, in the context of nature conservation efforts. This study was conducted by qualitative method, by collecting data through in-depth interviews with the king, traditional figures, and community leaders in Fena Waekose. Based on the analysis carried out, the sasi humah koin contain value and at the same time can be an instrument in nature preservation effort. Thus, it can be concluded that Christian theology can dialogue with local wisdom that will give poser in nature conservation.Abstrak. Artikel ini mengacu dari realitas eksploitasi hutan di Pulau Buru oleh masyarakat, hadirnya PT. Gema Sanubari dan industri kayu lapis pada tahun 1980, sehingga sebagian besar hutan menjadi gundul. Tujuan artikel ini adalah mengembangkan ekoteologi yang bersumber dari nilai yang terkandung dalam sasi humah koin, dalam rangka upaya pelestarian alam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pengambilan data melalui wawancara mendalam dengan Raja, Tokoh Adat, dan Tokoh Masyarakat di Fena Waekose. Berdasarkan analisis yang dilakukan, sasi humah koin mengandung nilai dan sekaligus dapat menjadi instrument dalam upaya pelestarian alam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teologi Kristen dapat berdialog dengan kearifan lokal untuk menjadi kekuatan dalam pelestarian alam.