Harry J. G. Sumual
Universitas Sam Ratulangi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK Pengan, Venesia; Sumual, Harry J. G.; Rares, Laya M.
e-CliniC Vol 2, No 2 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v2i2.5099

Abstract

Abstract: One of the complications of diabetes is microvascular complications of retinopathy in the eye is that if it continues to be a cause of blindness. The incidence of diabetic retinopathy continues to increase with the increase in people with diabetes with uncontrolled blood sugar. Blindness due to diabetic retinopathy is a health problem that look out world because of blindness will decrease the patient's quality of life and productivity which ultimately led to the social burden to society. The purpose of this study was to determine the tendency of patients with diabetic retinopathy. This is a descriptive study to examine the data of diabetic retinopathy patients in ophthamology community health center. It was found that the number of patients with diabetic retinopathy in 2012 is 34 people and in 2013 amounted to 44 people. An increasing number of people with diabetic retinopathy in 2013 amounted to 10 people or in a precentage of an increase in the number of patients is as much as 29.41%. Number of patients with diabetic retinopathy men in 2012 was 12 and in 2013 to 15 so as to increase by 25% and the number of women in 2012 was 22 and in 2013 was 29, an increase in patients is as much as 31.81%. Based on the group of age, the amount of patients in 2013 in the group of 20-40 years is 2 persons, 41-60 years amounted to 20 people, >60 amounted to 14 people, while in 2013 the number of people in the group of 20-40 years became 3 persons, 41-60 years to 30 people and >60 became 11 people. Increased number of patients with diabetic retinopathy in 2013 with the total of 10 persons and a precentage of 29.41%.Keywords: diabetic mellitus, diabetic retinopaty.     Abtrak: Salah satu komplikasi dari DM adalah komplikasi mikrovaskuler pada mata yaitu retinopati yang jika terus berlanjut akan menjadi penyebab kebutaan. Angka kejadian retinopati diabetik terus meningkat dengan peningkatan penyandang DM disertai gula darah tidak terkontrol. Kebutaan akibat retinopati diabetik ini menjadi masalah kesehatan yang diwaspadai dunia karena kebutaan akan menurunkan kualitas hidup dan produktivitas penderita yang akhirnya menimbulkan beban sosial bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya kecenderungan penderita retinopati diabetik. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan meneliti data-data penderita retinopati diabetik di Balai Kesehatan Mata Masyarakat. Didapatkan bahwa jumlah penderita pasien retinopati diabetik pada tahun 2012 sebanyak 34 orang dan tahun 2013 berjumlah 44 orang. Peningkatan jumlah penderita retinopati diabetik di tahun 2013 berjumlah 10 orang atau dalam persentase terjadi peningkatan jumlah penderita sebanyak 29,41%. Jumlah penderita retinopati diabetik laki-laki pada tahun 2012 adalah 12 orang dan tahun 2013 menjadi 15 orang sehingga terjadi peningkatan sebanyak 25% dan jumlah perempuan pada tahun 2012 adalah 22 orang dan pada tahun 2013 adalah 29 orang, peningkatan penderita sebanyak 31,81%. Berdasarkan kelompok umur jumlah penderita pada tahun 2012 dengan kelompok umur 20-40 tahun berjumlah 2 orang, 41-60 tahun berjumlah 20 orang, >60 berjumlah 14 orang sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita dengan kelompok umur 20-40 tahun menjadi 3 orang, 41-60 tahun 30 orang dan>60 tahun menjadi 11 orang. Terjadi peningkatan jumlah penderita retinopati diabetik di tahun 2013 dengan jumlah 10 orang dengan presentase 29,41%. Kata kunci: diabetes melitus, retinopati diabetik.
PEMBERIAN VITAMIN PADA PENYAKIT MATA Jacobs, George E.; Sumual, Harry J. G.; Rares, Laya M.
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.7130

Abstract

Abstract: Vitamin intervention is known as a part of efforts to prevent the organ damages due to ocular diseases. However, ocular side effects associated with vitamin therapy has been reported, frequently. This study aimed to discover vitamin therapy and its relevancy in ocular diseases. This was a retrospective descriptive study which was conducted at the Department of Ophthalmology, General Hospital of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado from November – December 2014. Population consisted of 435 medical records from July – September 2014. History of vitamin therapy was observed in 5 samples. Glaucoma suspect with NutriVision™ (relevant/irrelevant), KSS (Kearns-Sayre syndrome) with vitamin B1 and B +C complex (relevant), PACG (primary angle closure glaucoma) + Keratopathy with vitamin B+C comp (irrelevant), PACG + Pseudophakic post SICS (small incision cataract surgery) with Enervon-C™ (irrelevant), and NTG (normal-tension glaucoma) with NutriVision™ (relevant). Conclusion: There were relevant vitamin therapies as well as irrelevant vitamin therapies in ocular diseases. Therefore, a vitamin therapy is still be argued whether it is relevant or irrelevant in ocular diseases.Keywords: vitamin therapy, ocular diseasesAbstrak: Intervensi vitamin dikenal sebagai salah satu upaya untuk mencegah kerusakan organ mata, namun tak jarang hal ini dapat menyebabkan efek samping pada mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian vitamin dan relevansinya pada penyakit mata. Penelitian dilakukan di Poliklinik Ilmu Penyakit Mata BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada bulan November – Desember 2014 dengan metode penelitian deskriptif retrospektif. Populasi penelitian ialah 435 data rekam medik periode Juli – September 2014. Hasil penelitian memperlihatkan 5 sampel dengan riwayat terapi vitamin. Glaucoma suspect dengan terapi multivitamin NutriVision™ (relevan/tidak relevan), KSS (Kearns-Sayre syndrome) dengan terapi vitamin B1 dan B + C kompleks (relevan), PACG (primary angle closure glaucoma) + Keratopati dengan terapi vitamin B + C kompleks (tidak relevan), PACG + Pseudofakia post SICS (small incision cataract surgery) dengan terapi multivitamin Enervon-C™ (tidak relevan) dan NTG (normal-tension glaucoma) dengan terapi multivitamin NutriVision™ (relevan). Simpulan: Terdapat pemberian vitamin baik yang relevan maupun yang tidak relevan dengan penyakit mata. Pemberian vitamin masih diperdebatkan apakah relevan atau tidak dengan penyakit mata.Kata kunci: pemberian vitamin, penyakit mata
INDIKASI BEDAH KATARAK DI POLIKLINIK MATA BLU RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU MANADO Indra, Charles; Sumual, Harry J. G.; Rares, Laya M.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2634

Abstract

Abstract: According to the World Health Organization (WHO), cataracts are the leading cause of blindness and visual impairment throughout the world. Cataract surgical indications are classified into three groups: 1) visual acuity rehabilitation, 2) medical indications, and 3) cosmetic indications. This study aimed to obtain the indications for cataract surgery at the Ophthalmology Department of Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital Manado. This was a descriptive retrospective study. Data were collected from the medical records at the Ophthalmology Department of Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital. The results showed that there were 84 cataract patients who underwent cataract surgery from January to June 2012. Based on the indications of cataracts surgery, visual acuity rehabilitation were found in 81 cases (96.43%) and medical indications in 3 cases (3.57%). Conclusion: In these results, it was found that the most cases requiring cataract surgery were in the group: visual acuity rehabilitation. Cosmetic indication was not found in this study. Keywords: cataract, surgery, indication.    Abstrak: Berdasarkan WHO, katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di dunia. Terdapat tiga kelompok indikasi bedah katarak, yaitu: 1) rehabilitasi ketajaman penglihatan, 2) indikasi medis, dan 3) indikasi kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikasi yang mendorong dilakukannya bedah katarak di Poliklinik Mata BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan menggunakan data dari catatan medis di Poliklinik Mata BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat 84 kasus bedah katarak periode Januari-Juni 2012. Berdasarkan indikasi bedah katarak terdapat 81 kasus (96,43%) dengan indikasi rehabilitasi ketajaman penglihatan dan 3 kasus (3,57%) dengan indikasi medis. Simpulan: Indikasi bedah katarak yang paling sering ditemukan di Poliklinik Mata BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado ialah rehabilitasi ketajaman penglihatan. Indikasi kosmetik tidak ditemukan dalam penelitian ini. Kata kunci: katarak, indikasi, bedah.
USIA HARAPAN HIDUP DENGAN RETINOPATI DIABETIK Kanine, Eksys G.; Sumual, Harry J. G.; Rares, Laya
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.6839

Abstract

Abstract: Life expectancy is a year life estimation from individual that stay in a region from a certain cluster of life creatures and as an indicator to see the raising of inhabitant prosperous in general way, and raising of health degree in particular way. North Sulawesi is on 3rd place of the highest life expectancy in Indonesia. Higher life expectancy of a country or region it means higher risk too increase the incident of degenerative diseases or metabolic disorder disease, for example is diabetes mellitus. Indonesia is on 4th place with the most incident of diabetes mellitus after China, USA, and India. Diabetic retinopathy is the most common complication from diabetes and the prominet cause of blindness in productive age.This research is belong to descriptive retrospective design with 205 sample at BLU RSUP Prof. R. D Kandou Manado. This research purpose is want to see if the increase of life expectancy affect on diabetic retinopathy incident from the young age till old age. Conclusion : And the result is didn’t get any significant raising of diabetic retinopathy incident from young age till old age.Keywords: life expectancy, diabetic retinopathy, age.Abstrak: Usia harapan hidup adalah perkiraan jumlah tahun hidup dari individu yang berdiam di suatu wilayah dari sekelompok makhluk hidup tertentu dan merupakan indikator dalam melihat peningkatan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan peningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Sulawesi Utara menempati urutan ketiga dengan angka usia harapan hidup tertinggi di Indonesia. Semakin tinggi usia harapan hidup suatu negara atau daerah maka semakin tinggi pula angka kejadian untuk penyakit-penyakit degeneratif ataupun penyakit gangguan metabolik contohnya seperti diabetes mellitus. Indonesia adalah negara keempat dengan penyandang diabetes mellitus terbanyak didunia setelah China, USA, dan India. Retinopati diabetik adalah komplikasi tersering dari diabetes mellitus dan merupakan faktor utama penyebab kebutaan di usia produktif. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain descriptive retrospective dengan 205 sampel di BLU RSUP Prof. R. D. Kandou Manado. Penelitian dimaksudkan untuk melihat apakah dengan usia harapan hidup yang meningkat berpengaruh terhadap kenaikan yang signifikan pada angka kejadian retinopati diabetik dari usia muda sampai usia tua. Simpulan : Dari hasil penelitian ternyata tidak didapatkan peningkatan angka kejadian retinopati diabetik yang signifikan dari usia muda sampai usia tua.Kata kunci: usia harapan hidup, retinopati diabetik, usia