Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Islam, Multikulturalisme, dan Pancasila sahirul alim
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 23, No 2 (2019): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v23i2.13938

Abstract

AbstractIslam is not only a theological system; it has formed a holistic civilization, along with the history of humanity since more than 15 centuries ago. The doctrinal principles of Islam almost never conflict with cultural realities, except when these sacred teachings really hate anything which is contrary to human values. Islam recognizes the principle of multiculturalism as it is confirmed in the Qur’an. That is why, the process of islamization in Indonesia spread quickly and almost doctrinal matters of Islam were in accordance with the values of Indonesian tradition and culture. Indonesia is the largest Muslim country in the world, with a diversity of cultures, languages and religions (multiculturalism) but is able to maintain unity in the diversity of its society by adhering a state philosophy and ideology namely Pancasila. A unique experience of an “organic-multiculturalism” almost went unnoticed, that Pancasila was a synthesis of Islamic social values within multicultural circumstances integrating any diversities into the form of the “Negara Kesatuan Republik Indonesia” (NKRI).AbstrakIslam bukan hanya sistem teologis; Ia telah membentuk peradaban holistik, seiring dengan sejarah umat manusia sejak lebih dari 15 abad yang lalu. Prinsip doktrinal Islam hampir tidak pernah bertentangan dengan realitas budaya, kecuali jika ajaran sakral ini sangat membenci segala sesuatu yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Islam mengakui prinsip multikulturalisme seperti yang ditegaskan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, proses islamisasi di Indonesia menyebar dengan cepat dan hampir semua masalah doktrinal Islam sesuai dengan nilai-nilai tradisi dan budaya Indonesia. Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, dengan keragaman budaya, bahasa dan agama (multikulturalisme) namun mampu menjaga persatuan dalam keberagaman masyarakatnya dengan menganut falsafah dan ideologi negara yaitu Pancasila. Pengalaman unik dari “multikulturalisme organik” hampir luput dari perhatian, bahwa Pancasila merupakan sintesis nilai-nilai sosial Islam dalam lingkungan multikultural yang mengintegrasikan keragaman ke dalam bentuk “Negara Kesatuan Republik Indonesia” (NKRI).
PERAN PESANTREN NURUL HAKIM KEDIRI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Sahirul Alim
MUSLIMPRENEUR : Jurnal Ekonomi dan Kajian Keislaman Vol. 2 No. 1 (2022): Muslimpreneur
Publisher : MUSLIMPRENEUR : Jurnal Ekonomi dan Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Posisi pesantren dalam gerakan sosial sangat dominan di bidang penggarapan manusianya. Hal ini sangat erat hubungannya dengan ciri-ciri pesantren sebagai lembaga kemasyarakatan. Aspek-aspek ini sangat relevan dengan mempersiapkan individu atau masyarakat kearah pribadi yang siap pakai baik moril maupun materil. Penggarapan manusia, baik sebagai individu atau dalam lingkup masyarakat yang menjadi tugas penting pesantren ternyata memiliki persinggungan dengan hakikat pemberdayaan. Dalam aras atau matra pemberdayaan jelas disebutkan bahwa pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo dan makro. Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri kemudian mengambil peran yang besar dalam rangka memberdayakan masyarakat sekitar pondok sebagai bentuk pengejewantahan tugas mulianya menggarap manusia untuk menjadi manusia aktif, kreatif dan produktif. Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri nyata memperlihatkan eksistensiya dalam rangka memberdayakan masyarakat sekitar. Kontribusi pondok pesantren wujud dengan kemampuannya menjadi penyedia lapangan kerja buat masyarakat, bermitra dengan masyarakat dengan ragam usaha seperti jasa loundry, percetakan, kantin dan lain-lain yang semuanya jelas bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan memberdayakan masyarakat.
STRATEGI PEMASARAN PERAJIN ANYAMAN KETAK DI DESA SENGKERANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH Sahirul Alim
MUSLIMPRENEUR : Jurnal Ekonomi dan Kajian Keislaman Vol. 2 No. 2 (2022): MUSLIMPRENEUR
Publisher : MUSLIMPRENEUR : Jurnal Ekonomi dan Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemasaran secara awam dimaknai sebagai proses mempertukarkan produk baik berupa barang ataupun jasa kepada konsumen, dan kegiatan ini kerap dimaknai sebagai proses yang berdiri sendiri terlepas dengan kegiatan yang lain. Memaknai pemasaran seperti ini kemudian membawa kepada implikasi pemasaran sering terjadi sebelum produk dibuat dan siap didistribusikan. Padahal pemasaran adalah kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe/search), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan tingkat harga (price), mempromosikannya supaya dikenal konsumen (promotion) dan mendistribusikan ke tempat konsumen (place). Kajian Deskriptif yang dilakukan terhadap 15 perajin anyaman ketak di Desa Sengkerang Kabupaten Lombok Tengah diperoleh fakta empiris tentang strategi pemasaran yang mereka terapkan. Perajin anyaman ketak sudah menerapkan strategi bauran pemasaran (marketing mix strategy), yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan distribusi serta strategi promosi. Dalam hal produksi, perajin memproduksi berdasarkan permintaan pasar. Perajin ternyata tanpa disadari telah mengadopsi pola bisnis modern, yakni memproduksi apa yang bisa dijual, tidak menjual apa yang bisa diproduksi. Dalam literatur Manajemen Pembiayaan teknik ini sering disebut just in time, sebuah konsep bisnis modern yang kontra dengan model tradisional. Lama waktu pengerjaan, jenis dan jumlah bahan yang digunakan serta tingkat kesulitan menjadi penentu harga di pasar. Harga tergantung biaya produksi, dengan menambah keuntungan sekitar 20-30 persen dari biaya produksi total. Metode penentuan harga yang digunakan perajin diistilahkan dengan cost plus pricing method . Pemasaran anyaman ketak ada yang dilakukan secara langsung adapula yang tidak langsung. Pemasaran langsung berarti barang dibeli langsung oleh konsumen dari perajin, sedangkan pemasaran tidak langsung berarti konsumen tidak langsung mendapatkan barang kerajinan dari perajin tetapi diperoleh dari pihak-pihak lain misalnya artshop dan lainnya.
PERSEPSI WISATAWAN TENTANG KUALITAS KENYAMANAN (Studi Kasus di Kawasan Mandalika) Sahirul Alim; Zamroni Alpian Muhtarom
MUSLIMPRENEUR : Jurnal Ekonomi dan Kajian Keislaman Vol. 3 No. 1 (2023): Muslimpreneuer
Publisher : Fakultas Ekonomi Islam Institut Agama Islam Nurul Hakim Kediri Lombok Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57215/muslimpreneur.v3i1.241

Abstract

Kawasan Mandalika memiliki magnet dan menjadi destinasi wisata yang mampu menghipnotis pengunjung karena panorama alamnya yang tidak kalah dan bisa disejajarkan dengan destinasi wisata yang ada di Nusantara. Suksesnya gelaran internasional Word SuperBike dan Grand Prix Motor GP tahun 2021 silam seakan menjadi momentum untuk membuat kawasan ini mendunia dan melegenda seperti Putri Mandalika. Persepsi merupakan proses internal yang diakui individu dalam menyeleksi, dan mengatur stimuli yang datang dari luar, ditangkap oleh indera secara spontan. Pikiran dan perasaan akan memberi makna atas stimuli tersebut. Dalam penelitian ini persepsi wisatawan diperoleh dengan melakukan penelitian secara deskriptif tentang kualitas kenyamanan dengan menggunakan beberapa indikator: kualitas kenyamanan yaitu : a. informasi; b. penerimaan pesanan; c. keramahan; d. penagihan; e. pengamanan. Berdasarkan peneltian, diperoleh data bahwa sebagian besar wisatawan (di atas 60%) dengan menggunakan indikator-indikator di atas menyatakan kualitas kenyamanan di kawasan Mandalika sudah bagus. Persepsi wisatawan tentang kemudahan mengakses informasi kawasan serta barang dan jasa yang akan digunakan. Demikian juga tentang ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung yang dibutuhkan , wisatawan menyatakan puas. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah keamanan yang dirasakan oleh wisatawan. Mereka memberi kesan bahwa kawasan wisata Mandalika adalah tempat yang aman untuk berwisata,
KONTRIBUSI LEMBAGA AMIL ZAKAT DASI NTB DALAM PEMBERDAYAAN UMAT Sahirul Alim; Iman Hidayatullah; Ahmad Tarmizi Lubis
MUSLIMPRENEUR : Jurnal Ekonomi dan Kajian Keislaman Vol. 3 No. 2 (2023): MUSLIMPRENEUR
Publisher : Fakultas Ekonomi Islam Institut Agama Islam Nurul Hakim Kediri Lombok Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57215/muslimpreneur.v3i2.331

Abstract

Kehadiran Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah membawa angin segar sebagai bentuk reformasi pengelolaan zakat di tanah air. Kiprahnya mulai dirasakan manfaatnya oleh umat Islam. Perannya dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat semakin nyata. LAZ DASI NTB memiliki andil dalam upaya pemberdayaan umat melalui 5 bidang/program; bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang kesehatan, bidang sosial kemanusiaan dan bidang dakwah. Berbagai macam program untuk pemberdayaan masyarakat yang telah dan sedang dilaksanakan oleh LAZ DASI NTB antara lain: pertama pada bidang pendidikan, secara garis besar yaitu ada program beasiswa pendidikan formal, tahfizh-ku. Kedua bidang kesehatan yaitu LAZ DASI NTB memiliki 7 ambulance, rumah sehat LAZ DASI NTB, dan rumah singgah yang lokasinya didekat RSUP. Ketiga, bidang ekonomi diantaranya, mitra mandiri dengan memanfaatkan masyarakat yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk pelatihan. Keempat, bidang sosial kemanusiaan memiliki program diantaranya ada rumah ceria mandiri untuk menampung anak-anak terlantar Kelima, bidang dakwah, ada program sejuta Al-Qur’an dan dakwah kesehatan. Pemberdayaan umat oleh LAZ DASI NTB juga melalui beasiswa RTE (Rumah Tahfizh Entrepreneur) untuk mahasiswa. Mahasiswa diberikan lokasi atau asrama sebagai tempat tinggal, diberikan uang bulanan untuk memenuhi kebutuhan serta pemberian pelatihan-pelatihan bisnis.