PRIYANTO SUNARTO
Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa 10, Bandung 40132

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Media Pengenalan Konsep Dasar Pecahan Melalui Buku Cerita “Balok Balok Es Poyo” untuk Sekolah Dasar Rahmawati, Nandiasa; SUNARTO, PRIYANTO
Visual Communication Design Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Visual Communication Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Abstrak   Media pembelajaran sangat penting dalam perkembangan pemahaman terhadap materi, terutama beberapa materi yang dianggap sulit oleh siswa di awal sekolah dasar. Namun media yang ada sekarang ini sayangnya masih dianggap kurang ‘bersahabat’ dan momok matematika belum terhapus dari keseharian kebanyakan anak. Tulisan ini menjelaskan tentang bagaimana sebuah konsep dasar tentang sebuah materi divisualisasikan melalui kolaborasi antara buku cerita dan permainan dibuat untuk membantu menghapuskan momok tentang matematika yang tidak menyenangkan. Kolaborasi tersebut berupa paduan konsep yang disulap menjadi materi cerita dan illustrasi yang menarik perhatian anak dasar yang dapat digunakan oleh orang tua murid dirumah atau pembuka materi oleh guru, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kelas yang memberikan pembelajaran berupa pengalaman. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa desain grafis, salah satu tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk memberi sumbangan kecil bagi dunia pendidikan untuk siswa SD. Kata Kunci : Buku cerita, Pecahan, Ilustrasi   Abstract Learning Media is very important in development of an understanding of subject, especially some of subject that was considered difficult by students in early elementary school. But now, media is unfortunately still considered “unfriendly” and scourge of mathematics has not been erased from everyday life of most children. This writing explain about math disagreeable. The collaboration in form of a concept changed into matter stories and illustration which concern the basic learning to experience. Therefore, as a student of graphic design, one of the aims to this final assignment is to contribute small idea for the world of education of elementary school.
ANIMASI INTERAKTIF WAWASAN LAYANG-LAYANG NUSANTARA Pangastuti, Moerdiani Dyah; Sunarto, Priyanto
Visual Communication Design Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Visual Communication Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Abstrak Layang-layang merupakan karya karya budaya yang telah menjadi salah satu bentuk permainan di Masyarakat, terutama pada masyarakat petani. Hingga sekarang, Layang-layang merupakan  karya budaya yang memiliki karakter Multidimensi. Layang-layang juga sangat berperan penting sebagai media promosi dan memperkenalkan budaya Nusantara lainnya. Misalnya layang-layang yang berbentuk barong, tokoh pewayangan, layang-layang bersusun orang yang memakai baju daerah, dan ukiran-ukiran khas nusantara yang terdapat di layang-layang tradisional. Keragaman budaya yang ada di Indonesia juga menghasilkan keberagaman jenis dan bentuk layang-layang tradisional di berbagai daera hal itu menjadi bukti kekayaan khazanah layang-layang Tanah Air. Oleh karena itu, Layang-layang menjadi komoditas berharga, baik dari ekonomi, budaya dan pariwisata. Apalagi layang-layang kini digemari oleh berbagai bangsa di berbagai belahan dunia. Lewat layang-layang juga dapat dijalin persahabatan dengan adanya kompetisi dan festival layang-layang, baik di tingkat lokal, regional, maupun Internasional. Layang-layang merupakan permainan tradisional yang cukup digemari .Namun seiring berkembangnya teknologi komunikasi, permainan ini sudah mulai tergantikan oleh permainan lainnya yang lebih canggih. Melalui survey dan studi literatur, animasi interaktif menjadi media yang dipilih. Animasi interaktit dapat diakses dengan mudah dan dapat diakses melalui social media,internet,dan lain-lain, dan memungkinkan interaksi dari orang yang menontonnya.  Alur cerita dan konten berupa wawasan tentang layang-layang di dalam animasi tersebut diharapkan dapat membangkitkan memori akan permainan  tradisional tersebut dan sekaligus menambah wawasan penontonnya. Kata Kunci : Animasi, Layang-layang, Interaktif, Permainan   Abstract Kite is a cultural work that has become one of the game in society, especially in farming communities. Until now, The kite is a work culture that has a multidimensional character. The kite is also have an important role as a media campaign and introduce other Nusantara culture. For example, a kite-shaped barong, puppet characters, kite tiered person wearing the traditional clothes, and carvings typical of the archipelago is located in a traditional kite. Cultural diversity in Indonesia also produces the diversity of types and forms of traditional kites in various place it became evident wealth of treasures kite country. Therefore, the kite becomes a valuable commodity, both in economy, culture and tourism. Moreover, the kite is now favored by various nations around the world. Through the kite can also forged friendships from competition and kite festival, at local, regional, and international. kite is a quite popular traditional game. But with the development of communications technology, this game has replaced by other sophisticated games. Through surveys and literature studies, interactive animation become selected media. Interaktit animation can be accessed easily and through social media, internet, etc., and allows the interaction of people who watch it. Storyline and content about the kite in the animation is expected to evoke the memory of traditional games and at the same time broaden the audience.
Mitos Representasi Ibu dari Masa ke Masa Sihombing, Riama Maslan; Sabana, Setiawan; Sunarto, Priyanto
SOSIOHUMANIKA Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RESUME: Di masa lalu, sosok ibu mendapat tempat utama dalam kehidupan manusia, karena ia dianggap sebagai subjek, pemimpin, dewi, sumber kehidupan dan memiliki kekuatan yang besar, serta penempatan posisi-posisi tinggi lainnya. Perbedaan kondisi alam, perubahan sosial, dan dinamika kebudayaan menyebabkan ada perbedaan tipologi, fungsi, dan pemaknaan sosok ibu dari masa ke masa pada tiap-tiap tempat, baik di Timur maupun di Barat, sehingga, muncul pemitosan dan stereotipe tertentu pada sosok ibu. Representasi adalah hal yang sengaja dibuat atau diadakan dengan tujuan untuk mewakili sesuatu, sehingga memiliki karakteristik dari apapun yang diwakilinya itu. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji pengelompokan representasi ibu, perubahan pemitosan, dan seterotip sosok ibu dari masa ke masa dengan menggunakan metode kajian literatur historis. Ibu selalu digambarkan sebagai sosok yang berhubungan dengan alam, kehidupan, dan kesuburan. Pada awalnya, ibu dianggap sebagai satu-satunya sumber kehidupan yang menyatu dengan alam semesta. Kemudian, penggambaran ibu yang agung berubah menjadi bagian yang harus dikuasai dan dikendalikan pada masa Yunani dan Romawi. Meskipun dipresentasikan sebagai dewi yang subur dan melahirkan dewa/keturunan yang hebat (super), ibu digambarkan bukan menjadi kekuatan yang utama. Penggambaran ibu di Timur masih tetap sebagai ibu yang agung, subur, dan memiliki kekuatan yang multidaya. Sedangkan di Indonesia, sosok ibu tetap digambarkan dengan alam, tanah tempat manusia hidup, yang harus dihormati. KATA KUNCI: Ibu, nilai, mitos, representasi, sejarah, dunia Timur dan Barat, Indonesia, kondisi alam, perubahan sosial, dan dinamika kebudayaan. ABSTRACT: “The Myths of Mother Representations from Time to Time”. In the past, mother gained the prominent place in human life, because she was regarded as the subject, the leader, the goddess, the source of life with great power, and other high positions. Differences in natural conditions, changes in social, and cultural dynamics have caused differences in typology, function, and meaning of mother from time to time in each place, both in the East and in the West, so that there is a certain stereotype and myths on mother figure. Representation is something that is deliberately created or held with the aim to represent an item, so that has the characteristics of whatever it represents. This study was intended to examine the grouping of maternal representations, the changes of the stereotypes, and myths of mother figure from time to time by using the method of historical literature review. Mothers have always been portrayed as a figure that is in touch with nature, life, and fertility. At first, the mother was considered as the only source of life that blends with the universe. Then, the glorious depiction of a mother turned into a part that must be mastered and controlled during the Greek and Roman era. Although presented as a goddess of the fertile and gave birth to the gods/great (super) descents, the mother was portrayed not as the major force. The portrayal of mothers in the East is still described as the great mother, fertile, and having multi-powers. While in Indonesia, the mother is still depicted with nature, the land where human life, that must be respected. KEY WORD: Mother, values, myths, representation, history, East and West worlds, Indonesia, natural conditions, social changes, and cultural dynamics.     About the Authors: Riama Maslan Sihombing, M.Sn. adalah Kandidat Doktor pada Fakultas Senirupa dan Desain ITB (Institut Teknologi Bandung), Jalan Ganesha No.10 Bandung 40132, Jawa Barat, Indonesia. Prof. Dr. Setiawan Sabana dan Dr. Priyanto Sunarto adalah Staf Pengajar di Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Bandung. Korespondensi penulis adalah: fleur2ria@yahoo.comHow to cite this article? Sihombing, Riama Maslan, Setiawan Sabana & Priyanto Sunarto. (2015). “Mitos Representasi Ibu dari Masa ke Masa” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.8(2) November, pp.171-184. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112. Chronicle of the article: Accepted (August 17, 2015); Revised (September 17, 2015); and Published (November 30, 2015).
Editorial Cartoon Visual Metaphor in Jakarta Newspapers at 1950-1957 Sunarto, Priyanto
TAWARIKH Vol 3, No 2 (2012)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.971 KB)

Abstract

ABSTRACT: The purpose of this historical study is to investigate the relationship among visual metaphor in editorial cartoon with political and cultural situations at the Parliamentary Democracy period in Indonesia (1950-1959). As a new nation-state, Indonesia had just begun to experiment with democracy. The multi-party parliamentary system with symmetrical power sharing had triggered severe competition among political parties which tried to bring down each other. This feud was clearly and openly written in polemics found in many newspapers in Jakarta at that time. In such an atmosphere could observe the role of editorial cartoon be easily. This political openness could, then, stimulate a rich variety of visual metaphorical patterns and editorial cartoon emotive attitudes. This research is using qualitative method, analyzing artefacts by surfing the cultural network encapsulating them. This study presents empirical evidence showing a strong relationship between the editorial cartoons and the political side the media is taking, along with the political and cultural situations which support them. A political symmetric situation gives a free opportunity to the editorial cartoon to express metaphor with an open emotive attitude. KEY WORDS: Newspaper, Parliamentary Democracy period in Indonesia, editorial cartoon, visual metaphor, meaning, and emotive aspect.About the Author: Dr. Ir. Priyanto Sunarto is a Senior Lecturer at the Faculty of Art and Design ITB (Bandung Institute of Technology), Jalan Ganesha No. 10 Tamansari, Bandung, West Java, Indonesia. He can be reached at: fleur2ria@yahoo.comHow to cite this article? Sunarto, Priyanto. (2012). “Editorial Cartoon Visual Metaphor in Jakarta Newspapers at 1950-1957” in TAWARIKH: International Journal for Historical Studies, Vol.3(2) April, pp.211-234. Bandung, Indonesia: ASPENSI [Asosiasi Sarjana Pendidikan Sejarah Indonesia] and UVRI [Universitas Veteran Republik Indonesia], ISSN 2085-0980. Chronicle of the article: Accepted (February 19, 2012); Revised (March 22, 2012); and Published (April 28, 2012).