Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evaluasi Canting Elektrik (Cantrik Lama) Sebagai Dasar Perbaikan Dalam Pengembangan Canting Elektrik (Cantrik) Studi Kasus di Balai Besar Kerajinan dan Batik Siti Lestariningsih; Rini Dharmastiti; Bambang Moyoretno
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 30, No 1 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v30i1.952

Abstract

AbstrakBeberapa kekurangan yang terjadi dalam penggunaan canting tradisional menjadi dasar Balai Besar Kerajinan dan Batik melakukan penelitian tentang rekayasa canting listrik (cantrik), mengingat begitu pentingnya alat tersebut dalam pembuatan batik khususnya batik tulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi cantrik lama sebagai dasar perbaikan dalam pengembangan cantrik supaya diperoleh cantrik yang sesuai dengan keinginan pengguna. Penelitian dilakukan di Balai Besar Kerajinan dan Batik, pengambilan data tentang evaluasi cantrik lama dengan kuesioner I, data kebutuhan dan keinginan pengguna diketahui dari kuesioner II yang diolah berdasarkan metode Kano dan QFD. Hasil evaluasi dari cantrik lama adalah tidak ergonomis, untuk memperoleh cantrik yang sesuai keinginan, faktor teknik yang perlu diperbaiki dalam pengembangan cantrik yaitu: mekanisme, model sesuai dengan pekerjaan, kualitas bahan, ukuran sesuai dengan antropometri, keringanan bahan, dan kekuatan bahan. Kata Kunci: Canting elektrik, evaluasi, faktor teknis AbstractSome disadvantages which are found in utilization of traditional canting, are the main reasons for Balai Besar Kerajinan dan Batik in conducting research to develop an electrical canting  (Cantrik), given the importance of these tools in batik making process, specifically written batik. This research aims to evaluate old cantrik, as a basic to develop it into a cantrik which fulfill the needs of batik makers.This research is conducted at Balai Besar Kerajinan dan Batik. The data about old cantrik evaluation are collected using questionnaire I, while data of users’ requirements are obtained using questionnaire II, which then are proceeded using Kano method and QFD. The evaluation results of old cantrik show that it does not meet ergonomic requirements. To obtain appropriate cantrik, it needs some technical factor improvements, namely: mechanism, suitable model for work, quality of materials, sizes according to Anthropometry, Materials light weight, and strength. Keywords: Electrical canting, evaluation, technical factor
Penelitian Pengaruh Sudut Cetakan Bentuk Kerucut (Cropong) Terhadap Mutu Bingkai (Plepet) Kulit Kerang Simping Maryono Maryono; Bambang Moyoretno
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v15i1.1050

Abstract

Dalam industri kerajinan kulit kerang simping, sistem rangkai (pateri) diperlukan sebagai bingkai (plepet) dari plat kuningan dengan ketebalan 0,1 – 0,2 mm. Bingkai tersebut dibuat perajin dengan menggunakan alat cetakan yang berbentuk kerucut yang disebut cropong. Ujung potongan-potongan plat kuningan dengan ukuran tertentu dimasukkan ke dalam cropong kemudian ditarik sehingga menjadi bingkai yang bentuknya seperti pipa yang mempunyai alir memanjang. Pada umumnya bingkai yang dihasilkan mempunyai kelengkungan yang cukup besar sehingga mutu barang jadi yang dihasilkan kurang memuaskan (kurang rapi).Dalam percobaan ini dilakukan proses pembuatan bingkai dengan bahan potongan plat kuningan ukuran tebal 0,2 mm. Lebat 4 mm dan panjang 20 cm. Alat cetakan yang dipergunakan terdiri dari 3 macam sudut, masing-masing 30o, 45o dan 60o. Diameter ujung ketiga cetakan sama yaitu 2 mm dengan proses penarikan konstan dan horisontal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan bingkai dengan menggunakan cetakan berbentuk kerucut dengan sudut cetakan yang semakin kecil (sampai sudut 30o) dapat menghasilkan bingkai yang semakin baik mutu dan penggunaannya.Dalam industri kerajinan kulit kerang simping, sistem rangkai (pateri) diperlukan sebagai bingkai (plepet) dari plat kuningan dengan ketebalan 0,1 – 0,2 mm. Bingkai tersebut dibuat perajin dengan menggunakan alat cetakan yang berbentuk kerucut yang disebut cropong. Ujung potongan-potongan plat kuningan dengan ukuran tertentu dimasukkan ke dalam cropong kemudian ditarik sehingga menjadi bingkai yang bentuknya seperti pipa yang mempunyai alir memanjang. Pada umumnya bingkai yang dihasilkan mempunyai kelengkungan yang cukup besar sehingga mutu barang jadi yang dihasilkan kurang memuaskan (kurang rapi).Dalam percobaan ini dilakukan proses pembuatan bingkai dengan bahan potongan plat kuningan ukuran tebal 0,2 mm. Lebat 4 mm dan panjang 20 cm. Alat cetakan yang dipergunakan terdiri dari 3 macam sudut, masing-masing 30o, 45o dan 60o. Diameter ujung ketiga cetakan sama yaitu 2 mm dengan proses penarikan konstan dan horisontal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan bingkai dengan menggunakan cetakan berbentuk kerucut dengan sudut cetakan yang semakin kecil (sampai sudut 30o) dapat menghasilkan bingkai yang semakin baik mutu dan penggunaannya.