Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH SERUTAN KAYU NANGKA (Artocarpus heterophyllus) UNTUK PEWARNAAN KAIN SUTERA Ainur Rosyida; Subiyati Subiyati
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 35, No 2 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v35i2.4301

Abstract

This research aimed to exploit the jackfruit wood  waste as textile coloration on silk. Moreover to know influence of dip solution pH variation application and mordan process to dyeing result quality. The dying process obtained by differences pH variation and fixator substance, namely alum and ferrous sulfate. According to the research was known that jackfruit wood  could be used to color silk into yellow and brown. The final color depending on the fixator whereas the color density and trend color depending on pH solution used in dyeing process. The dyeing process proved the good result, since it got smooth and permanent color. The color density showed the dyeing process using alum mordant got yellow included the highest color density on acid (pH : 5) whereas the ferrous sulfate got brown included the highest color density on acid (pH : 5). The color endurance on washing process got good color change value on 4 -5 of Grey Scale standart and of Staining Scale standard. Whereas color endurance on dry rubbing got very good: 5 on wet rubbing of Grey Scale standard. The results of this study can be applied to the process of dyeing natural dyes with optimal results and a short time.
PELATIHAN PROSES PEWARNAAN ZAT WARNA ALAM PADA UMKM BATIK KAMPUNG LAWEYAN SURAKARTA Ainur Rosyida; Subiyati Subiyati; Sri Haryana
Abdi Masya Vol 1 No 4 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i4.172

Abstract

Proses pencelupan zat warna alam sampai saat ini kurang diminati oleh pengerajin batik untuk digunakan dalam proses pewarnaan kain batik. Ini karena hasil pencelupan yang diperoleh masih belum sesuai yang diharapkan. Hasil pencelupan yang kurang tua dan ketahanan lunturnya yang kurang baik menjadi salah satu alasan mengapa pemanfaatan zat warna alam kurang diminati. Untuk itu para pengerajin batik perlu diberikan pengetahuan dan praktek cara pewarnaan zat warna dengan benar agar dapat diperoleh hasil pencelupan yang lebih baik. Pada pelatihan diajarkan pencelupan dengan menggunakan resep dan metode standar yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil pencelupan zat warna alam alam sehingga pengerajin mengetahui hasilnya dan mau menerapkannya pada proses produksinya. Resep dan metode standar pencelupan dapat menjadi pedoman teknis pencelupan zat warna alam bagi pengerajin batik. Prosesnya yang sederhana, singkat, biaya murah dan hasil yang optimal, tentu menjadi daya tarik bagi pengerajin batik dalam meningkatkan penggunaan zat warna alam. Kemudahan proses pencelupan zat warna alam dengan resep dan metode standar baru ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan zat warna sintetis sehingga pencemaran lingkungan oleh limbah pewarnaan batik dapat berkurang. Selain itu pengerajin dapat menghasilkan produk eco-batik yang berkualitas dan ramah lingkungan sehingga dapat meningkatkan daya saing produk batik Indonesia di pasar global.