I.W. Subagia
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Pengelolaan Pembelajaran IPA pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP Desak Made Citra Manili; I.W. Subagia; Desak Made Citrawathi
Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jipp.v5i3.38137

Abstract

Pada masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), proses pembelajaran konvensional di satuan pendidikan digantikan dengan pembelajaran secara online. Permasalahan baru muncul dari pembelajaran IPA secara online seperti kondisi pembelajaran yang kurang kondusif, kesulitan guru menyampaikan materi pembelajaran, dan kesulitan siswa memahami materi, khususnya materi perhitungan. Untuk mengatasi masalah ini peran guru sebagai pengelola pembelajaran IPA sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pengelolaaan pembelajaran IPA pada masa pandemi Covid-19, yang berfokus pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui studi dokumen, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Perencanaan pembelajaran berupa silabus yang berpedoman pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 dan RPP yang berpedoman pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019; (b) Pelaksanaan pembelajaran kurang sesuai dengan RPP yang telah disiapkan; (c) Penilaian hasil belajar siswa untuk aspek pengetahuan sudah baik, tetapi penilaian sikap dan keterampilan masih jarang dilakukan; dan (d) Faktor-faktor pendukung pengelolaan pembelajaran meliputi forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), pelatihan kompetensi guru, kurikulum darurat, ketersediaan buku di perpustakaan, alat-alat laboratorium dan jaringan internet sekolah, sedangkan faktor penghambat meliputi guru kurang berpengalaman merancang pembelajaran dalam jaringan, interaksi dan motivasi belajar siswa yang rendah, serta keterbatasan jaringan dan kuota internet.