Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Bungkil Inti Sawit Sebagai Campuran Media Tanam Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Escalantum Mill) Dewi Amelia Widiyastuti; Nisa Salsabila
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jtai.v8i1.126

Abstract

Palm kernel meal or often referred to as (BIS) is one of the byproducts of processed palm oil in the manufacture of palm oil. The content of palm kernel cake (BIS) has fiber similar to the content in grass. Among other things containing less than 10% water, 14-17% protein, 9.5-10.5% fat and crude fiber 12-18%. Nutrition factions are cellulose, fat, protein, arabinoxilan, glucoronoxilan, and minerals. This material can be obtained by chemical processes or by mechanical means. So far, palm kernel cake (BIS) is widely used as animal feed because of the high protein contained therein, so it is very rarely used as a planting medium. This study aims to find the right composition in a mixture of palm kernel cake (BIS) which is good as a medium for planting a mixture of palm kernel cake (BIS) with mineral soil. In this study, the tomato nucleus (BIS) mixed tomato planting media had 4 treatments namely A0: without giving palm kernel cake (BIS), A1: 40 g palm kernel cake (BIS), A2: 50 g palm kernel cake (BIS), A3: 60 g palm kernel cake (BIS). The parameters measured were plant height growth and leaf blade growth based on the results of the study obtained, palm kernel cake has the potential to be one of the ingredients in making planting media. Keywords: Palm kernel cake (BIS), land application, tomato.
PETA POSITIONING UANG ELEKTRONIK BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI INDONESIA TAHUN 2017 Nisa Salsabila; Refi Rifaldi Giri
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 10 No 2 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Faculty of Economic and Business, University of Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.365 KB) | DOI: 10.23969/jrbm.v10i2.468

Abstract

Background of this research is the apparance of electronic money in Indonesia which is subtitution of cash transaction. There are five objects that will be observed, they are Mandiri e-money, Flazz BCA, BRIZZI, cellular phone’s account, and Tapcash BNI. This research intends to give a representation of positioning maps about electronic money based on people’s perception who both use and do not use e-money in Indonesia 2017. Nonprobability sampling was used and the technique of analysis data is multidimensional scaling. The result of perception based on similliarity showed that Flazz BCA and Mandiri e-money, BRIZZI and Tapcash BNI were alike. However, it was not similar to cellular phone’s account. Result of perception by attributes showed that the user of e-money perceive that Mandiri e-money was the best amongst the others, while non-electronic money user claimed that Flazz BCA was the best.
Akulturasi Budaya Masjid Menara Kudus Ditinjau dari Makna dan Simbol Aufa Fasih Azzaki; Widyastuti Nurjayanti; Luthfia Zulfa; Labibah Dzatil Aqmar Hazimi; Nisa Salsabila; Khatarina Mey Kusuma; Ken Khansa
Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri 2021: Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.168 KB)

Abstract

Masjid Al-Aqsha Kudus dibangun tahun 1549 M yang merupakan sarana untuk beribadah pada awal penyebaran agama Islam. Masjid ini penting karena menjadi salah satu saksi berkembangnya ajaran agama islam yang disiarkan oleh Sunan Kudus. Telah melekatnya budaya Hindu-budha dengan masyarakat Kudus menjadikan terjadinya adaptasi antara budaya Islam dengan budaya Hindu-budha di Kota Kudus. Adapatasi budaya yang terjadi memberikan kombinasi budaya yang unik antara budaya Islam dan budaya Hindu-budha. Keunikan budaya tersebut memicu ketertarikan penulis untuk membahas perpaduan antara budaya Islam dan Hindu-budha yang ada didalam Masjid Menara Kudus. Tujuan penelitian ini untuk lebih memahami bagaimana sejarah berdirinya Masjid Menara Kudus yang menyebabkan timbulnya perpaduan budaya antara agama Islam dan hindu-budha, serta memahami makna bentuk dan makna fungsi simbol akulturasi budaya serta toleransi umat beragama di masjid Menara Kudus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dan metode penelitian historial dicapai dengan melakukan observasi langsung ke lokasi guna memperoleh deskripsi fisik objek dan melakukan perekaman data melalui dokumentasi. Kemudian objek dibandingkan dengan teori sejarah perpaduan antara budaya Islam dan Hindu dalam masjid Menara Kudus, makna dan fungsi simbol akulturasi budaya dan toleransi umat Bergama di masjid Menara Kudus. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa .Makna dan simbol akulturasi ditunjukkan dengan adanya tajuk dan gapura yang mencerminkan kesinambungan budaya Islam dengan budaya Hindu. Selain itu, Menara Kudus dibuat menyerupai candi agar masyarakat Hindu yang memeluk Islam tidak merasa asing saat berada di masjid. Keberhasilan akulturasi budaya ini menjadikan dakwah Islam dapat diterima dengan damai dan merupakan simbol dari kesinambungan keharmonisan antara umat Islam dan umat Hindu sampai saat ini. Perpaduan antara budaya Hindu-budha dengan budaya Islam menciptakan bangunan akulturasi antar umat beragama di lingkungan Masjid Menara Kudus. Masjid Menara Kudus merupakan ekspresi budaya masyarakat dan nilai pendidikan multikultural yang tercermin di dalamnya.