Yusno Abdullah Otta
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MADINAH DAN PLURALISME SOSIAL (Studi atas Kepemimpinan Rasulullah Saw) Yusno Abdullah Otta
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.42 KB) | DOI: 10.30984/as.v8i2.21

Abstract

Tulisan ini mencoba memetakan kembali bentuk masyarakat Madinah yang begitu pluralis di bawah kepemimpinan Muham­ mad Saw. Pluralitas yang ada pada masa itu tidak hanya dari satu sisi saja, yakni status sosial, namun yang lebih penting lagi perbedaan dari segi akidah, yang merupakan pokok dari semua bentuk perbedaan. Pluralitas dari segi akidah ini, dipandang oleh Rasulullah Saw. sebagai bagian yang mesti diatur dan diarahkan dengan sendi-sendi agama yang baik, agar bisa menjadi satu kekuatan yang sangat potensial. Sosok Muhammad yang akan kita bahas pada tulisan ini adalah Muhammad sebagai manusia biasa, terlepas dari segala atribut mukjizat yang dimiliki dan di­ sandang olehnya sebagai utusan Allah untuk menyampaikan risalah dalam merenovasi serta mereformasi masyarakat Arab pra-Islam.
ISTIHSAN (Telaah Sosio-Kultural Pemikiran Imam Hanafi) Yusno Abdullah Otta
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 7, No 2 (2009)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.577 KB) | DOI: 10.30984/as.v7i2.35

Abstract

Abu Hanifah dikenal dikalangan ulama sebagai Imam kaum rasionalis, karena lebih banyak menggunakan ijtihad berdasarkan rasio dalam menetapkan suatu hukum. Kenyataan ini adalah karena faktor ekstern dan intern yang dialami dan dijalaninya. Beliau adalah Imam al-A’zham dan Imam kaum rasionalis dengan ide-ide dan fatwa-fatwa yang mengedapankan rasio dalam ijtihad untuk mengistinbath hukum dari nash, hadis dan qaul shahabah. Dan dikenal sangat berhati-hati dan menyeleksi dengan ketat dalam menerima hadis yang belum terkenal, walaupun hadis tersebut masuk dalam katagori shahih. Ini karena letak geografi antara Hijaz, tempat turunnya wahyu dan tumbuhnya hadis, serta tinggalnya para muhaddisin, sangat jauh dari Kufah, kota kelahiran Abu Hanifah.
SISTEM EKONOMI ISLAM (Studi Atas Pemikiran Imam al-Ghazali) Yusno Abdullah Otta
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.379 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.26

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan pemikiran ekonomi Imam al-Ghazali yang lebih dikenal sebagai Sufi, filosof, ahli Kalam. Meskipun tidak secara rinci menjelaskan sistem ekonomi secara lugas, namun pandangan ekonomi al-Ghazali dapat dijadikan dasar dan prinsip dalam mengembangkan teori-teori ekonomi Islam. Penjelasan al-Ghazali tentang ekonomi memberikan prediksi perkembangan ekonomi dunia pada era berikutnya. Al-Ghazali telah meletakkan dasar-dasar dan landasan yang baku dan fundamental dari masalah ekonomi dan permasalahannya dengan tetap merujuk kepada dua warisan dari Rasulullah saw. Meskipun, permasalahan ekonomi pada masa itu belum sekompleks masa sekarang.Para sarjana Muslim, khususnya al-Ghazali yang dipandang sebagai tokoh tasawuf, sebelum abad ke-15 telah menyajikan dan memprediksi perkembangan ekonomi dunia pada era berikutnya. Ini terlihat dari pemikiran mereka yang telah meletakkan dasar-dasar dan landasan yang baku dan fundamental dari masalah ekonomi dan permasalahannya dengan merujuk kepada dua warisan dari Rasulullah. Walaupun pada masa itu, permasalahan dan masalah ekonomi belum sekompleks sekarang ini. Hanya sedikit pemikir Muslim generasi berikutnya yang mengembangkan pemikiran ekonomi al-Ghazali tersebut. Para pemikir tersebut, di antaranya Ibn Khaldun dan Ibn Taimiyyah. Sementara pemikir Barat yang melakukan hal itu adalah Leonard Lessius yang mengembangkan sedikit variabel-variabel penting yang belum disentuh oleh al-Ghazali, seperti biaya produksi, resiko kerusakan barang dalam pengiriman, dan beberapa masalah transportasi yang menjadi penghambat.