Medhy Aginta Hidayat
Program Studi Sosiologi, FISIB, Universitas Trunojoyo Madura

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BUDAYA KONSUMERISME PETANI PERKOTAAN: STUDI GAYA HIDUP PETANI DI KELURAHAN JERUK, LAKARSANTRI, SURABAYA Oktafia Mustika Rani; Medhy Aginta Hidayat
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.44359

Abstract

Even though urban farmers in Jeruk Village, Lakarsantri, Surabaya live on the threshold of the poverty line, they show a consumptive lifestyle. This study examines the practices of consumerism culture carried out by urban farmers in Jeruk Village, Lakarsantri, Surabaya. This study uses a qualitative research method with a case study approach. Informants were selected based on a purposive sampling technique. Data were collected using documentation, observation, and in-depth interviews. The data analysis was guided by Jean Baudrillard’s theory of consumer society. The results of this study indicate that the practices of consumerism culture is driven by the level of income, level of education, lifestyle and taste, and the self-concept of meeting the needs of life. This study also found three main indicators that the practices of consumerism culture: a high taste in clothing, a large need for basic necessities shopping, and a high taste of valuable symbol of social status. This study also found that low income did not cause urban farmers to stop fulfilling the secondary and tertiary needs. In fact, urban farmers continue to carry out consumptive behaviors that tend to be disproportionate to their low income levels.Keywords: Consumerism Culture, Lifestyle, Quasi-Consumerism, Urban Farmers AbstrakMeskipun hidup di ambang garis kemiskinan, sejumlah petani perkotaan di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, menunjukkan gaya hidup yang cenderung konsumtif. Penelitian ini bertujuan menjelaskan praktik budaya konsumerisme yang dilakukan oleh para petani perkotaan di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Sumber data dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara-mendalam. Analisis data dipandu oleh teori yang dipilih, yakni teori masyarakat konsumer Jean Baudrillard. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik budaya konsumerisme petani perkotaan didorong oleh sejumlah faktor, diantaranya adalah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, gaya hidup dan selera, serta konsep diri terhadap pemenuhan kebutuhan hidup. Penelitian ini juga menemukan tiga indikator utama telah berlangsungnya praktik budaya konsumerisme di kalangan petani perkotaan, yakni selera yang cukup tinggi dalam membeli pakaian, selera yang cukup besar dalam berbelanja barang-barang kebutuhan pokok, serta selera dan kepemilikan yang cukup tinggi atas barang berharga sebagai simbol status sosial. Penelitian ini menggarisbawahi bahwa pendapatan yang rendah tidak menyebabkan petani perkotaan berhenti memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier. Bahkan, petani perkotaan dalam penelitian ini tetap melakukan aktivitas konsumsi dalam jumlah yang cukup besar dan cenderung tidak sebanding dengan tingkat penghasilan mereka yang rendah.Kata Kunci : Budaya Konsumerisme, Gaya Hidup, Kuasi-Konsumerisme, Petani Perkotaan
Transformasi perilaku sosial komunitas street punk: perspektif teori strukturasi dalam model rehabilitasi sosial Dinsospermasdes Kabupaten Jepara Aliffia Yuli Arisqi; Medhy Aginta Hidayat
Gulawentah:Jurnal Studi Sosial Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/gulawentah.v8i2.18014

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis teori strukturasi terhadap model rehabilitasi yang diberikan oleh (Dinsospermasdes) dalam perubahan perilaku sosial yang terjadi pada Komunitas Street Punk Jepara. Komunitas Street Punk Jepara ini merupakan salah satu Komunitas punk terbesar di Kabupaten Jepara yang mendapat model rehabilitasi oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa khusunya dalam tim Rehabilitasi Perlindungan dan Jaminan Sosial (RPJS). Dengan adanya bentuk model rehabilitasi yang diberikan membuat proses perubahan perilaku sosial terjadi pada Komunitas Street Punk Jepara. Metode pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi sata, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Metode keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Peneliti ini menggunakan teori strukturasi oleh Anthony Ginddens, dengan hasil dari penelitiannya adalah Model Rehabilitasi lanjutan yaitu dengan peran agen sebagai perilaku sosial, dan peran struktur adalah fasilitasi agensi dalam suatu tindakan yang telah dilakukan.
Representasi Identitas Ibu Haji Melalui Modal Sosial dan Kapital Smbolik di Kabupaten Bangkalan dan Sampang Putri Amelia; Medhy Aginta Hidayat
Gulawentah:Jurnal Studi Sosial Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/gulawentah.v8i2.18080

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan fenomena representasi identitas ibu haji melalui modal sosial dan kapital simbolik di Kabupaten Bangkalan dan Sampang, Madura. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi.  Pada penilitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan fenomena haji di Madura, belum banyak atau bahkan tidak ada sama sekali yang membahas secara spesifik terkait bagaimana haji perempuan merepresentasikan identitas mereka ditengah kehidupan sosial dan budaya etnis Madura.  Madura merupakan daerah dengan penganut agama Islam dengan ketaatan yang melekat menjadi jati diri. Dalam masyarakat Madura, ibadah haji dianggap sebagai ritus yang sangat penting dan menjadi cita-cita masyarakat untuk bisa melakukannya. Selain mendapat gelar haji dan penghargaan, mereka juga mendapatkan kepercayaan dan penghormatan dari masyarakat. Memiliki gelar ebhu ajjhi memberikan dampak terhadap perubahan status sosial ibu haji. Hal ini disebabkan oleh adanya modal sosial dan kapital simbolik yang dimiliki. Mereka yang sudah melaksanakan ibadah haji merepresentasikan identitas mereka dan pengalaman haji mereka kepada orang lain. Hal tersebut untuk menunjukkan penghormatan terhadap nilai- nilai dan norma agama yang terkait dengan ibadah haji. Representasi identitas ebhu Ajjhi di Bangkalan dan Sampang mencerminkan adanya hubungan yang erat antara modal sosial dan kapital simbolik, yang saling mempengaruhi dan membentuk citra diri sebagai ibu haji.