Muhammad Ridwan Sofyan
Singaperbangsa University

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Representasi Makna Solidaritas Dalam Film IT Chapter Two Muhammad Ridwan Sofyan
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 15, No 2 (2021): SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v15i2.2881

Abstract

Film IT Chapter Two menceritakn tentang kelanjutan dari sekelompok orang yang membentuk suatu kelompok dengan nama The Losers Club. Mereka terdiri dari Bill, Ben, Mike, Beverly, Richie, Stanley, dan Eddie. Kelompok ini sudah terbentuk sejak 27 tahun lalau ketika mereka masih dalam anak – anak. Film ini menceritakan tentang kesinambungan dari chapter sebelumnya, yang menceritakan tentanf perlawan menghadapi terror dari sebuah badut alien yang bernama Pennywise. Dalam perjalanan mereka, ditunjukan betapa pentingnya rasa solidaritas dalam menghadapi banyak masalah, walaupun masalah tersebut sangatlah berat dan juga mengancam nyawa sekalipun. Banyak rintangan dan pengorbanan yang terjadi namun, karena The Losers Club mempunyai rasa solidaritas yang tinggi, mereka pun berhasil menyelesaikan semuanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif semiotika oleh Roland Barthes, dengan teknik pengumpulan data, obervasi dan dokumentasi. Dalam menggunakan metode semiotika oleh Roland Barthes peneliti menggunakan analisis berupa denotasi, konotasi, dan juga mitos untuk menemukan makna solidaritas dalam film yang diteliti. Dari hasil penelitian pun ditemukan bahwa analisis denotasi film ini The Losers Club ingin menyelesaikans sebuah terror yang ada di Kota Derry, tempat mereka semua dibesarkan. Dengan menggunakan janji yang telah dibuat, The Losers Club berhasil menempati janji tersebut dengan tepat. Itu karena mereka mempunyai sifat solidaritas yang tinggi. Sedangkan secara Konotasi, setiap manusia mempunyai rassa takut tersenidiri terhadap sesuatu, tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan sugesti dan kepercayaan yang diberikan oleh yang lain. Sedangkan mitos yang dihasilkan adalah solidaritas tingkatan tertinggi dalam bersosial atau berhubungan, pengorbanan diperlukan dalam membuat sebuah progres atau kemajuan dan setiap manusia mampu melawan rasa takutnya sendiri.