Astri Wulandari
Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

REPRESENTASI PEREMPUAN JAWA SITI WALIDAH DALAM FILM NYAI AHMAD DAHLAN Astri Wulandari
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 14, No 2 (2020): SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v14i2.2338

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi perempuan Jawa yang ditampilkan oleh Siti Walidah dalam film Nyai Ahmad Dahlan. Film bergenre biopik ini menceritakan kisah kehidupan Siti Walidah yang sering dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan, salah satu pahlawan emansipasi wanita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendeketan deskriptif dengan teknik analisis data berdasarkan teori John Fiske tentang the codes of television. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika dengan pendekatan gender serta analisis paradigmatik dan analisis sintagmatik. Analisis sintagmatik digunakan untuk menguraikan tanda yang penting dalam pemaknaan. Sedangkan analisis paradigmatik digunakan untuk menelaah lebih lanjut kode-kode yang tersembunyi dalam film tersebut. Penelitian ini berfokus pada 3 level analisis yaitu level realitas (penampilan, riasan, pakaian, lingkungan, dan perilaku), level representasi (musik dan kamera), dan level ideologi (feminisme, patriarki, kapitalisme, dan sosialisme). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Siti Walidah mempresentasikan perempuan Jawa yang menggambarkan realitas kehidupan dan budaya Jawa saat itu, bahwa perempuan Jawa digambarkan berpenampilan sederhana menggunakan kebaya dipadu dengan jarik kain bermotif batik, dengan riasan yang polos. Film ini menggunakan bahasa Jawa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Serta dapat dilihat Siti Walidah sebagai perempuan dalam kepemimpinan, perempuan dan pendidikan, serta perempuan yang mandiri. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu perempuan Jawa pada saat itu masih berperan di lingkup domestik. Sehingga Siti Walidah memperlihatkan kiprahnya dalam berjuang agar perempuan mendapat kesetaraan, tetapi tidak melupakan tugas dan fitrahnya, serta selalu melakukan sesuatu menurut ajaran Islam sehingga memiliki kehidupan yang tertata dengan baik.