Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

IDENTIFIKASI KOPI WANAGIRI SECARA BOTANI DAN AGROEKOLOGI SEBAGAI PRODUK UNGGULAN BULELENG DALAM MENDUKUNG PARIWISATA DESA WANAGIRI Putu Shantiawan; I Putu Parmila; Made Suarsana; Putu Suwardike; Jhon Hardy Purba; Putu Sri Wahyuni
Jnana Karya Vol 1, No 01 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1335.796 KB)

Abstract

Desa Wanagiri adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng. Posisi yang berada di bagian hulu dari kabupaten Buleleng menempatkan desa Wanagiri sebagai kawasan perlidungan alam dan Kawasan suci di Bali. Sekitar 70,95% penduduknya bekerja  di sektor pertanian, sekitar 4,23% bekerja di sektor pariwisata, dan selebihnya berusaha di sektor lainnya. Sesuai dengan kondisi geografisnya umumnya penduduk sebagai petani lebih banyak menjadi petani kopi Arabika yang hanya cocok tumbuh pada ketinggan 900-1400 mdpl. Kelompok tani yang telah mendapatkan sertifikat Rainforest untuk kopi Arabikanya adalah Kelompok Tani Leket Sari. Namun permasalahan yang muncul selanjutnya adalah mulai menurunnya produktivitas kopi Wanagiri sedangkan BUM Desa Eka Giri Karya Utama sebagai badan yang mengelola kelompok tani kopi berencana akan membentuk sebuah Agrowisata Kopi Wanagiri. Sehingga dipandang perlu dilaksanakan kegiatan identifikasi dan karakterisasi varietas kopi Arabika di desa Wanagiri sebagai bahan edukasi petani. Metode yang digunakan: pelatihan partisipatif dengan metode penyuluhan dan pelatihan. Target yang ingin dicapai: anggota kelompok tani mampu memahami perbedaan jenis, keunggulan dan kekurangan dari masing-masing varietas kopi Arabika yang dibudidayakan. Hasilnya adalah seminar dan sosialisasi pada kelompok tani Leket Sari dan peningkatan pemahaman anggota kelompok tani tentang kopi Arabika.
PEMBERIAN DOSIS BIOURIN SAPI DAN PUPUK MAGNESIUM SULFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN KUALITAS BUAH MELON (Cucumis melo L.) VARIETAS GOLDEN YURIKA I Putu Parmila; Putu Shantiawan Prabawa; Made Suarsana; Putu Suwardike
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

global warming can cause shifts in seasons, extreme temperatures, this causes many pests and diseases to attack plants, causing disruption to the growth of melon plants and reducing the production and quality of melons. Biourin or Liquid Organic Fertilizer (POC). Is a fertilizer made with organic materials that are no longer used or organic remains that can still be processed and fermented to produce compounds and minerals needed by decomposing microorganisms which are then used by plants in the soil. Melon plants require high levels of nutrients. in the generative and reproductive phases so that it is susceptible to deficiencies of macro and micro elements in the distribution of nutrients and their photosynthetic results. Thus in this study to obtain good growth and yield of quality melons were given magnesium sulfate (MAG-S) dose treatment. The aims of this research were as follows: To determine the effect of doses of Cow Biourine (POC) on the growth and quality of melons and to determine the effect of doses of Magnesium sulfate (MAG-S) fertilizer on the growth and quality of melons. This research method is a field experiment in polybags with a non-factorial Randomized Group Design (RAK), namely: Dosing (Bio cow urine) with MAG-S (magnesium Sulfur): (PS0), 0.pot-1, (PS1) 15 ml. and 1 g., (PS2) 30 ml. Beef Biourine .pot-1 and 2 g., (PS3) 45. ml. 3 g (PS4) 60. ml. 1 and 4 g. magnesium sulfate. pot-1, (PS5) 75. ml. and 5g. and (PS5) 90. ml. and 6g. The results of statistical analysis showed that the treatment of Biourin and Magnesium sulfur (MAG-S) doses had no significant effect on the 5% F test level on growth variables except for plant height at 35 days after planting (dap), number of leaves aged 14 after planting and had a very significant effect real F 1%. plant height 14 hst. The treatment of the doses of Biourin and Magnesium sulfur had a very significant effect on the F1% test on the outcome variables except for the thickness of the fruit and the thickness of the skin which had no significant effect on the 5% F test.INTISARIPemanasan dan perubahan  suhu secara global merupakan tantangan terbesar dalam budidaya melon karena pemanasan global dapat menyebabkan bergesernya musim, suhu yang ekstrim, hal ini menyebabkan banyak hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman sehingga menyebabkan gangguan  pertumbuhan tanaman melon dan menurunkan produksi serta kwalitas buah melon. Biourin atau Pupuk organik Cair (POC ). Merupakan pupuk yang dibuat dengan bahan-bahan organik yang sudah tidak digunakan atau sisa-sisa organik yang masih dapat diolah dan difermentasi sehingga menghasilkan senyawa-senyawa dan mineral yang dibutuhkan oleh mikroorganisme pengurai selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam tanah.. Tanaman melon membutuhkan unsur hara tinggi dalam fase generative dan fase reproduktif sehingga  rentan  terhadap kekurangan unsur makro dan mikro dalam distrubusi unsur hara dan hasil fotosintatnya dengan demikian pada penelitian ini untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik dan hasil melon yang berkwalitas diberikan perlakuan dosis magnesium sulfat (MAG-S). Tujuan penelitan ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis Biourine Sapi (POC) terhadap pertumbuhan dan kwalitas buah melon dan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk Magnesium sulfat (MAG-S ) terhadap pertumbuhan dan kwalitas Buah Melon.Metode Penelitian ini merupakan percobaan lapangan dalam dalam polybag dengan rancangan Acak Kelompok   (RAK) non faktorial , yaitu: pemberian  Dosis (Bio urine Sapi) dengan MAG-S (magnesium Sulfur) : (PS0), 0.pot-1 , (PS1) 15  ml. dan 1 g., (PS2)  30 ml. Biourine Sapi   .pot-1 dan 2 g.  , (PS3)  45. ml. 3 g.  , (PS4) 60. ml. 1 dan 4 g.  magnesium sulfat.pot-1, ( PS5)  75. ml. dan 5 g. dan (PS5)  90. ml. dan 6 g. Hasil analisis statistika menunjukan bahwa perlakuan dosis Biourin dan Magnesium sulfur (MAG-S) berpengaruh tidak nyata pada taraf  uji F 5% terhadap variable pertumbuhan kecuali pada tinggi tanaman pada umur 35  Hari setelah tanam (hst) , jumlah daun umur 14 hst dan berpengaruh sangat nyata F 1%.  tinggi tanaman umur 14 hst . Perlakuan dosis Biourin dan Magnesium sulfur berpengaruh  sangat nyata uji F1 % terhadap  variable hasil kecuali terhadap tebal buah dan tebal kulit berpengaruh tidak nyata uji F 5 %..
TIPE EMBRIONI PLASMA NUTFAH MANGGA (Mangifera sp.) LANDRACES BALI Putu Suwardike; I Putu Parmila; P Shantiawan Prabawa; Made Suarsana; Jhon Hardy Purba
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The embryonic type of mango accession needs to be known because it has an important role in its development, especially in the propagation of mango plants. Polyembryonic mango cultivars have the potential to produce zygotic embryos that can show morphological and genetic diversity. Research with the aim of knowing the embryonic type of Bali landraces mango germplasm as the basis for its development, especially in selecting cultivars that have potential as rootstocks, was carried out in Banyuning Village, Singaraja in July-September 2022. A total of 34 landraces accessions and 10 non-landraces Bali came from Buleleng, Karangasem, Klungkung and Badung districts were used as research materials, involving 10 seeds per accession each. The seeds were sown in polybags filled with river sand. Germinated seeds were removed from the seedling, the number of sprouts that grew on each seed was counted. The results showed that there were monoembryonic and polyembryonic types of Bali landraces accessions. A total of 32 accessions or 94.12% of Bali landraces accessions showed the polyembryonic type, and 2 landraces accessions, namely Pakel Sibetan and Pakel Sulangai showed monoembryonic. Introduced accessions, such as Brazil, Parkit, Shaigon, and Apel are classified as monoembryonic.INTISARITipe embrioni aksesi mangga perlu diketahui karena memiliki peran penting dalam pengembangannya, khususnya dalam perbanyakan tanaman mangga. Kultivar mangga poliembrionik berpotensi menghasilkan embrio zigotik yang dapat menunjukkan keanekaragaman morfologi dan genetik. Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tipe embrioni plasma nutfah mangga landraces Bali sebagai dasar pengembangannya, khususnya dalam memilih kultivar yang berpotensi sebagai batang bawah telah dilakukan di Kelurahan Banyuning, Singaraja pada Juli-September 2022. Sebanyak 34 aksesi landraces dan 10 aksesi non landraces Bali yang berasal dari Kabupaten Buleleng, Karangasem, Klungkung dan Badung digunakan sebagai bahan penelitian, melibatkan masing-masing 10 benih per aksesi. Benih disemai dalam polybag berisi media pasir sungai. Benih berkecambah dikeluarkan dari semaian, dihitung banyaknya kecambah yang tumbuh pada setiap benih. Hasil penelitian menunjukkan, tipe embrioni aksesi landraces Bali ada yang monoembrioni maupun poliembrioni. Sebanyak 32 aksesi atau 94,12% aksesi landraces Bali menunjukkan tipe poliembrioni, dan 2 aksesi landrases yaitu Pakel Sibetan dan Pakel Sulangai menunjukkan monoembrioni. Aksesi introduksi, seperti Brazil, Parkit, Shaigon, dan Apel tergolong monoembrioni.