M. M. Adie
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Agrin : Jurnal Penelitian Pertanian

GALUR KEDELAI HITAM PROSPEKTIF UNTUK AGROEKOSISTEM INDONESIA M. M. Adie; Suyamto Suyamto; Ayda Krisnawati
Agrin Vol 12, No 2 (2008): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2008.12.2.93

Abstract

Kedelai hitam penting untuk bahan baku kecap dan dalam dekade terakhir permintaannya meningkat.Prospek lima galur harapan kedelai hitam (9837/K-D-8-185, 9837/K-D-3-185-195, W/9837-D-6-220, 9837/K-D-3-185-82 dan 9837/W-D-5-211) dikaji di 18 sentra produksi kedelai di Jabar, DIY, Jatim, Bali dan NTB padamusim kemarau. Varietas Cikuray, Wilis dan Burangrang digunakan sebagai pembanding. Penelitian dilakukantahun 2004 – 2006, menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Ukuran petak 2,0 m x 4,5m, jarak tanam 40 cm x 15 cm, dua tanaman per rumpun. Pemupukan dengan 50 kg Urea, 100 kg SP36 dan 75kg KCl per ha diberikan secara sebar merata sebelum tanam. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukanintensif. Ragam 18 agroekosistem dan potensi genetik delapan galur berlainan dan menyebabkan terjadinyainteraksi genotipe x lingkungan (G x L). Rata-rata hasil biji dari 18 lokasi berkisar dari 2,09 hingga 2,92 t/ha(rata-rata 2,36 t/ha) dan rentang hasil dari delapan galur beragam dari 2,03 hingga 2,51 t/ha. Varietas Cikurayberdaya hasil 2,03 t/ha; dan lima galur kedelai hitam memiliki daya hasil 18% lebih tinggi dibandingkanCikuray, bahkan kelima galur kedelai hitam juga mampu berproduksi lebih tinggi dibandingkan varietas kedelaipopuler saat ini yaitu Wilis (2,36 t/ha) maupun varietas kedelai berbiji besar Burangrang (2,20 t/ha).Agroekosistem budidaya kedelai di Indonesia sangat beragam, sehingga diperlukan galur yang mampu berdayahasil relatif stabil pada lingkungan tersebut. Galur 9837/W-D-5-211 (2,46 t/ha) memiliki fluktuasi hasil di 18lokasi relatif kecil, karenanya dinilai paling prospektif untuk agroekosistem Indonesia.Kata kunci : kedelai hitam, potensi hasil ABSTRACTBlack soybean is an important raw material for soy-sauce industries, which its demand is increasing at thelast decade. Five prospective of black soybean lines (9837/K-D-8-185, 9837/K-D-3-185-195, W/9837-D-6-220,9837/K-D-3-185-82 dan 9837/W-D-5-211) were tested at 18 locations of soybean production areas in WestJava, Yogyakarta, East Java, Bali and West Nusa Tenggara. Cikuray, Wilis and Burangrang were used as checkvarieties. The experiment was done during dry season 2004-2006, by using randomized block design with fourreplicates. The plot size was 2,0 m x 4,5 m, 40 cm x 15 cm plant distance, two plants/hill, and fertilized by 50 kgUrea, 100 kg SP36 and 75 kg KCl per ha. The results showed that the soybean agroecosystems were vary among18 locations, caused significantly interaction between genotype x environments (G x E). The seed yield averagefrom 18 locations was 2,09-2,92 t/ha (average 2,36 t/ha) and seed yield of eight genotypes was from 2,03 until2,51 t/ha. The Cikuray seed yield was 2,03 t/ha. Five black soybean lines have 18% higher yield than Cikuray,also higher comparing with the yield of populer variety of Wilis (2,36 t/ha) and large seed variety of Burangrang(2,20 t/ha). The high yield and stable promising lines were needed for soybean cultivation in Indonesianagroecosystem. Genotype of 9837/W-D-5-211 (2,46 t/ha) was identify as a relatively stable and prospective linefor Indonesian agroecosystem.Key words: black soybean, yield potential