Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

AKTIVITAS EKSTAK ETANOL DAUN Alocasia macrorrhizos SEBAGAI ANTIOKSIDAN Syarah Anliza
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 1 (2018): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.833 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i1.45

Abstract

Penyakit degeneratif menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia. Salah satunya diabetes militus. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan karena kerusakan sel dalam produksi insulin. Salah satu penyebab utama diabetes melitus dan adalah radikal bebas. Memperbaiki stress oksidatif adalah strategi yang efektif untuk menurunkan perkembangan diabetes dan komplikasinya. Antioksidan dalam jumlah yang cukup sangat penting bagi penderita diabetes untuk mencegah komplikasi. Salah satu upayanya yaitu menemukan senyawa-senyawa antioksidan pada tumbuhan. Tanaman Alocasia macrorrhizos ini dikenal sebagai tanaman sente, yang mengandung flavonoid. Metode yang digunakan adalah DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antioksidan sebesar 550 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa antioksidan bersifat lemah.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DARI DAUN ALOCASIA MACRORRHIZOS DENGAN METODE DPPH Syarah Anliza; Hamtini Hamtini
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 1 (2017): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.493 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i1.75

Abstract

Penyakit degenaratif seperti kanker, tekanan darah ting, dan sebagainya semakin banyak dan mudah ditemui dikalangan masyarakat. Pola hidup yang praktis dan instan, khususnya pada pemilihan makanan, memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Radikal bebas adalah molekul yang sangat rekatif karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya. Kerja radikal bebas dapat dihambat oleh antioksidan yakni zat yang dapat memperlambat dan mencegah terjadinya oksidasi molekul. Adanya senyawa antioksidan mengurangi timbulnya penyakit kronis. Tanaman Alocasia macrorrhizos merupakan tanaman alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak metanol dari daun Alocasia macrorrhizos dengan menggunakan metode DPPH. Pelarut yang digunakan adalah metanol. Ekstraksi metanol dari daun Alocasia macrorrhizos dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan pada daun tersebut. Hasil ekstraksi selanjutnya diuji antioksidan dengan menggunakan metode DPPH, yang mana pembanding adalah vitamin C. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak metanol dari daun Alocasia macrorrhizos terdapat senyawa flavonoid. Hasil uji aktivitas antioksidan didapatkan IC50 sebesar 314,885 ppm.
UJI EKSTRAK DAUN ALOCASIA MACRORRHIZOS SEBA GAI ANTIBAKTERI TERHADAP PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO Hamtini Hamtini; Syarah Anliza; Shufiyani Shufiyani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 1 (2017): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.571 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i1.76

Abstract

Antibakteri adalah subtansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba lain, pada saat ini dikenal dengan istilah antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menyebabkan adanya resistensi antibiotik. Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan baku obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak metanol daun Alocasia macrorrhizos. Ekstrak metanol daun kemudian dilakukan dengan uji fitokimia. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar, bakteri uji yang digunakan adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Konsentrasi yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah 40%, 20%, 10%, dan 5%. Untuk kontrol positif, digunakan antibiotik tetraxiclin 1%. Sedangkan, hasil uji fitokimia didapatkan komponen-komponen senyawa seperti flavonoid, tanin, dan steroid. Hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 40% sebesar 3,7 mm untuk Staphylococcus aureus dan untuk Escherichia coli diameter zona hambat tertinggi pada konsetrasi 40% sebesar 2,56 mm.
EKSPLORASI BAKTERI ENDOFIT DARI DAUN NAMNAM (Cynometra cauliflora L.) Hamtini hamtini; Syarah Anliza; Ira Nuraeni
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 8 No 1 (2021): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v8i1.209

Abstract

Akhir-akhir ini kencenderungan dalam penggunaan obat tradisional sebagai pilihan untuk pengobatan menjadi alternatif yang banyak diminati karena obat tradisonal terbukti relatif aman dengan cara penggunaan yang benar dan indikasi yang tepat serta jarang sekali menimbulkan efek samping. Untuk mengambil senyawa bioaktif secara langsung dari tanamannya dibutuhkan sangat banyak biomassa atau bagian dari tanamannya, sehingga untuk mengefisiensikan cara mendapatkan senyawa bioaktif tersebut, maka di gunakan mikroba endofit spesifik yang diperoleh dari bagian dalam tanaman yang diharapkan mampu menghasilkan sejumlah senyawa bioaktif yang di butuhkan tanpa harus mengekstrak dari tanamannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri endofit dari daun Namnam (Cynometra cauliflora L.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengisolasi dan melakukan pemurnian bakteri endofit dari daun Namnam (Cynometra cauliflora L.), serta melakukan identifikasi dengan pewarnaan Gram. Hasil yang di dapat berupa 19 isolat bakteri endofit memiliki karakteristik morfologi yang tidak terlalu bervariasi, bentuk dan warna koloni rata-rata berwarna krem dan putih susu dengan beberapa ada yang tepian koloninya rata dan ada yang bergerigi serta ada permukaan yang kasar dan ada yang licin. Hasil dari pewarnaan Gram didapatkan 18 isolat bakteri merupakan Gram negatif dan 1 isolat merupakan Gram positif.
Cytotoxic Activity of Ethanol Extract in Namnam Leaves (cynometra cauliflora l.) to Hela Cell Syarah Anliza; Nurmeily Rachmawati
Walisongo Journal of Chemistry Vol 4, No 2 (2021): Walisongo Journal of Chemistry
Publisher : Department of Chemistry Faculty of Science and Technology Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/wjc.v4i2.7999

Abstract

Cervical cancer is one of the most prominent death cases after breast cancer for a woman in Indonesia. Several treatments can be conducted to cure cancer such as chemotherapy, radiotherapy, tumor surgery, and others. In addition, people can consume some medicines or natural substances that can suppress cancer growth. The natural substances contain active compounds that have the potential as anticancer. One of the natural substances used in this research is the Namnam leaves which grow in Southeast Asia.  The purpose of this research was to determine the potential compounds in Namnam leaves extract by cytotoxic activity testing by using HeLa cells. The active compound in the Namnam leaves extract was obtained by using the maceration method with ethanol for 3x24 hours. The extract was then tested by BSLT method and proliferation by using HeLa cancer cells (ATCC CCL-2). The toxicity results showed that LC50 value was 125,89 μg/mL. This result indicated that the extract belongs to the moderate toxic category and has potential as an anticancer agent. Proliferation test in inhibiting of HeLa cancer cells used Microculture Tetrazolium Technique (MTT) method. The result showed that the extract with a concentration of 25 μg/mL could inhibit the proliferation of HeLa cancer cells by 57,51%.
Community Empowerment in Knowing Sources of Natural Antioxidants Through Hydroponic Systems Nurmeily Rachmawati; Syarah Anliza
KAIBON ABHINAYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/ka.v4i2.4291

Abstract

Health is one of the main pillars of human life. The quality of health of a country or a person can be affected by the development of the disease. Based on the results of the Basic Health Research (Riskesdas) in 2018, degenerative diseases showed an escalation. These diseases originate from environmental factors that have decreased in quality. One of them is the emergence of free radical compounds. These free radicals can oxidize nucleic acids and initiate degenerative diseases. Antioxidants are able to ward off free radicals which can be obtained from natural sources. One of the natural sources of these antioxidants is plants. The method used in this service activity is community education through counseling activities and hydroponic system skills training that can be applied at residents' homes using simple tools and materials. The purpose of this service activity is to increase public knowledge about sources of natural antioxidants and training on hydroponic systems. The implementation of this service activity was carried out in RW013 Gebang Raya Village, Periuk District, Tangerang. The results of the service showed an increase number in knowledge which was originally 42% to 66% from the results of the pretest and posttest that has been carried out. The knowledge indicators provided information including the definition of antioxidants, knowledge of free radicals, sources of antioxidants, and last but not least natural and artificial antioxidants. The residents also gained skills improvement from learning through a hydroponic system using kale, spinach, pokcoy, and lettuce as sources of natural antioxidants.
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Namnam (Cynometra cauliflora L) Sebagai Antibakteri Pada Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Syarah Anliza; Hamtini Hamtini; Nurmeily Rachmawati
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9157

Abstract

ABSTRAKPandemi Covid 19 yang menimpa dunia saat ini menjadikan peningkatan kebutuhan akan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu dalam peningkatannya yaitu kesadaran akan mencuci tangan dan mulai terlihat semenjak covid-19 masuk ke Indonesia. Penggunaan gel antiseptik yang dinilai lebih praktis bisa menjadi pilihan. Bahan dasar yang biasa digunakan adalah alkohol, namun dengan bahan tersebut dapat menyebabkan dehidrasi pada kulit. Oleh karena itu maka diperlukan alternatif bahan aktif yaitu bahan alam. Salah satu bahan alam yang digunakan daun namnam. Ekstrak daun namnam yang memiliki kandungan tanin dan flavonoid dapat sebagai antibakteri. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tanaman yang mengandung tannin dan flavonoid dapat sebagai sediaan gel hand sanitizer. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun namnam pada formulasi sediaan gel hand sanitizer terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Metode yang digunakan maserasi untuk ekstrak dan difusi agar untuk aktivitas bakteri. Formulasi sediaan gel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan gelling agent CMC Na dengan 5 formulasi. Hasil menunjukkan bahwa sampel F1, F2, F3, dan F4 dapat menghambat bakteri dengan kategori kuat, sedangkan sampel F5 termasuk kategori medium atau cukup kuat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sampel F1 dengan konsentrasi ekstrak etanol daun namnam sebesar 20% dan memiliki evaluasi sediaan gel yang baik dan memenuhi syarat.     Kata kunci : Ekstrak etanol; Daun namnam; Gel hand sanitizer; Staphylococcus aureus.ABSTRACTThe COVID-19 pandemic that has hit the world today has increased the need for clean and healthy living behaviors. One of the improvements that have been seen since Covid-19 occurred in Indonesia is awareness of hand washing. The use of an antiseptic gel is considered a more practical option. The basic ingredient commonly used is alcohol, but these ingredients can cause dehydration of the skin. Therefore, alternative active ingredients are needed, namely natural ingredients. One of the natural ingredients used by namnam leaves. Namnam leaf extract which contains tannins and flavonoids can act as an antibacterial. Several studies have shown that plants containing tannins and flavonoids can be used as a hand sanitizer gel preparation. The purpose of this study was to determine the potential of ethanol extract of Namnam leaves in the formulation of hand sanitizer gel preparations against Staphylococcus aureus ATCC 25923 bacteria. The methods used were maceration for extracts and agar diffusion for bacterial activity. The gel formulation used in this study was the gelling agent CMC Na with 5 formulations. The results showed that  samples F1, F2, F3, and F4 could inhibit bacteria in the strong category, while sample F5 was in the medium category or quite strong. The conclusion of this study is that sample F1 with extract ethanol of nam-nam leaves in 20% has a good evaluation of gel preparations and met the requirements.Keywords : Ethanol extract; Namnam lef; Hand sanitizer gel; Staphylococcus aureus.
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat tentang Disinfektan dan Antiseptik Berbasis Daun Sirih nurmeily rachmawati; Syarah Anliza; Indah Wardatul Firdaus
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 6 No. 02 (2022): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v6i02.1486

Abstract

Perkembangan covid-19 diseluruh belahan dunia membuat dampak yang signifikan terhadap tatanan hidup manusia. Salah satu aspek yang mengalami perubahan secara signifikan adalah aspek kesehatan. Pemerintah Indonesia menggalakkan beberapa program untuk menekan laju perkembangan covid-19 diantaranya pembatasan social berskala besar, gerakan 5M, dan program disinfektan secara berkelanjutan diberbagai tempat umum. Informasi tentang antiseptic dan disinfektan menjadi topic utama dalam situasi pandemic ini. WHO mengeluarkan fomulasi untuk hand sanitizer dimana kandungan alcohol minimal 60-70%. Situasi pandemic ini perlu adanya edukasi kepada masyarakat agar pengetahuan tentang antiseptic dan disinfektan menjadi tepat sasaran. Edukasi dilakukan dengan penyuluhan informatif dan pelatihan keterampilan dalam pembuatan antiseptic dan disinfektan berbahan dasar alami yaitu daun sirih. Kegiatan dilakukan di RT/RW 006/005 Cipondoh, Tangerang. Kegiatan ini melibatkan kelompok ibu-ibu PKK dilingkungan tersebut berjumlah 20 orang. Evaluasi tingkat pengetahuan dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang dilakukan 2 tahap yaitu pre dan posttest. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada kelompok ibu-ibu PKK dilingkungan tersebut. Kata Kunci: antiseptic, disinfektan, pengetahuan
Pemanfaatan Ekstrak Daun Jamblang Sebagai Antibakteri Pada Sabun Minyak Jelantah nurmeily rachmawati; Syarah Anliza; Hamtini Hamtini
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 9, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v9i1.20358

Abstract

Potensi bahan alam Indonesia sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Keanekaragaman hayati inilah yang menjadikan bahan alam Indonesia dapat dijadikan sebagai bahan alternatif selain bahan kimia. Salah satunya pemanfaatan daun jamblang yang memiliki potensi sebagai antibakteri. Aplikasi antibakteri dapat dilihat pada produk sabun. Untuk dapat membuat sabun dapat memanfaatkan limbah minyak jelantah sebagai bahan materialnya. Tujuan penelitian ini adalah melihat potensi ekstrak daun jamblang sebagai antibakteri pada sediaan sabun minyak jelantah. Metode yang digunakan adalah ekperimen laboratorium. Proses pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Rendeman ekstrak daun jamblang diperoleh sebesar 16,13%. Formulasi sediaan sabun menggunakan variasi konsentrasi ekstrak 5%, 10%, dan 15%. Hasil aktivitas antibakteri pada ekstrak dan sediaan sabun menunjukkan daya hambat kuat yaitu 10-20 mm terhadap kedua bakteri tersebut.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN TENTANG BAHAYA KOLESTEROL DALAM TUBUH DI KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG Nurmeily Rachmawati; Syarah Anliza
Jurnal Menara Pengabmas Vol 1 No 1 (2023): Jurnal Menara Pengabmas
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BANTEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jmp.v1i1.514

Abstract

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Salah satu permasalahan terkait kesehatan adalah kesadaran dari setiap individu untuk menciptakan lingkungan dengan pola hidup sehat. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan berupa peningkatan pengetahuan, pencegahan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevelansi penyakit stroke pada usia diatas 15 tahun dan cenderung tinggi pada rentang usia 55-64 tahun. Beberapa penyebab Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut adalah perilaku gaya hidup, kurang aktivitas fisik, dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Rumusan masalah pada kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu perlunya dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui suatu kegiatan yang informative dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya kolesterol didalam tubuh. Tujuan kegiatan ini yaitu dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan bahaya kolesterol terhadap kesehatan tubuh dapat menjadikan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat menjadi lebih baik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengukur pengetahuan awal sebelum dan sesudah masyarakat tentang bahaya kolesterol didalam tubuh serta pengukuran kadar kolesterol didalam darah menggunakan metode POCT. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan rata-rata masyarakat sebesar 37,17% dan terdapat 7 orang warga (21%) yang memiliki kadar kolesterol diatas 200 mg/dL.