Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Efek Stres Kerja dan Iklim Kerja Terhadap Motivasi Kerja Sugralis Sugralis; Syamsul Rijal; Delly Mustapa
Jurnal Mirai Management Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : STIE AMKOP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/mirai.v5i3.1001

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengkaji efek stres kerja dan iklim kerja terhadap motivasi kerja. Survei ini kami lakukan pada PT. Bank Sinarmas Tbk Cabang Makassar. Data dalam penelitian ini kami kumpulkan dengan menyebar kuesioner yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Bank Sinarmas Tbk Cabang Makassar, sebanyak 35 karyawan. Penentuan sampel dalam studi kami menggunakan metode sensus karena jumlah populasi relatif sedikit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Stres kerja dan Iklim kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Bank Sinarmas Tbk Cabang Makassar. Secara simultan variabel stres kerja dan iklim kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Bank Sinarmas Tbk Cabang Makassar. Hasil penelitian ini menyarankan agar Pihak manajemen PT. Bank Sinarmas Tbk Cabang Makassar harus tetap menjaga tingkat stress kerja pada karyawan, dengan cara terus membuat kebijakan yang dapat memberikan efek positif terhadap iklim kerja karyawan. Dengan kebijakan positif tersebut diharapkan motivasi kerja karyawan di PT. Bank Sinarmas Tbk Cabang Makassar dapat tetap tinggi. Pihak manajemen PT. Bank Sinarmas Tbk Cabang Makassar dalam pemberian kompensasi kepada karyawan lebih ditekanakn pada kompensasi nonfinancial hal ini berupa pemberian penghargaan atas prestasi dalam bekerja, karena karyawani merasa termotivasi apabila hasil kerja yang dicapai dapat dihargai oleh perusahaan, dan hal tersebut merupakan salah satu yang dapat meningkatakan motivasi karyawan dalam bekerja Keywords: Etos Kerja, Iklim Kerja, Kinerja Karyawan
BAHASA DAERAH DOMINAN DI KABUPATEN MALINAU M. Bahri Arifin; Mursalim Mursalim; Syamsul Rijal
CaLLs: Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics Vol 2, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.601 KB) | DOI: 10.30872/calls.v2i1.701

Abstract

This article describes the dominant local languages with the highest number of usage areas in Malinau Regency of North Kalimantan Province. The data in this article is based on and become part of the Research Repot on The Profile of Local Languages in Malinau Regency (Arifin, et.al, 2015). The research was designed in qualitatif approach and descriptive methode toward the local languages used in the daily communication of the people in the regency. Data colleting was done with interview and recording techniques. Data analysis was carried out with tracing technique. The decision of weather or not a status of a local language belong to dominant one is based on the intensity of usage variabel. The criteria applied was that when a language is used in the daily communication by the largest number of population of a particular area (desa), the status of that language belongs a dominant one in that particular area (desa). Meanwhile a language with a minor number of speakers was labeled as the complementary language. Data analysis indicated that there are a total of 21 dominant local languages and another 7 complementary languages in Malinau Regency. Three out of the total 21 dominant local languages with the highest number of usage areas are respectively as fallows: Punan Language 30 out of  a total of 106 areas/desas (28.30%), Lundayeh Language 24 areas/desas (22.64%), and Lepuk Tau Language 8 areas/desas (7.54%). Keywords: local language in Malinau, language variety, dominat language, complementary language
NUANSA EDUKASI ISLAMI INTERAKSI SOSIAL DOSEN DAN MAHASISWA Syamsul Rijal; Herawati .
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 6, No 2 (2020): Vol. 6 No. 2 OKtober 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3314/jes.v6i2.1166

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui; bentuk-bentuk interaksi edukatif dan gambaran interaksi sosial dosen dan mahasiswa bernuansa edukatif  di UIN Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tiga teknik: telaah dokumentasi, observasi langsung, wawancara mendalam terhadap dosen dan mahasiswa Prodi PAI dan MPI Fakultas Tarbiyah UIN SU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: interaksi sosial yang terbentuk adalah interaksi asosiatif meliputi: kerjasama (cooperation) dan akomodasi (accommodation) yang terwujud melalui beberapa aktivitas formal maupun non formal, seperti: perkuliahan, bimbingan akademik (PA, KRS, skripsi, dsb), kegiatan-kegiatan kemahasiswaan lainnya (kegiatan himpunan mahasiswa, program studi maupun permasalahan personal/individu), serta aktivitas-aktivitas akademik di luar kampus, seperti: penggalangan dana untuk korban bencana alam, anak yatim/fakir miskin, dll. Namun demikian interaksi disosiatif juga berlaku di UIN SU; dengan adanya dosen yang sulit ditemui dan dihubungi mahasiswa, adanya perselisihan pendapat antara dosen dan mahasiswa dalam forum-forum diskusi, sikap mahasiswa yang kurang relevan dengan nilai-nilai pendidikan Islam di dalam beberapa kesempatan, seperti: tidak bertegur sapa saat bertemu dosen, kurang santun dalam berkomunikasi (baik dalam interaksi langsung maupun tidak langsung menggunakan telepon, SMS, WA, FB, dan sejenisnya), acuh terhadap kondisi sekitar atau kurang mempedulikan/mendahulukan orang lain termasuk dosen sebagai orangtua yang sepatutnya dihormati, dll. Berbagai upaya telah dilakukan dosen untuk mewujudkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam interaksi sosial dengan mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya perencanaan interaksi edukatif yang telah diformat sedemikian rupa dalam buku saku kode etik dosen dan mahasiswa; guna mewujudkan interaksi edukatif islami sesuai dengan visi misi UIN SU. Pelaksanaan interaksi edukatif juga dilakukan secara terpadu dalam seluruh aktivitas akademik, dimana setiap dosen senantisa berupaya mengendalikan interaksi sosial sesuai dengan prinsip nilai-nilai pendidikan Islam (akidah, akhlak, dan muamalah yang mengutamakan kemaslahatan umat). Selain itu, proses evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, baik secara personal maupun klasikal dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) bulan sekali dalam berbagai kegiatan/aktivitas dosen dan mahasiswa. Namun para dosen merasa prihatin terhadap kondisi dan etika/akhlak mahasiswa dalam interaksi sosial selama ini. Hal ini mengindikasi bahwa upaya-upaya dosen dalam mewujudkan interaksi edukatif berbanding terbalik dengan realita perilaku mahasiswa. Dengan kata lain, terjadinya reduksi antara keinginan dan realita. Fenomena ini disebabkan oleh empat faktor: (1) Latar belakang pendidikan mahasiswa sebelumnya; (2) pengaruh negatif (brokenhome, tidak berpendidikan, dsb); serta (4) Skop lingkungan kampus yang sempit. Kata Kunci: Epistemologi, Interaksi Edukatif, Dosen, Mahasiswa
Media and Islamism in Post-New Order Indonesia: The Case of Sabili Syamsul Rijal
Studia Islamika Vol 12, No 3 (2005): Studia Islamika
Publisher : Center for Study of Islam and Society (PPIM) Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11000.091 KB) | DOI: 10.15408/sdi.v12i3.582

Abstract

This article examines the Islamist issues presented by the Sabili magazine in post-New Order Indonesia from 1998 to 2004. This study is mainly inspired by the resurgence of Islamism as a consequence of political liberalization that resulted from the fall of Soeharto in May 1998. The press freedom permitted by president Habibie has given Islamic media such as the Sabili magazine the opportunity to operate relatively freely, unlike the restrictions faced during the New Order era. Sabili magazine, as the object of this study, has for sometime been a popular Islamic magazine among Muslim readers in Indonesia.DOI: 10.15408/sdi.v12i3.582
Mediasi Kepuasan Kerja: Dampak Insentif Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Syamsul Alam; Syamsul Rijal; Sudianto Sudianto
Jurnal Mirai Management Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : STIE AMKOP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/mirai.v5i3.1000

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengkaji hubungan antara insentif, kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (persero ) Pusat Makassar, yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta No.1 Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah populasi sebanyak 263 karyawan. Penentuan sampel penelitian menggunakan rumus slovin sehingga ditentukan jumlah responden sebanyak 72 orang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Terhadap Kinerja. Variabel Insentif berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Terhadap Kepuasaan Kerja. Variabel Kepuasaan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Variabel insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui Kepuasaan kerja sebagai variabel mediasi. Keywords: Insentif, Kinerja Karyawan, Kepuasan Kerja
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN PERSPEKTIF ISMAIL RAJI AL-FARUQI DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN Syamsul Rijal
AHSANA MEDIA:  Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Pendidikan, Penelitian dan pemikiran ke Islaman
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.764 KB) | DOI: 10.31102/ahsana..4.2.2018.1-14

Abstract

Muslim intellectual figures argue that the current crisis of modern society is Western education is based on a more materialistic and secularistic view of world, which considers that education is not to make human beings wise, it is to recognize their respective positions in the reality of order and view reality as something that is materially meaningful to humans, and therefore human relations with the reality of reality are exploitative rather than harmonious. This modern humanitarian crisis was criticized by schoolars who later led to the post-modernism. Postmodernism offers a new mind that is tolerant of plurality, demolition and locality. Post-modernism also does not get a way out to unravel the humanitarian crisis. So, many parties try to turn back to religion. One Muslim scholar who was concerned about trying to find a solution to the humanitarian crisis was Ismail Raji al-Faruqi. Al-Faruqi argued that modern knowledge gave rise to contradictions of revelation and reason among Muslims. The Separating thoughts from action, as well as the existence of cultural and religious dualism. Therefore, al-Faruqi argued that the need for Islamization of knowledge and efforts was moving from monotheism. This means that Islamic knowledge always emphasizes the unity of the universe, the unity of truth and knowledge and the unity of life.
PROBLEMATIKA EPISTEMOLOGIS TENTANG VISI, MISI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM Syamsul Rijal
AHSANA MEDIA:  Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.011 KB) | DOI: 10.31102/ahsana..5.1.2019.31-38

Abstract

The hegemonic challenges of Western globalization have caused serious impacts on the future of Islamic education. This reality must be realized by Muslims and more specifically those involved in the world of education. For this reason, there is an anticipatory and alternative tactical and strategic step to free themselves from the hegemonic grip of Western globalization. The conception of Islamic model education does not only see education as an attempt to "educate" only (intellectual education, intelligence), but in line with the Islamic concept of human beings and their essence of existence. Therefore, the formulation of the vision, mission and objectives of Islamic education is expected to be more problematic, strategic, anticipatory, touch the application aspects and can touch the needs of the community or use of graduates. That is, Islamic education seeks to build people and society as a whole and thoroughly (insan kamil) in all aspects of a cultured and civilized life that is reflected in the lives of pious and faithful people, democratic and independent, knowledgeable, skilled, work ethic and professional, pious charity, personality, graceful morality and moral character, capable of innovation and access to change and competitive and cooperative abilities in the global era and local thinking in obtaining world welfare and the hereafter.
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM DAN URGENSINYA DI INDONESIA Syamsul Rijal
AHSANA MEDIA:  Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Ahsana Media: Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.542 KB) | DOI: 10.31102/am..7.01.2021.72-82

Abstract

Multicultural education was born in different parts of the world not in a vacuum, it was born because of the reality of multiculturalism that should exist. A struggle for equality and equality, democracy and human rights. The process of democratization usually requires recognition of human rights that do not distinguish human differences over skin color, religion, customs, culture or gender. The concept of multicultural education within the framework of Islamic education, can be realized with a long and continuous business process and efforts. Both are highly relevant and accommodating to issues of pluralism and democracy. This can be traced from the basic principles of multicultural education and Islamic education which are very relevant. Both are highly regarded for human rights and have a strong commitment to realize it. The implementation of multicultural Islamic education can be realized not only in the realm of formal education an-sich, it can take place in non-formal education, family and the wider community. Of course, with a long and sustainable process in addition to the improvement and preparation of a more comprehensive system in the curriculum, infrastructures, learning models to the competence of educators must be adapted to these ideals. Indonesia as a country that has a variety of cultural people in building national and state life needs to develop education that has multicultural insight. Through the principle of "Bhineka Tunggal Ika" as stated in the basis of the state and through multicultural education is expected to achieve a peaceful, harmonious, and upholding the values of humanity as mandated in the constitution.
PERAN KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SHOLAT FARDLU BERJAMA’AH SANTRI PUTRA DI PONDOK PESANTREN SITI NUR SA’ADAH DI DESA WONOMELATI KREMBUNG SIDOARJO Afida Nur Aini; Syamsul Rijal
AHSANA MEDIA:  Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman Vol 8 No 1 (2022): Ahsana Media: Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Ke-Islaman
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul Peran Kepemimpinan Kyai Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Sholat Fardlu Berjama’ah Santri Putra Di Pondok Pesantren Siti Nur Sa’adah Di Desa Wonomelati Krembung Sidoarjo. Fokus penelitian ini yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah peran kepemimpinan kyai dalam meningkatkan kedisiplinan sholat fardlu berjama’ah santri putra di pondok pesantren siti nur sa’adah di desa wonomelati krembung sidoarjo? (2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan sholat fardlu berjama’ah santri putra di pondok pesantren siti nur sa’adah di desa wonomelati krembung sidoarjo? Sedangkan tujuan penelitian ini (1) Untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan kyai dalam meningkatkan kedisiplinan sholat fardlu berjama’ah santri putra di pondok pesantren siti nur sa’adah di desa wonomelati krembung sidoarjo (2) Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yanng dialami oleh kyai dalam meningkatkan kedisiplinan sholat fardlu berjama’ah santri putra di pondok pesantren siti nur sa’adah di desa wonomelati krembung sidoarjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif lapangan. Sedangkan untuk pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif intraktif yaitu merupakan penelitian yang mendalam dengan menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiah. Setelah peneliti mengkaji dan meneliti maka dapat disimpulkan peran kepemimpinan kyai sangat membawa nilai positif. Dengan hal ini hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam meningkatkan kedisiplinan sholat fardlu berjama’ah santri putra adalah baik, dalam artian peran kepemimpinan kyai untuk mendisiplinkan santri putra yaitu melakukan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pengurus, memberikan bimbingan dan suri tauladan yang baik, memberikan motivasi dan mendidik serta memberikan arahan, meskipun masih ada santri yang telat mengikuti sholat fardlu’ berjam’ah, hal itu berdampak pada kedisiplinan santri sehingga kurang maksimal, karena ada sebagian santri yang sulit untuk bangun pagi, keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya kesadaran diri. Maka dengan adanya permasalahan tersebut memungkinkan santri sering terlambat mengikuti sholat fardlu’ berjama’ah. Faktor pendukungnya yaitu berfungsinya komando (perintah) pengasuh, nasehat orang tua, pengurus membagi tugas dengan cara menjadwalkan sholat berjama’ah, pemberian takziran (hukuman), dan adanya kerjasama dalam melatih santri untuk disiplin. Faktor penghambatnya yaitu sarana dan prasarana yang kurang mendukung, kurangnya pengontrolan dan penjagaan keamanan, kurangnya kesadaran pada diri santri yang sulit diatur.
KRITIK IBNU TAIMIYAH TERHADAP TAREKAT Syamsul Rijal
Jurnal Al-Ulum : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ke-Islaman Vol 2 No 1 (2015): Jurnal al- Ulum: Jurnal Pemikiran dan Penelitian ke-Islaman
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.874 KB) | DOI: 10.31102/alulum.2.1.2015.57-67

Abstract

The difference between the religious orientation of the shari'ah and Tariqah has implications in the form of tensions and polemics between them with mutual alleges that his opponent is manipulative, religion, therefore they are called heretics. Instead, they are fighting over a claim as the most correct. Accordingly, Ibn Taymiyya asked many critical responses in many ways which is no exception about Sufism. At least there are two things that as the core ideas of Sufism of Ibn Taymiyyah. The second thing is about the validity of Sufism as a way to take the truth (Sufism), as well as the practices of Sufism and growing congregation that time. In assessing Sufism, Ibn Taymiyyah is more moderate (take the middle path), between those who consider Sufism as the only way to get closer to the true God, and those who consider it heresy. According to Ibn Taymiyyah, the best attitude in assessing Sufism or everything else is receiving things in accordance with the Qur'an and Assunnah and reject the things that are contrary to both. While the Practice of Sufism (the Order). Ibn Taymiyya admitted that the trustee has the miracles, but it does not guarantee that person become Ma'shum of errors, and not exempt from the Shari'ah.