Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Efektivitas Skoliometer Sebagai Alat Deteksi Dini Skoliosis Edwina Nabila
Health and Medical Journal Vol 2, No 1 (2020): HEME January 2020
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.244 KB) | DOI: 10.33854/heme.v2i1.297

Abstract

Latar Belakang: Skoliosis merupakan suatu abnormalitas kelengkungan tulang belakang >10⁰ dan merupakan suatu kondisi seumur hidup. Tujuan: Skoliosis biasa timbul pada masa awal growth spurt remaja. Sebanyak 90% skoliosis idiopatik berada pada saat remaja. Prevalensi skoliosis idiopatik remaja di dunia sebesar 0,47%-5,2% dan Asia sebesar 0,4%-7%. Rasio perempuan dan laki-laki berkisar 1,5:1 hingga 3:1. Terdapat berbagai komplikasi yang dapat terjadi pada skoliosis dengan kurva >25⁰ dan tidak dilakukan tatalaksana seperti sakit punggung, citra diri terganggu, cacat fisik, gejala paru dan kematian. Deteksi dini skoliosis dapat dilakukan untuk mencegah skoliosis dengan menemukan tanda-tanda kelengkungan tulang belakang pada kelompok tanpa gejala dan keluhan. Deteksi dini skoliosis dilakukan dua kali pada perempuan usia 10 dan 12 tahun, sedangkan laki laki pada usia 13/14 tahun. Kesimpulan: Deteksi dini dengan skoliometer merupakan metode non-invasif dan bebas radiasi untuk mengukur ketidaksimetrisan sisi tubuh dalam derajat rotasi aksial.