Sifa Mulya Nurani
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEDUDUKAN PEREMPUAN KARIR DALAM BERUMAH TANGGA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 PERSPEKTIF GENDER Sifa Mulya Nurani
Usratuna: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : STAI Darussalam Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/usratuna.v5i1.323

Abstract

From this research, it is found that according to gender, women and men have the same position in the household, there are several rights that can be used as a reference in carrying out household duties. Men should not be proud to do household chores, and women should be more generous if they participate in fulfilling household needs. the position of women in a gender perspective is equal. The principle of gender is not sex, but understands and knows the duties between men and women, so that men are not arbitrary towards women. In ancient times women were limited to taking care of kitchens, wells and mattresses. But now women have the freedom to live their lives, such as dressing, trading, careers and so on. This cannot be separated from the verse of the Qur'an which is able to free women from caste differences that have been binding. The position of women in the family based on gender is equal to that of men. This can be seen in various ways, firstly both have the responsibility of realizing life goals, secondly both are equal in terms of work, child care, education, thirdly there is no discrimination in the family, thirdly equal in dignity, men as husbands and women as wives. and five women are equal to men in terms of professional and career development.
Paradigma Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah dan Relasinya Dengan Tingkat Perceraian Serta Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Sifa Mulya Nurani; M.Muhsin
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 4 No. 1 (2021): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.039 KB) | DOI: 10.33367/legitima.v4i1.1860

Abstract

Angka perceraian di Indonesia yang mencapai 2.266 kasus pada 2019-2020. Menunjukkan bahwa Paradigma Sakīnah Mawaddah wa Raḥmah dalam konstelasi normatif kajian hukum keluarga Islam, belum dapat diimplementasikan dengan baik oleh pasangan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi paradigma keluarga Sakīnah Mawaddah wa Raḥmah dalam konteks psikologi Islam dengan tingkat perceraian serta pertumbuhan penduduk di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat library research, yaitu mengupas penelitian hukum keluarga Islam dengan kajian-kajian deskriptif. Data penelitian berupa literatur-literatur yang mengulas paradigma keluarga Sakīnah Mawaddah wa Raḥmah. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan, paradigma keluarga Sakīnah Mawaddah wa Raḥmah memiliki relasi signifikan pada dua kasus, perceraian dan pertumbuhan penduduk. Guna mencegah perceraian, maka turunan paradigma ini memeberikan resolusi; menguatkan agama, sikap saling percaya antar keluarga, memenuhi hak dan kewajiban, saling bertemu, dan menanamkan rasa cinta dan kasih. Sedangkan upaya preventif turunan paradigma ini guna menanggulangi pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan menanamkan rasa tentram dalam berkeluarga, cinta kasih, dan ikut menyukseskan program pemerintah seperti Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR).