Hana Nur Ramila
Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Manejemen Anestesi pada Pasien G1P0A0 33-34 Minggu Kontraksi Prematur dengan Penyakit Jantung Kongenital Asimtomatik E.c VSD, Decompensasio Cordis Fc II, Hipertensi Pulmonal dan Skoliosis Thorakalis: Laporan Kasus Michaela Arshanty Limawan; Hana Nur Ramila; Dewi Yulianti Bisri
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.86

Abstract

Penyakit jantung bawaan (PJB) pada ibu hamil dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Penyakit jantung bawaan dengan skoliosis torakal dan kehamilan merupakan kasus dengan konsiderasi anestesi khusus. Kami melaporkan manajemen perioperatif ibu hamil dengan defek septum ventrikel, gagal jantung, hipertensi pulmonal, dan skoliosis torakalis yang menjalani seksio sesarea. Wanita usia 28 tahun hamil 33–34 minggu datang ke IGD dengan keluhan mulas dan sesak nafas. Pasien memiliki riwayat PJB dan tidak ada konsumsi obat rutin. Pasien akan menjalani operasi seksio sesarea dengan teknik anestesi regional epidural. Sebelum operasi dilakukan pemeriksaan ekokardiografi, perbaikan keadaan umum, dan pemberian terapi sildenafil 3x20 mg. Pada kasus ini dilakukan anestesi neuraksial dengan teknik epidural karena penggunaan anestesi lokal dengan titrasi opioid memiliki efek analgesia yang kuat, sehingga dapat menekan pelepasan katekolamin. Teknik neuraksial juga menurunkan afterload, karena kondisi ini menguntungkan pada pasien dengan lesi regurgitasi jantung atau aliran jantung kiri ke kanan. Anestesi epidural dengan pemantauan kardiovaskular yang cermat merupakan pendekatan yang tepat pada pasien ventricular septal defek (VSD). Penggunaan anestesi epidural lebih fleksibel serta mudah untuk mengatur hemodinamik sehingga lebih dipilih oleh ahli anestesi. Teknik epidural memiliki resiko anestesi yang relatif lebih mudah dikendalikan dibandingkan anestesi umum atau spinal.