Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penatalaksanaan Pada An. A Balita 31 Bulan Dengan Gizi Kurang Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Eniwati Eniwati; Agung Ikhssani
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1177

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan tingkat kesehatan antara pertumbuhan fisik dan perkembangan mental seseorang. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh banyak faktor, sehingga penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis maupun pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi kurang atau gizi buruk dapat memberikan dampak jangka pendek terhadap perkembangan anak yaitu anak mengalami gangguan bicara, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta menjadi apatis. Menerapkan pendekatan dokter keluarga secara holistik dan komprehensif dalam mendeteksi faktor risiko internal dan eksternal serta menyelesaikan masalah berbasis Evidence Based Medicine yang bersifat family-approached dan patient-centered. Studi yang dilakukan adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari buku KIA pasien. An. A usia 31 bulan mengalami berat badan yang sulit naik sejak usia 10 bulan. Tidak ada keluhan lainnya. Pasien tidak rutin datang ke Posyandu semenjak pandemi. Riwayat persalinan pasien lahir di bidan pada usia kehamilan 37 minggu dengan BB lahir 2600 gram dan PB lahir 46 cm. Riwayat makan pasien yaitu ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, selanjutnya pasien mulai MP-ASI dan ASI hingga usia saat ini. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien setiap hari gemar makan jajan seperti biskuit, wafer, roti, gorengan dan permen. Saudara kandung ayah pasien yang tinggal serumah merupakan perokok dan kadang-kadang merokok di dalam rumah. Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pada pasien ini telah dilakukan secara holistik, patient centered, family approach dan berdasarkan beberapa teori dan penelitian terkini. Pada proses perubahan perilaku, pasien sudah mencapai tahap adopsi.
Laporan kasus : Demam Typhoid Pada An. AI Balita Berumur 26 Bulan dengan Intoleransi laktosa Muhammad Farras Afif Syamhudi; Agung Ikhssani
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1222

Abstract

Demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella typhi dan paratyphi, merupakan penyebab umum penyakit demam berkepanjangan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama terutama di negara berkembang. Penyakit ini telah mencapai distribusi global dan merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas dan lebih umum di negara berkembang karena sanitasi yang buruk, standar kebersihan pribadi yang buruk dan konsumsi makanan yang terkontaminasi. Diagnosis didasarkan pada isolasi Salmonella typhi atau paratyphi dari kultur darah, urin, sumsum tulang atau tinja. Demam tifoid adalah salah satu penyakit demam yang paling umum di negara berkembang. Setelah masa inkubasi 7 sampai 14 hari, timbul demam dan malaise. Demam kemudian disertai dengan menggigil, sakit kepala, malaise, anoreksia, mual, ketidaknyamanan perut samar-samar, batuk kering dan mialgia diikuti oleh hepatomegali, dan splenomegali. Pemberian antibiotik yang tepat setelah diagnosis dini sangat penting untuk manajemen yang optimal. Pengetahuan tentang kerentanan antibiotik sangat penting dalam menentukan obat mana yang akan digunakan. pasien dapat dikelola di rumah dengan antibiotik oral dan tindak lanjut yang teratur. Namun, pasien dengan penyakit parah, muntah terus-menerus, diare parah, dan perut kembung, memerlukan rawat inap dan pengobatan antibiotik parenteral. Kloramfenikol adalah obat pilihan. Intoleransi laktosa adalah kondisi gastrointestinal umum yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mencerna dan menyerap laktosa makanan. Intoleransi laktosa primer adalah jenis intoleransi laktosa yang paling umum adalah salah satu bentuk intoleransi makanan yang paling umum dan terjadi ketika aktivitas laktase berkurang di brush border mukosa usus kecil. Orang mungkin tidak toleran laktosa pada tingkat yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan gejala ini. Ketika laktosa tidak dicerna, akan difermentasi oleh mikrobiota usus, menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare dengan variabilitas intraindividual dan interindividual yang cukup besar dalam tingkat keparahan manifestasi klinis. Laporan kasus ini membahas tentang Demam Typhoid Pada An. AI Balita Berumur 26 Bulan dengan Intoleransi laktosa
The Role of Vitamin C in the Prevention of Premature Rupture of Membranes Tiara Cornela Azqinar; Agung Ikhssani
Journal of Maternal and Child Health Sciences (JMCHS) Vol 1 No 2 (2021): Journal of Maternal and Child Health Science (JMCHS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.26 KB) | DOI: 10.36086/maternalandchild.v1i2.966

Abstract

Premature rupture of membranes [PROM] is an early event in approximately one third of preterm births resulting in significant infant mortality and morbidity. The exact mechanism by which the fetal membranes weaken and rupture in term and preterm pregnancy is unknown. However, it has been hypothesized that the fetal membranes weaken and eventually rupture as a result of collagen remodeling and apoptosis. Some studies have speculated that vitamin C supplementation during pregnancy will be useful in the prevention of PROM but some studies have also shown that vitamin C supplementation does not affect normal fetal membrane remodeling processes leading to weakening and rupture of the fetal membranes. This literature review discusses the role of Vitamin C in the prevention of PROM, where the role of vitamin C can induce collagen degradation and apoptosis. The assumption that vitamin C supplementation may be a prophylactic regimen for premature PROM should be investigated further. Caution should be exercised in using vitamin C supplements to prevent PROM in pregnant women. This literature review discusses the role of vitamin C in preventing premature rupture of membranes.
Maternal Obesity: Effects on Mother and Baby Asyraf Vivaldi Wardoyo; Agung Ikhssani
Journal of Maternal and Child Health Sciences (JMCHS) Vol 1 No 2 (2021): Journal of Maternal and Child Health Science (JMCHS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.97 KB) | DOI: 10.36086/maternalandchild.v1i2.1015

Abstract

Maternal obesity during pregnancy is a public health burden that may be the underlying cause of the growing adult obesity rate worldwide. Understanding the relationship between maternal obesity and fetal obesity will provide useful information for the management and prevention of maternal and infant morbidity. Maternal obesity can adversely affect fetal development. Maternal obesity has become one of the most common risk factors in obstetric practice. Obesity in pregnancy is usually defined as a Body Mass Index [BMI] of 30 kg/m2 or more at the first antenatal consultation. In the management of obese women, pre-pregnancy weight loss through lifestyle improvements, particularly through individualized dietary therapy, appears to be important. Counseling to support improvements in diet and physical activity is considered a first-line intervention. This literature review discusses maternal obesity and its effects on mother and baby
Maternal Iron Deficiency and Its Effects on the Fetus and Infant Novita Lumbanraja; Agung Ikhssani
Journal of Maternal and Child Health Sciences (JMCHS) Vol 1 No 2 (2021): Journal of Maternal and Child Health Science (JMCHS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.52 KB) | DOI: 10.36086/maternalandchild.v1i2.1041

Abstract

Iron is essential for the function of all cells through its role in oxygen delivery, electron transport, and enzymatic activity. Cells with high metabolic rates require more iron and are at greater risk for dysfunction during iron deficiency. Iron deficiency is associated with adverse pregnancy outcomes, including increased maternal disease, low birth weight, prematurity, and intrauterine growth restriction. The rapidly developing fetal brain is particularly at risk for iron deficiency, which can occur due to maternal iron deficiency, hypertension, smoking, or glucose intolerance. Low maternal gestational iron intake is associated with autism, schizophrenia, and abnormal brain structures in the offspring. Newborns with iron deficiency have impaired recognition memory, slower processing speed, and poorer bonds that persist despite postnatal iron deficiency. Scientific sources were obtained from Google Scholar and Pubmed in the form of textbooks and scientific journals totaling 33 pieces. This literature review describes the neurocognitive and mental health consequences of fetal iron deficiency and emphasizes that fetal iron is a key nutrient influencing brain development and function throughout life