Emilda Yofita
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penguatan Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Perizinan Lingkungan Melalui Konsep Citizen Power Farhan Izzatul Ulya; Emilda Yofita; Febri Wulandari; Yunita Desmawati
Padjadjaran Law Review Vol. 8 No. 1 (2020): PADJADJARAN LAW REVIEW
Publisher : PADJADJARAN LAW RESEARCH AND DEBATE SOCIETY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem demokrasi Indonesia mengandung dua prinsip, yaitu kerakyatan dan musyawarah dalamperwakilan dan mufakat. Hal ini diimplementasikan dalam proses perizinan lingkungan, dengan adanyapartisipasi masyarakat. Meski telah mengikutsertakan masyarakat, namun justru banyak kasus gugatanmasyarakat terhadap izin lingkungan yang dikeluarkan. Hal ini menjadi suatu kejanggalan karenamasyarakat merupakan pihak yang terlibat dalam penyusunannya. Diukur dengan teori partisipasimasyarakat menurut Arnstein, maka partisipasi masyarakat dalam proses perizinan lingkungan beradapada tangga placation, consultation, dan informing, yang berada pada derajat Degree of Tokenism.Kelemahan derajat ini adalah tidak menyediakan jaminan bahwa suara masyarakat diperhitungkandalam penentuan hasil sebuah keputusan publik. Partisipasi masyarakat menjadi hanya bersifatformalitas untuk memenuhi ketentuan undang-undang. Mengatasi kekurangan yang ada, penulismenggagas konsep Citizen Power pada partisipasi masyarakat dalam proses perizinan lingkungan diIndonesia. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah yuridis normatif, dengan pendekatankonseptual dan pendekatan perundang-undangan. Konsep Citizen Power ini akan meningkatkanpartisipasi masyarakat ke derajat tertinggi (Degree of Citizen Power), sehingga konflik lingkungan dapatmenurun.
Re-Tax (Restaurant Waste Tax): Pemberlakuan Pajak untuk Menekan Dampak Limbah Restoran Demi Terwujudnya Indonesia sebagai Poros Kelestarian Lingkungan Dunia Juan Maulana Alfedo; Emilda Yofita; Laras Ayu Lintang Sari
Jurnal Hukum Lex Generalis Vol 1 No 8 (2020): Tema Hukum Lingkungan
Publisher : CV Rewang Rencang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waste is a serious problem that occurs in various countries, especially in Indonesia. One of them is Restaurant Waste which can be categorized as organic waste and domestic liquid waste. Restaurant waste that is not processed properly can be one of the factors of environmental pollution. Moreover, in 2030 with the main problem is the increase in population in urban areas, changes in people's consumption patterns, the entry of restaurants that provide various fast food will be more concerning if not addressed immediately. Improper management of restaurant waste can cause problems, namely polluted air in the environment around the restaurant, disease nests, environmental pollution and blockage of waterways. Some of the data obtained from the Ministry of Agriculture in 2017 is the total amount of waste produced in Indonesia amounted to 187.2 million tons per year, while for Restaurant Waste 16.7 million tons per year or equivalent to 44.5%. From this, the author provides a solution in the form of the enactment of a waste tax (Re-Tax: Restaurant Waste Tax) to reduce the impact of Restaurant Waste for the realization of Indonesia as the axis of world environmental sustainability. The system that will be applied is to use maximum waste data as a basis for tax enforcement. With systematics in accordance with Law No. 42 of 2009, which is taken 10% of sales. The author uses juridical-normative writing methods, with a statutory and conceptual approach. In providing the solution is expected to be able to achieve the goal of overcoming environmental damage due to Restaurant Wastes that have not been processed, reducing the number of restaurant waste disposals, maintaining environmental sustainability and increasing local government revenue through tax enforcement.