Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENENTUAN KEBUNDARAN, EKSENTRISITAS, ASPEK RASIO, DENSITAS CURAH, POROSITAS, DAN VOLUME RELATIF KENTANG (Solanum tuberosum L.) Mus Tofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i1.539

Abstract

Kebundaran (roundness), eksentrisitas, aspek rasio, densitas curah (bulk density), porositas dan volume relatif merupakan beberapa sifat fisik bahan pertanian yang sangat penting. Pentingnya sifat-sifat ini berkaitan dengan perancangan dan proses pengolahannya. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan dimensi dan bentuk (roundness, eksentrisitas, dan aspek rasio), bulk density, dan porositas dari kentang, dimana kentang merupakan salah satu bahan pertanian yang digolongkan sebagai sayuran. Kentang banyak diminati oleh masyarakat karena terkandung komponen-komponen yang diperlukan tubuh, seperti karbohidrat, protein, dan komposisi lainnya. Penentuan sifat dimensi dan bentuk menggunakan alat jangka sorong dengan parameter diameter dan jari-jari dari kentang. Bulk density kentang ditentukan dengan perbandingan bulk mass (massa curah) dari kentang dengan volumenya. Sedangkan porositas ditentukan dengan perbandingan bulk density dan densitas bahan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa kentang memiliki kebundaran, aspek rasio, kelonjongan, densitas curah, porositas, dan volume relatif masing-masing sebesar 0.45, 0.88, 0.59, 0.49 g.cm-3, dan 0.55, dan 0.45. Data tersebut dapat digunakan sebagai informasi awal dalam desain dan perancangan alat pengolahan kentang.
KONSERVASI DAN PEMBERDAYAAN PENGELOLAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF PLTS, PLTMH DI KECAMATAN BULANGO ULU KABUPATEN BONE BOLANGO, GORONTALO Mus Tofa
Jurnal Abdimas Gorontalo (JAG) Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Abdimas Gorontalo (JAG), Mei 2020
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jag.v3i1.540

Abstract

Desa Pilolaheya dan Desa Suka Makmur telah memiliki sistem pembangkit listrik terbarukan yaitu PLTS terdapat di desa Pilolaheya dan PLTMH di desa Suka Makmur. Sistem pembangkit yang memanfaatkan energi terbarukan ini sudah dioperasikan dan digunakan oleh warga desa Pilolaheya dan Suka Makmur untuk berbagai aktivitas kebutuhan warga desa tersebut. Persoalan yang dihadapi adalah dari aspek konservasi sumber energi yang dimanfaatkan pada sistem pembangkit secara teknis belum dapat dipahami masyarakat desa Pilolaheya dan Suka Makmur sehingga kepedulian untuk melakukan kegiatan konservatif baik secara personal warga ataupun secara bersama belum terwujud. Hal ini dapat berdampak pada eksistensi dan keberlanjutan pengoperasian sistem pembangkit yang digunakan dan aspek pemberdayaan masyarakat terutama pengelolaan dan pemeliharaan sistem pembangkit listrik yang digunakan. Penyebabnya karena secara teknis masih mengandalkan intervensi pemerintah, sehingga dapat berdampak pada sifat ketergantungan masyarakat itu sendiri. Solusi dari persoalan konservasi sumber energi pada pembangkit PLTS dan PLTMH adalah pembinaan pengetahuan dan pemahaman masyarakat desa tersebut. Pembinaan ini berkaitan dengan konservasi sumber energi secara teknis dan praktis. Adapun solusi persoalan pemberdayaan dan pengelolaan sistem pembangkit PLTS dan PLTMH adalah pembelajaran praktis pengenalan sistem pembangkit, pengelolaan dan pemeliharaan, penanganan kerusakan komponen sistem dan teknik penghematan pemakaian daya beban listrik PLTS. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dimaksudkan untuk solusi-solusi tersebut. Kegiatan PkM ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu survei kondisi desa, koordinasi pemerintah desa, sosialisasi pendahuluan, sosialisasi pelaksanaan dan pelaksanaan kegiatan dan pelatihan. Berdasarkan hasil PkM diperoleh hasil bahwa masyarakat secara umum telah mengetahui dan memahami bagaimana seharusnya pengelolaan sistem pembangkit listrik alternatif tersebut.