This Author published in this journals
All Journal PRoMEDIA
Sri Pangestuti
Universitas Jenderal Soedirman, Jurusan Ilmu Komunikasi

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DEEPFAKE, TANTANGAN BARU UNTUK NETIZEN (DEEPFAKE, A NEW CHALLENGE FOR NETIZEN) Itsna Hidayatul Khusna, M.A; Sri Pangestuti
PRoMEDIA Vol 5, No 2 (2019): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.868 KB) | DOI: 10.52447/promedia.v5i2.2300

Abstract

AbstractDeepfake is a technique for human image synthesis based on artificial intelligence. It is used to combine and superimpose existing images and videos onto source images or videos using a machine learning technique known as generative adversarial network (GAN). This article explained why deepfake can become a new challenge for netizen. The purpose in this research is understanding the new challenge for netizen, and the transition of information and communication technology become everybody awareness, so that they can respond wisely. For answering the question in this article, researcher use literature study that use articles from several source. This research resulted some issues (1) deepfake can be a challenge for netizen because deepfake can spread hatred, (2) deepfake become propaganda tool, and (3) become political tool. Because of those issues, netizen should have good emotional quotient (EQ) when they became internet user.Key word: Deepfake, Netizen, Emotional Quotient AbstrakDeepfake merupakan teknik sintetis citra manusia yang berdasarkan pada kecerdasan buatan/AI. Ini digunakan untuk menggabungkan serta menempatkan gambar dan video yang ada ke sumber gambar atau video menggunakan teknik mesin belajar yang dikenal sebagai jaringan generatif adversarial (GAN). Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengapa depfake bisa menjadi tantangan baru bagi netizen. Tujuannya adalah untuk mengetahui tantangan baru netizen, serta agar kemajuan teknologi di bidang informasi dan komunikasi menjadi perhatian khusus bagi semua kalangan, sehingga semua bisa menyikapinya dengan bijaksana. Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian, penulis menggunakan metode literatur yang bersumber dari beberapa sumber tulisan artikel. Dari studi literatur tersebut didapatkan hasil bahwa (1) deepfake bisa menjadi tantangan bagi netizen karena deepfake bisa menyebarluaskan kebencian, (2) menjadi alat propaganda, dan (3) alat politik. Karena itu netizen dituntut untuk mempunyai kecerdasan emosional (EQ) yang baik saat menjadi pengguna internet.Kata kunci: Deepfake, Netizen, Kecerdasan Emosional