Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE INFLUENCE OF PERSONAL HYGIENE ELUCIDATION TO THE HAND WASHING BEHAVIOR OF SCHOOL AGED CHILDREN (STUDY AT BANJARDOWO 2 STATE ELEMENTARY SCHOOL KABUPATEN JOMBANG) Mulyo Aji Sulistyo; Imam Fathoni; Leo Yosdimyati R
Jurnal Keperawatan Vol 3 No 1 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Personal hygiene is someone’s effort to keep his or her cleaning to get physically and psychologically safety.Hand washing is one of healthy behavior, generally this behavior has been known to the children since theywere young, not only from the parents at home, and moreover it becomes children’s daily routine. Thepurpose of this research is to know the influence of personal hygiene elucidation to the hand washingbehavior of school aged children at Banjardowo 2 State Elementary school in Kabupaten Jombang.Research design is one group pre-post test. The population is 69 repondents from students in 4th, 5th, and6th grade at Banjardowo 2 State Elementary school Kabupaten Jombang with 41 respondents as a sample.Sampling used is stratified random sampling. Variable Independent is elucidation of personal hygiene.Variable Dependent is hand washing behaviour. Frequency of hand washing behaviour before elucidation isless than 21 respondents (51,2%) and hand washing behaviour after elucidation is good with 23 respondents(56,1%). From Wilcoxon test we get score p = 0,000 < α (0,05) so H1 is accepted. From the result of dataanalysis show that there is an influence between personal hygiene to the the influence of personal hygieneelucidation to the hand washing behavior of school aged children at Banjardowo 2 State Elementary schoolJombang.
Analisis Tegangan Jatuh Terhadap Sistem 6 kV Di PT. Petrokimia Gresik-Unit III Imam Fathoni; Bambang Dwi Sulo; M Taqijjuddin Alawiy
SCIENCE ELECTRO Vol 8, No 1 (2018): SCIENCE ELECTRO
Publisher : Science Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menjaga proses produksi di industri yang baik diperlukan suplai tenaga listrik dan perawatan secara kontinunitas, diantaranya pada peralatan distribusi tenaga listrik, misalnya tranformator dan kawat penghantar. Kawat penghantar yang baik dapat ditinjau dari jenis penghantar, luas penampang, dan kemampuan hantar arus. Pemilihan kawat penghantar yang digunakan untuk saluran distribusi didasarkan pada beban listrik yang disuplai. Ukuran penampang kawat penghantar sebaiknya memiliki tahanan kawat yang kecil dan sesuai dengan beban yang disuplay. Hal tersebut dimaksudkan agar nilai tegangan jatuh tidak melebihi dengan standart yaitu ±5 % dari tegangan sumber seperti yang tertera dalam PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) Standart PLN 1 : 1978, “dimana ditentukan bahwa variasi tegangan pelayanan, sebagian akibat jatuh tegangan (drop tegangan), karena adanya perubahan beban, maksimum +5% dan minimum -10% dari tegangan nominalnya”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar tegangan jatuh pada jaringan distribusi yang terjadi di PT. Petrokimia Gresik-Unit III dan apakah jatuh tegangan yang terjadi sesuai dengan standart PLN. Motode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan perbandingan perhitungan Manual dan Perhitungan dengan software ETAP 12.6. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Tegangan jatuh yang terjadi melebihi standart yang ditetapkan oleh PLN yaitu ± 5 % dari tegangan nominalnya.(2) Tegangan jatuh terjadi disaluran LV-TR 62 ke LTR 62 sebesar 6,34 %, LV-TR 81 ke LTR 81 sebesar 16,03%, LV-TR 42 ke LTR 42 sebesar 7,25%, LV-TR 41 ke LTR 41 sebesar 18,46%, LV-TR 51 ke LTR 51 sebesar 15,17 %, LV-TR 3 ke LTR 3 sebesar 15,15%, LV-TR 2101 ke LTR 2101 sebesar 16,32%, LV-TR 11 ke LTR 11 sebesar 7,13% dan di saluran LV-TR 52 A ke LTR 52 A sebesar 24,16 %.(3) Tegangan jatuh terburuk terjadi disaluran LV-TR 52 A ke LTR 52 A sebesar 99,657 volt dengan presentase 24,9 % dihitung melalui perhitungan manual dan   65,48 Volt dengan presentase tegangan jatuh 16,49 % jika dihitung melalui software Etap 12.6. Sehingga hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada pada peralatan listrik yang dimiliki. Untuk mengatasi permasalahan tegangan jatuh yang terjadi bisa dilakukan dengan pergantian diameter penghantar yang lebih besar untuk menekan jatuh tegangan.Kata kunci : Tegangan Jatuh, Jaringan distribusi, Tegangan Menengah, SPLN 1:1978, Etap 12.6
Analisis Tegangan Jatuh Terhadap Sistem 6 kV Di PT. Petrokimia Gresik-Unit III Imam Fathoni; Bambang Dwi Sulo; Muhammad Taqijjuddin Alawiy
SCIENCE ELECTRO Vol 8 No 1 (2018): SCIENCE ELECTRO
Publisher : Science Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menjaga proses produksi di industri yang baik diperlukan suplai tenaga listrik dan perawatan secara kontinunitas, diantaranya pada peralatan distribusi tenaga listrik, misalnya tranformator dan kawat penghantar. Kawat penghantar yang baik dapat ditinjau dari jenis penghantar, luas penampang, dan kemampuan hantar arus. Pemilihan kawat penghantar yang digunakan untuk saluran distribusi didasarkan pada beban listrik yang disuplai. Ukuran penampang kawat penghantar sebaiknya memiliki tahanan kawat yang kecil dan sesuai dengan beban yang disuplay. Hal tersebut dimaksudkan agar nilai tegangan jatuh tidak melebihi dengan standart yaitu ±5 % dari tegangan sumber seperti yang tertera dalam PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) Standart PLN 1 : 1978, “dimana ditentukan bahwa variasi tegangan pelayanan, sebagian akibat jatuh tegangan (drop tegangan), karena adanya perubahan beban, maksimum +5% dan minimum -10% dari tegangan nominalnya”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar tegangan jatuh pada jaringan distribusi yang terjadi di PT. Petrokimia Gresik-Unit III dan apakah jatuh tegangan yang terjadi sesuai dengan standart PLN. Motode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan perbandingan perhitungan Manual dan Perhitungan dengan software ETAP 12.6. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Tegangan jatuh yang terjadi melebihi standart yang ditetapkan oleh PLN yaitu ± 5 % dari tegangan nominalnya.(2) Tegangan jatuh terjadi disaluran LV-TR 62 ke LTR 62 sebesar 6,34 %, LV-TR 81 ke LTR 81 sebesar 16,03%, LV-TR 42 ke LTR 42 sebesar 7,25%, LV-TR 41 ke LTR 41 sebesar 18,46%, LV-TR 51 ke LTR 51 sebesar 15,17 %, LV-TR 3 ke LTR 3 sebesar 15,15%, LV-TR 2101 ke LTR 2101 sebesar 16,32%, LV-TR 11 ke LTR 11 sebesar 7,13% dan di saluran LV-TR 52 A ke LTR 52 A sebesar 24,16 %.(3) Tegangan jatuh terburuk terjadi disaluran LV-TR 52 A ke LTR 52 A sebesar 99,657 volt dengan presentase 24,9 % dihitung melalui perhitungan manual dan   65,48 Volt dengan presentase tegangan jatuh 16,49 % jika dihitung melalui software Etap 12.6. Sehingga hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada pada peralatan listrik yang dimiliki. Untuk mengatasi permasalahan tegangan jatuh yang terjadi bisa dilakukan dengan pergantian diameter penghantar yang lebih besar untuk menekan jatuh tegangan.Kata kunci : Tegangan Jatuh, Jaringan distribusi, Tegangan Menengah, SPLN 1:1978, Etap 12.6