R. Kallo
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PROSPEK PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN PADI DENGAN TERNAK SAPI PADA PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN BARRU R. Kallo
Jurnal Agrisistem : Seri Sosek dan Penyuluhan Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Integrasi tanaman padi dengan ternak Sapi di lahan sawah dapat dipergunakan sebagai alternatif untuk mempercepat peningkatan produksi tanamana pangan dan sapi melalui aplikasi teknologi sederhana dalam Model Pembangunan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi. Kegiatan ini telah dilaksanakan di Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru selama 2 tahun (2014-2015) dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui penerapan model Integrasi ternak sapi dan padi berbasis Zero Waste yang selanjutnya dapat diterapkan pada agroekosistem yang sama di Indonesia. Metoda penelitian dengan statistik sederhana yang didahului dengan pengambilan data primer menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) untuk menentukan perioritas masalah yang dialami petani terkait penerapan inovasi teknologi. Data-data sekunder yang berhubungan dengan tujuan kajian ini diperoleh dari Instansi terkait dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa Penerapan komponen Teknologi PTT padi secara terpadu meningkatkan produksi sebesar 27,29% - 31,57%/MT. Kesimpulan yang didapat dari kegiatan ini adalah penerapan Sistim integrasi padi dan ternak sapi berbasis Zero Waste meningkatkan pendapatan petani sebesar 20,25% dengan nilai R/C 1,8 yang berarti usaha ini layak untuk dikembangkan. Kondisi riil di lapangan (tahun 2015) Model integrasi padi dan ternak sapi berbasis Zero Waste belum diadopsi disebabkan terdapat beberapa kendala antara lain : (a) Kesenjangan antara kelembagaan petani dengan Penyuluhan Pertanian maupun Pemerintah Daerah, (b) Unit usaha komersial yang dapat dikelola Gapoktan sebagai sumber dana (Pupuk Organik Cair Biourine dan kompos) belum memiliki izin edar produk sehingga terkendala dalam pemasaran, (c) Sumber Daya Manusia pengelola unit mekanisasi belum memadai, d) Skala usaha kecil, unit produksi tidak ekonomis dan berorientasi subsisten, e) Tidak adanya Trust atau kepercayaan yang bersifat timbal-balik antara Pengurus Gapoktan dan Kelompok tani untuk menumbuhkan partisipasi, kerjasama, bahkan kemitraan stakeholders. Hal ini sangat membutuhkan intervensi Pemerintah Daerah dalam penerapan model usahatani terintegrasi.