Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TEORI BELAJAR PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Subri Subri
QATHRUNÂ Vol 1 No 01 (2014): Januari-Juni 2014
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

“Long life education” belajar sepanjang hayat, sejak dari buaian sampai ke liang lahat. Istilah tersebut adalah sang motivator bagi pembelajar untuk memperbaikikehidupan dan untuk mencapai derajat yang mulia. Namun belajar yang baik harus mengikuti teori-teori belajar yang baik pula. Ada beberapa aspek teori belajar menurut Islam yang layak untuk dijadikan sebagai lentera bagi pembelajar dalam menekuni ilmu pengetahuan, diantranya adalah Taqlid (Imitasi/Peniruan), Tajribah wa Khatha’ (Trial dan Error), Ta’wid (Pembiasaan), Tafakkur (Berpikir), Ijtihad, Hurriyyah (Kebebasan). Proses belajar akan berjalan dengan lancar dan mudah apabila prinsipprinsipnyaditerapkan dengan benar. Al-Qur’an dan al-Sunah empat belas abad yang lalu telah mempraktekkan prinsip-prinsip untuk meluruskan perilaku manusia, mendidik jiwa dan membangun kepribadian mereka. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah Niat, Hatstsu (Motivasi), Tsawab (Reward), Takhawwulu Al-Auqot Li Al-Ta’allum (Pembagian Waktu Belajar), Takrir (Repetisi/ Pengulangan), Al-Nasyith Wa Al-’Amaliyyah Al ’Ilmiyyah (Partisipasi Aktif dan Praktek Ilmiah), Tarkiz (Konsentrasi), Tadrij (Belajar secara Gradual), Ihtimam (Perhatian).
Pesantren: Kaderisasi Ulama dan Regenerasi Umat Subri Subri
LENTERNAL: Learning and Teaching Journal Vol 3 No 3 (2022): LENTERNAL: Learning and Teaching Journal
Publisher : IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/lenternal.v3i3.2937

Abstract

It is difficult to separate ulama and pesantren. This is because the history of pesantren is rooted in Indonesian society for centuries before Indonesia's independence and even before the establishment of Islamic kingdoms. Islamic boarding schools are still independent and willing to organize education and educational programs, especially in the religious field, and their presence influences the current educational model and system. So at least as the original scientific treasure of Islamic boarding schools, namely the Yellow Book. Ulama and Pesantren must therefore maintain and continue to develop it. May the Salafiyah model pesantren survive and develop from time to time. Classical scholars interested in the transmission of the Pesantren model and curriculum pioneered decades ago are historical evidence of Santori's progress and greatness to date. Ulama dan pesantren memang sulit untuk dipisahkan, dimana sejarah pesantren telah mengakar bagi masyarakat Indonesia sejak berabad-abad lamanya sebelum Indonesia merdeka dan bahkan sebelum kerajaan-kerajaan Islam berdiri. Pesantren sampai saat ini masih mandiri dan ikhlas eksis untuk menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran, khususnya dalam bidang keagamaan, dan keberadaannya menginspirasi model dan sistem pendidikan saat ini. Maka paling tidak sebagai khazanah ilmiah asli di pesantren yaitu Kitab Kuning. Maka ulama dan kaum pesantren harus tetap melestarikan, lalu mengembangkannya. Sehingga pesantren model salafiyah dapat bertahan dan berkembang dari waktu ke waktu. Para ulama klasik yang concern pada transmisi model dan kurikulum pesantren yang dirintis puluhan tahun sebelumnya, merupakan bukti sejarah atas kemajuan dan kehebatan santri selama ini.