Melyarmes H. Kuanine
Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hukuman Mati Dalam Lingkaran Kontroversi Etis Kristen Melyarmes H. Kuanine
Sesawi Vol 1, No 1 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.16 KB) | DOI: 10.53687/sjtpk.v1i1.1

Abstract

In the implementation of the death sentence is not a sentence given as a criminal offender sentenced to life imprisonment. However, the death penalty is the loss of a person's life due to an error proven guilty based on a court decision (jurisprudence). This right to life maps the death penalty as an ethical issue. The most noble right in life as a gift from God, the applicable legal regulations also place human life in a valuable position both in their roles and positions as well as in their social responsibilities or legal responsibilities and also regarding their rights and obligations. From this impact arose the pros and cons of both secular people and in Christianity itself. The researcher determines a qualitative descriptive method for studying, collecting and compiling data through literature studies that relate to the paradigm of the death penalty in a circle of Christian ethical controversy. Therefore, this article will describe the elements of power, love, truth and justice as the government's duty in showing its identity to enforce the execution of the death penalty and will explain the Christian ethical attitude and perspective of the Christian community towards the execution of the death penalty. Abstrak Dalam pelaksanaan hukuman mati bukanlah hukuman yang diberikan sebagai pelaku kejahatan dihukum dengan penjara seumur hidup. Namun hukuman mati merupakan penghilangan nyawa seseorang akibat kesalahan yang terbukti bersalah berdasarkan keputusan pengadilan (jurisprudensi). Hak hidup inilah memetakan hukuman mati sebagai persoalan etis. Hak tersebut paling mulia dalam kehidupan sebagai pemberian Tuhan, peraturan hukum yang berlaku juga menempatkan hidup manusia pada posisi yang berharga baik dalam peran dan posisi maupun dalam tanggung jawab sosial atau tanggng jawab hukumnya dan juga menyangkut hak maupun kewajiban-kewajibannya. Dari dampak ini pun timbul pro dan kontra baik orang sekuler maupun dalam kekristenan sendiri. Peneliti menentukan metode deskriptif kualitatif untuk mempelajari, mengumpulkan dan menyusun data melalui studi pustaka yang berhubungan dengan paradigma hukuman mati dalam lingkaran kontroversi etika Kristen. Oleh karena itu, artikel ini akan menguraikan unsur-unsur kekuasaan, kasih, kebenaran dan keadilan sebagai tugas pemerintah dalam memperlihatkan jatidirinya untuk menegakkan pelaksanaan hukuman mati dan akan menjelaskan sikap etis Kristen dan perpektif masyarakat Kristen terhadap pelaksanaan hukuman mati.
URGENSITAS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAK TERHADAP EFEKTIVITAS BELAJAR SISWA Melyarmes H. Kuanine; Samadaya Harefa
Sesawi Vol 3, No 2 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.633 KB) | DOI: 10.53687/sjtpk.v3i2.77

Abstract

Artikel ini merupakan suatu kajian urgensitas pedagogik secara teoritis tentang kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Kristen sebagai pengajar dengan tugas utama membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi agar mewujudkan efektivitas belajar siswa. Untuk mencapai tujuan dari penulisan ini, maka penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan bahan kajian dari buku, jurnal teologi dan jurnal umum untuk penyempurnaan tulisan ini. Hasil penelitian menggambarkan kompetensi pedagogik guru PAK merupakan integrasi menyeluruh dari perjalanan profesionalisme guru. Sebab, guru bukan hanya menguasai mata pelajaran secara teoritis tetapi harus menguasai karakteristik siswa, supaya dapat mengetahui bagaimana kondisi atau situasi pengajaran di kelas. Pemahaman yang diperoleh guru akan memunculkan proses pembelajaran yang hidup, di dalamnya terjadi interaksi siswa dan guru secara berimbang. Menerapkan kompetensi pedagogik yang tepat akan tercipta efektivitas belajar siswa yang baik pula. Dari hal ini dipahami, bahwa urgensitas kompetensi pedagogik memiliki pengaruh penting dalam meningkatkan efektivitas belajar siswa, terlihat dari guru menguasai karakteristik siswa, menguasai teori dan prinsip pengajaran, mengembangkan kurikulum, pengembangan potensi dan menguasai tehnik komunikasi dengan siswa.