Kartika Sari Wanodya
Universitas Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Spasial Gizi Kurang Balita di Kota Tangerang Tahun 2019 Nanthyan Khampa Usada; Kartika Sari Wanodya; Nadia Trisna
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Biostatistika dan Ilmu Kependudukan FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51181/bikfokes.v2i1.4740

Abstract

Kekurangan gizi pada balita dapat menyebabkan kematian hal ini dikarenakan balita lebih rentan terinfeksi penyakit. Adapun penyebab tidak langsung gizi kurang yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Pada tahun 2018 prevalensi gizi kurang balita di Provinsi Banten sebesar 12,6%. Di kota tangerang sendiri terdapat 5.555 kasus atau 5,99% kejadian kasus gizi kurang pada balita pada tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi faktor risiko kejadian gizi kurang pada balita di Kota Tangerang tahun 2019 dengan menggunakan analisis spasial. Penelitian ini merupakan rancangan deskriptif kuantitatif dan desain studi ekologi menggunakan data sekunder dari Profil Kesehatan Daerah Kota Tangerang Tahun 2019. Data yang diambil meliputi jumlah kasus gizi kurang pada balita, jumlah posyandu, kasus BBLR, jumlah Inisiasi Menyusui Dini (IMD), jumlah pemberian ASI eksklusif, kasus diare balita, dan kasus pneumonia balita. Proses analisis data terdiri dari analisis data univariat dan analisis spasial. Analisis univariat bertujuan menggambarkan distribusi kasus gizi kurang pada balita di Kota Tangerang pada tahun 2019. Analisis spasial dilakukan menggunakan perangkat lunak SIG yaitu ArcGIS Desktop 10.4.1 dengan metode natural breaks yang membagi menjadi tiga risiko wilayah. Wilayah yang paling berisiko terhadap kejadian gizi kurang pada balita dengan semua faktor adalah Kecamatan Batuceper, Jatiuwung, Karawaci, Larangan, Neglasari dan Periuk. Namun setiap wilayah kecamatan memilik faktor dominan yang berbeda-beda pada kasus gizi kurang balita. Intervensi dan kebijakan perlu dibuat berdasar faktor yang berpengaruh di setiap wilayah.