Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Filsafat Inovasi dan Kreativitas Pendidikan Islam di Era Digital Lailatul Maskhuroh; Abdul Haris
Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol. 11 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) STIT Al Urwatul Wutsqo - Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54437/urwatulwutsqo.v11i1.383

Abstract

Islamic education which has a comprehensive task in internalizing values ??also has the task of preparing students to have skills according to the environment in which they will live later. Technological developments that reached the 4.0 era in this era are also required to prepare software to study this, one of which is a new discipline of philosophy and creativity in Islamic education in the digital era. , philosophy, the characteristics of the philosophy of innovation and creativity of Islamic education in the digital era as well as targeted and answered objects and their areas in the world of education. Because innovation and creativity itself is indeed human nature to be able to always adapt in the midst of an education that is always dynamic. Finally, Islamic education has indicators hereafter. theof resiliencedevelop it (knowledge, wealth, position).
HAKIKAT PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM Abdul Haris; Mokh. Fakhruddin Siswopranoto
Ilmuna: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam Vol. 4 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam STIT al Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54437/ilmuna.v4i1.440

Abstract

Educators are people who get a mandate and have the responsibility of the hereafter in educating, guiding, directing and delivering students to the happiness of the world and the hereafter. Therefore, to become a qualified and professional educator, one must have certain criteria and requirements that must be met in order to achieve the goals of life, as well as the characteristics that adorn his personality in carrying out his duties and responsibilities as educators in the view of Islam. pay attention to their duties and responsibilities towards students, which are based on faith and piety to Allah SWT and are able to develop the potential that exists both physically and mentally (physically, psychologically, and spiritually). For this reason, an educator is required to have strong faith and piety, strong and sincere intentions based on Islamic teachings and decorated with morality.
Implementasi Layanan Peradilan Bagi Penyandang Disabilitas Perspektif Teori Efektivitas Hukum Soerjono Soekanto Fadila Hilma Mawaddah; Abdul Haris
Sakina: Journal of Family Studies Vol 6 No 2 (2022): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jfs.v6i2.1326

Abstract

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas (UUPD), pemerintah menjamin perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, termasuk hak keadilan dan perlindungan hukum dalam mengakses layanan peraadilan. Penelitian ini mengkaji upaya Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Malang dalam memenuhi hak penyandang disabilitas untuk memperoleh layanan peradilan serta efektivitas dari layanan peradilan yang diberikan kepada penyandang disabilitas dalam perspektif teori efektivitas hukum Soerjono Soekanto. Penelitian yuridis empiris ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis, dimana sumber datanya terbagi menjadi sumber data primer, sekunder dan tersier. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Proses pengolahan data menggunakan teknik pemeriksaan, klasifikasi, verifikasi, analisis data kemudian dibuat sebuah kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memberikan layanan peradilan bagi penyandang disabilitas, PA Kabupaten Malang menjalin kerjasama dengan Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PLSD UB) serta menyediakan sarana dan fasilitas khusus penyandang disabilitas untuk mewujudkan pengadilan yang inklusif. Implementasi dari layanan tersebut telah berjalan efektif meskipun belum sepenuhnya sempurna. Hal ini terjadi karena pertama, masyarakat belum bisa menggunakan fasilitas dengan bijak. Beberapa di antara mereka menggunakan fasilitas yang sebenarnya dikhususkan bagi penyandang disabilitas. Kedua, belum ada penilaian personal yang berdampak pada tidak terlaksananya tahap persidangan dengan semestinya terlebih bagi penyandang disabilitas mental.
Keluarga Sakinah Menurut Pengrajin Shuttlecock dan Upaya Dalam Mempertahankannya Ely Ramadanti; Abdul Haris
Sakina: Journal of Family Studies Vol 6 No 2 (2022): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jfs.v6i2.1585

Abstract

Keluarga sakinah merupakan impian bagi setiap pasangan yang melangsungkan perkawinan. Setiap keluarga mempunyai caranya masing-masing dalam membentuk dan mempertahankan keharmonisan keluarga. Penelitian ini mengkaji tentang keluarga sakinah dalam pandangan pengrajin shuttlecock dan serta upaya mereka dalam mempertahankan keluarga sakinah. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris dengan pendekatan kualitatif yang berlokasi di Desa Gunungrejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada ibu rumah tangga pengrajin shuttlecock. Pengolahan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data, klasifikasi, verifikasi, analisis dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan dua hal. Pertama, keluarga sakinah menurut pengrajin shuttecock adalah keluarga yang saling pengertian, kasih sayang dan tercukupi kebutuhan keluarga dengan tidak mengabaikan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Kedua, upaya yang dilakukan pengrajin shuttlecock untuk membentuk keluarga sakinah adalah dengan melaksanakan hak dan kewajiban dalam keluarga, memenuhi kebutuhan biologis, psikis, ekonomi, menyelesaikan konflik secara Islami dan mengembangkan sikap Islami dalam rumah tangga.
Masa Tunggu Laki-laki Pasca Perceraian Perspektif Maslahah Ath-Thufi Yuyun Tri Fatimah; Abdul Haris
Sakina: Journal of Family Studies Vol 7 No 1 (2023): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Islamic Family Law Study Program, Sharia Faculty, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jfs.v7i1.2729

Abstract

Dalam nash tidak ditemukan adanya ketentuan masa idah bagi laki-laki yang telah bercerai dengan istrinya. Surat Edaran Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor P-005/Dj.III/Hk.00.7/10/2021 Tentang Pernikahan Dalam Masa Idah Istri menghimbau laki-laki agar tidak menikah dengan perempuan lain saat mantan istrinya sedang dalam masa idah. Penelitian ini bertujuan mengkaji Surat Edaran Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor P-005/Dj.III/Hk.00.7/10/2021 perspektif maslahah Ath-Thufi. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan Analytical Approach. Metode pengumpulan bahan hukum menggunakan metode studi kepustakaan yang berkaitan dengan masa idah dan maslahah Ath-Thufi. Hasil penelitian menunjukkan dua kesimpulan. Pertama, surat edaran Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor P-005/DJ.III/Hk.00.7/10/2021 tentang pernikahan dalam masa idah istri menghimbau agar suami tidak menikah dengan perempuan lain setelah menjatuhkan talak raj’i kepada istri pertama, selama istri yang ditalak itu masih dalam masa idah. Kedua, Surat Edaran ini mengandung maslahah dan mafsadah menurut kacamata maslahah Ath-Thufi. Sisi maslahah dalam Surat Edaran tersebut adalah mencegah terjadinya praktik poligami terselubung serta bagi mantan suami dan mantan istri dapat menjaga hak-hak dalam masa idah yang merupakan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk kembali membangun rumah tangga yang lebih baik. Sedangkan sisi mafsadah dari Surat Edaran tersebut adalah adanya resiko terjadinya perzinaan akibat penundaan perkawinan.
Fenomena Peningkatan Wali Hakim Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Blimbing Wardatussoleha Wardatussoleha; Abdul Haris
Sakina: Journal of Family Studies Vol 7 No 1 (2023): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Islamic Family Law Study Program, Sharia Faculty, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jfs.v7i1.3272

Abstract

Kantor Urusan Agama Blimbing merupakan KUA revitalisasi (percontohan) bagi KUA di seluruh Indonesia, terkhusus di Provinsi Jawa Timur. Di KUA Kecamatan Blimbing selama bulan Januari hingga Juli 2022 terjadi peningkatan pernikahan dengan wali hakim dengan sebab-sebab tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena penggunaan wali hakim selama bulan Januari hingga Juli 2022 di Kantor Urusan Agama Kecamatan Blimbing dan untuk menganalisis tinjauan Madzhab Syafi’i terhadap fenomena peningkatan wali hakim di Kantor Urusan Agama Kecamatan Blimbing. Penelitian ini adalah jenis penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode pengumpulan data primer berupa wawancara dengan subjek yang bersangkutan dan data sekunder dari buku-buku yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini yang kemudian data tersebut diedit, diperiksa, dan disusun secara cermat serta diatur sedemikian rupa yang kemudian dianalisis. Hasil penelitian ini menjelaskan fenomena peningkatan wali hakim di KUA Kecamatan Blimbing terjadi peningkatan yakni sebanyak 90 kasus daripada tahun sebelumnya sebanyak 77 kasus dengan sebab adam wali, ba’da dukhul, ghaib, non-muslim, tidak syar’i, dan adhal, serta tinjauan Madzhab Syafi’i terhadap fenomena peningkatan wali hakim di KUA Kecamatan Blimbing sesuai dengan penerapan di KUA Kecamatan Blimbing.
Pembagian Waris Masyarakat Adat Bima Perspektif Munawir Sjadzali Yadi Darmawan; Abdul Haris
Sakina: Journal of Family Studies Vol 7 No 3 (2023): Sakina: Journal of Family Studies
Publisher : Islamic Family Law Study Program, Sharia Faculty, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jfs.v7i3.3599

Abstract

Setiap daerah di Indonesia memiliki caranya masing-masing dalam pelaksaan pembagian waris dikarenakan Indonesia adalah negara yang beragam suku, budaya. Dalam ketentuan Allah mengenai warisan sudah jelas disebutkan dalam Surat An-Nisa‟ ayat 11 bahwa anak laki-laki adalah dua kali lebih besar daripada anak perempuan. Masyarakat Desa Tumpu Kecamatan Bolo Kabupaten dalam pembagian warisan masih menggunakan sistem hukum adat yaitu dengan cara mbolo radampa untuk mencapai pembagian waris yang seimbang antara anak laki-laki dan perempuan dengan asas kemanfaatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris. Peneliti memaparkan pembagian warisan di Desa Tumpu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, dan menjadikan tokoh agama, budayawan dan juga masyarakat sebagai sumber data primer. Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini dengan cara wawancara. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa dan ditarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah pertama: masyarakat Desa Tumpu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima melakukan pembagian waris dengan cara Mboloradampa atau musyawarah Mufakat untuk mencapai kesepakat bersama. Dengan cara mbolo radampa, mengacu pada asas kemanfaatan pembagian bisa menghasilkan 2:1 seperti dalam Al-Qur‟an bahasa Bima: Salemba: Sancuu’ Salemba artinya sepikul, yaitu 2 (dua) bagian untuk anak laki-laki, dan Sancuu’ artinya sejinjing, yaitu 1 (satu) bagian untuk anak perempuan, dan yang kedua 1:1 Bahasa Bima: sancuu, sancuu. Sancuu, artinya sejinjing, yaitu 1(satu) bagian untuk anak laki-laki dan 1(satu) bagian pula untuk anak perempuan berdasarkan mboloradampa. kedua: pembagian warisan Munawir Sjadzali dengan pembagian waris masyarakat Desa Tumpu memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaanya yaitu sama-sama menghsilkan 1:1 sedangkan perbedaan terletak pada asas kemanfaatan dan asas keadilan distributif antara anak laki-laki dan perempuan. Waris; Adat; Munawir;Sjadzali.