Irma Nur Pahalawati
Faculty of Pharmacy, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Formulasi Deodoran Spray dari Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai Antibakteri Penyebab Bau Badan (Staphylococcus epidermidis) Mayang Ika Oktaviana; Irma Nur Pahalawati; Nofita Fitri Kurniasih; Erza Genatrika
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 16 No. 02 Desember 2019
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.599 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v16i2.2965

Abstract

Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, lalapan, dan sayuran pelengkap. Tanaman ini masuk ke dalam famili Lamiaceae yang mengandung berbagai senyawa kimia, di antaranya fenol, saponin, alkaloida, flavonoid, tannin, dan minyak atsiri. Bau badan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, faktor genetik, kondisi kejiwaan, faktor makanan, faktor kegemukan dan bahan pakaian yang dipakai. Salah satu pemicu bau badan karena adanya infeksi bakteri yaitu bakteri Staphyloccous epidermidis. Bakteri ini menyebabkan bau badan karena menghasilkan asam isovalerat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan deodoran spray minyak atsiri daun kemangi, menguji sifat fisik sediaan deodoran spray, dan mengetahui formulasi yang efektif sebagai antibakteri S. epidermidis yang menyebabkan bau badan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minyak atsiri daun kemangi mengandung linalool (3,42%) yang berpotensi sebagai antibakteri. Uji fisik dilakukan pada hari ke-0 (setelah pembuatan) dan ke-7 dengan hasil uji fisik sediaan secara organoleptis memiliki bau khas kemangi, berwarna keruh kekuningan, memiliki pH 4 yang kurang sesuai dengan pH kulit, dan mengalami kenaikan viskositas pada pemeriksaan hari ke-7. Hasil uji antibakteri dari formulasi 1, 2, dan 3 menunjukkan dayahambat berturut-turut 1,34; 13,22; dan 15,62 mm.