Moch Choerul Iman
Fakultas Teknik Universitas Tidar

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

EVALUASI LAJUR TRANSPORTASI TAK BERMOTOR DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP) DI KOTA MAGELANG Moch Choerul Iman; Anis Rakhmawati; Woro Partini Maryunani
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.571 KB) | DOI: 10.31002/.v1i1.2227

Abstract

Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem kehidupan, sistem pemerintah, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial demografis wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan transportasi dalam melayani kebutuhan masyarakat. Permasalahan yang ada membuktikan bahwa transportasi yang berkesinambungan menjadi kebutuhan penting Kota Magelang, untuk itu infrastruktur kota untuk pejalan kaki dan pesepeda harus disediakan, dan  perlu dilakukan upaya yang sistematis dan terstruktur. Dengan mengevalusi lajur transportasi tak bermotor dan mengetahui prioritas utama pengambilan keputusan untuk pengembangan lajur yang ada di Kota Magalang.  Guna mendapatkan solusi dari masalah diatas perlulah dilakukan sebuah penelitian. Penelitian ini dilakukan secara pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode Analytical Hierarcy Process (AHP). Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Adapun untuk kriteria yang digunakan adalah kenyamanan, keamanan, keterjangkauan, dan ketercukupan. Sebagai hasil Analisa AHP, responden di Kota Magelang menganggap faktor keamanan sebagai prioritas utama, yaitu 33,3 %, sedangkan prioritas ke dua adalah kenyamanan. Kemudian disusul keterjangkauan dan ketercukupan yang mempunyai bobot sama,yaitu 18,6% sebagai prioritas terakhir. Sedangkan yang menjadi prioritas utama pemilihan akses alternatif yang harus dikembangkan  dalam lajur transportasi tak bermotor adalah kualitas, yaitu sebesar 13%.