Juliana Hursepuny
Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG INFEKSI SALURAN NAPAS AKUT (ISPA) TERHADAP PENGETAHUAN KELUARGA DI RUANG IGD RSUD JAYAPURA Juliana Hursepuny; Rifki Nompo; Arvia Arvia
Sentani Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Februari
Publisher : Jayapura Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52646/snj.v3i1.37

Abstract

Latar Belakang: Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA) merupakan penyakit pada saluran pernapasan bagian atas dan bawah, terjadi pada saluran pernapasan dimulai dari hidung, telinga tengah, faring (tenggorokan), kotak suara (laring), bronchi, bronkhioli dan paru. Jenis penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas yaitu batuk, pilek, sakit telinga (otitis media) dan radang tenggorokan (faringitis), sedangkan jenis penyakit yang termasuk infeksi saluran pernapasan bagian bawah yaitu bronchitis, bronkhiolitis dan pneumonia. ISPA berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit, episode penyakit batuk dan pilek terjadi 3-6 kali pertahun terutama balita dan anak-anak. Metode Penelitian: Menggunakan Quasi Eksperimen One Group Pre Test-Post Test tanpa kelompok kontrol. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2019. Peneliti menggunakan minimal sampling 30 responden. Menggunakan Wilcoxon Test untuk melihat pengaruh pendidikan kesehatan sebelum dan setelah terhadap pengetahuan keluarga tentang ISPA. Hasil: Diketahui tingkat pengetahuan keluarga sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang ISPA dengan kriteria baik 15 orang (50.0%), cukup 6 orang (20.0%), dan kurang 9 orang (30.0%). Tingkat pengetahuan keluarga setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang ISPA dengan kriteria baik 30 orang (100.0%). Hasil uji Wilcoxon  (Asymp. Sig. 2-tailed) = 0.000 < 0.05. Kesimpulan & Saran: Hasil penelitian diketahui ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang infeksi saluran napas akut (ISPA) terhadap pengetahuan keluarga di Ruang IGD RSUD Jayapura. Diharapkan perawat dapat lebih mengembangkan diri sebagai educator dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan rasa percaya dan keilmuan sebagai perawat dalam menyebarkan informasi dan memberikan sosialisasi khususnya tentang ISPA.Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan Keluarga, ISPA