Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek Neuroprotektif Ceftriaxone Dengan Meningkatkan Ekspresi GLT-1 Pada Cidera Kepala: Sebuah Kajian Sistematis Baiq Anggia Azzahra Halba; Abiyyu Didar Haq; Alifia Firdiansari; Harie Sagita Novendi
Jurnal Syntax Fusion Vol 2 No 01 (2022): Jurnal Syntax Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : Rifa' Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v2i01.129

Abstract

Cidera otak atau cidera kepala merupakan kasus trauma ketiga paling sering ditemukan di indonesia dengan prevalensi sebesar 11,9% pada tahun 2018. Kerentanan terhadap infeksi yang meningkat pada kebanyakan kasus cidera otak membuat penggunaan antibiotik menjadi sangat masuk akal pada kasus – kasus tersebut. Salah satu antibiotik yang memiliki kemampuan penetrasi sawar darah-otak yang terbukti sangat baik adalah ceftriaxone. Baru – baru ini, mulai dilakukan penelitian yang membahas tentang efek neuroprotektif dari ceftriaxone terhadap cidera otak yaitu meningkatkan ekspresi GLT-1 yang menguatkan rasional pemberian ceftriaxone pada kasus cidera otak. Namun, belum ada kajian mengenai efektivitasnya belum ditemui. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas pemberian ceftriaxone terhadap peningkatan kadar GLT-1 pada kasus cidera otak. Metode penulisan dilakukan dengan kajian sistematik menelusuri berbagai pusat data daring mengikuti alur dan kaidah pencarian PRISMA guna mencari studi-studi yang menguji kemampuan dari ceftriaxone dalam meningkatkan kadar GLT-1 pada kasus cidera otak. Kajian ini melibatkan 5 studi inklusi dari total 722 studi dengan total subjek sebanyak 362 sampel. Berdasarkan studi inklusi tersebut, didapatkan bahwa Pemberian ceftriaxone (200mg/kgBB) terbukti efektif dalam meningkatkan kadar GLT-1 1-7 hari post-trauma jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Edema serebral juga mengalami perbaikan pada kelompok yang diberikan ceftriaxone jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, didapatkan juga peningkatan kemampuan pembelajaran dan daya ingat post-trauma pada kelompok intervensi. Tidak ada efek samping signifikan yang dilaporkan
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Alifia Firdiansari
Jurnal Syntax Fusion Vol 2 No 02 (2022): Jurnal Syntax Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : Rifa' Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v2i02.146

Abstract

BPPV is a condition of disturbance of the peripheral vestibular system, when the patient feels the sensation of spinning and moving associated with nystagmus when the head position changes against gravity and is accompanied by symptoms of nausea, vomiting and cold sweats. The writing of this article includes various sources originating from scientific journals and government guidelines and related agencies. Source searches were carried out on online portals for journal publications such as MedScape Google Scholar (scholar.google.com) and the National Centre for Biotechnology Information/NCBI (ncbi.nlm.nih.gov), with the keyword ‘Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)”. BPPV is characterized by sudden, brief episodes of vertigo triggered by certain head movements that usually result from displacement of calcium-carbonate crystals or otoconia within the fluid-filled semicircular canals of the inner ear. The diagnosis of BPPV can be made based on anamnesis and physical examination which includes several tests, including the Dix-Hallpike. The diagnosis of BPPV can be made through clinical history along with diagnostic procedures. The management that is often used is non-pharmacological which includes several maneuvers such as the Epley maneuver, the Semount maneuver and the Lempert maneuver