Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Fenomena Ajang Pencarian Bakat di Indonesia Ditinjau dari Perspektif Poskolonial Afrizal Yudha Setiawan
Indonesian Journal of Performing Arts Education Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ijopaed.v1i1.4920

Abstract

AbstractThis article aims to examine the phenomenon of Indonesia's talent search arena using a postcolonial perspective. Various talent search programs in Indonesia are imported products, which can be interpreted as an effort to globalize Indonesia. This has indirectly changed the Indonesian people's mindset and culture, one of which is the taste of music, which prefers westernized songs. Postcolonial can be interpreted as a form of analysis unit that can be used to study the form of the new cultural colonial phenomenon, primarily carried out by the west towards nations in the developing (eastern) category of regions. The form of colonialism that occurred was no longer physical colonialism. However, colonization was carried out through language texts, culture, and the development of a negative image of the east by the west, hegemony as a form of power practice. The postcolonial approach in looking at the phenomenon of the talent search arena in Indonesia can provide an overview of how western culture enters Indonesia and hegemony through television media. This form of hegemony is represented in the talent search event, which is full of westernized nuances. The meaning of western culture can be conveyed to the audience and constructed within the audience.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengkaji fenomena ajang pencarian bakat di Indonesia, dengan menggunakan perspektif poskolonial. Berbagai program ajang pencarian bakat di Indonesia merupakan produk import, yang dapat dimaknai sebagai upaya untuk mengglobalkan Indonesia. Hal tersebut secara tidak langsung telah mengubah pola pikir dan kebudayaan masyarakat Indonesia salah satunya seperti selera musik, yang lebih menyukai lagu bernuansa kebarat-baratan. Poskolonial dapat dimaknai sebagai sebentuk unit analisis yang dapat digunakan untuk mengkaji bentuk fenomena penjajahan kebudayaan model baru terutama yang dilakukan oleh Barat terhadap bangsa-bangsa yang ada di kategori wilayah yang sedang berkembang (timur). Bentuk penjajahan yang terjadi tidak lagi penjajahan secara fisik, namun penjajahan dilakukan melalui budaya, teks bahasa, dan pembangunan citra negatif tentang timur oleh barat, menghegemoni sebagai bentuk praktik kekuasaan. Pendekatan poskolonial dalam memandang fenomena ajang pencarian bakat di Indonesia dapat memberikan gambaran tentang bagaimana budaya barat masuk ke Indonesia dan menghegemoni melalui media televisi. Bentuk hegemoni tersebut direpresentasikan dalam acara ajang pencarian bakat yang sarat akan nuansa kebarat-baratan, sehingga makna kebudayaan barat tersebut dapat tersampaikan kepada audience dan terkonstruksi dalam diri audience.