Dalam Dokumen Gaudium et Spes dinyatakan: “Keluarga merupakan suatu sekolah untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya mampu memiliki kepenuhan hidup dan melaksanakan misinya, diperlukan komunikasi hati penuh kebaikan, kesepakatan suami-istri, dan kerja sama yang tekun dalam pendidikan anak”. Dan sebagai Gereja Domestik atau Gereja Rumah Tangga, bapak ibu dan anak-anak diharapkan mampu membangun keluarganya dengan bantuan kasih Karunia Allah. Akan tetapi ada masalah yang muncul yakni apakah keluarga mampu melaksanakan pendidikan karakter yang bermakna bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya dalam kondisi-kondisi moril, sosial, dan ekonomi yang serba tidak menguntungkan sekarang ini. Bagaimana perhatian penuh kasih dari Pemimpin Gereja Lokal dan Gereja Universal terhadap kondisi-kondisi ini? Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan upaya-upaya Gereja Lokal dan Universal mempersiapkan keluarga-keluarga Kristen menghadapi tantangan tersebut. Metode yang dilakukan adalah membaca berbagai pustaka, mencatat berbagai pernyataan dari dokumen- dokumen Konsili Vatikan II, Pustaka Teologi terutama Teologi Keluarga. Hasil yang diharapkan ialah semoga tulisan ini dapat merangsang, mendorong, dan memotivasi para fungsionaris pastoral agar mampu mengemban tugas yang dipercayakan khususnya Komisi Pastoral Keluarga baik di tingkat Paroki maupun di tingkat keuskupan supaya meningkatkan perhatiannya terhadap pendidikan karakter dalam keluarga. Kiranya keluarga-keluarga semakin berkualitas dalam iman, harap, dan kasih serta ber-rekonsiliasi antarsesama dan terhadap Allah sebagai Pencipta Nafas Kehidupan untuk semuanya