Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENANGKAL GERAKAN RADIKALISME DI KALANGAN ASN MELALUI PEMAHAMAN NILAI-NILAI BELA NEGARA (DETERMINING THE MOVEMENT OF RADICALISM IN ASN THROUGH UNDERSTANDING THE VALUES OF STATE MARTIAL) RACHMAT BAHMIM SAFIRI
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v1i2.465

Abstract

Maraknya gerakan radikalisme di kalangan ASN yang merebak di tanah air tentunya mengkhawatikan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia maka perlu upaya utuk membendung hal tersebut melalui pemahaman nilai –nilai bela negara. Untuk memberikan kesadaran tersebut berdasarkan konstitusi yang ada di NKRI. Maraknya penyebaran hoax tanpa filter melalui sosial media membuat paham radikal makin subur. Persoalan saat ini adalah adanya gerakan-gerakan radikalisme yang memiliki agenda terselubung yang menggerogoti sendi – sendi negara yang ingin memecah belah bangsa Indonesia, melemahkan persatuan dan kesatuan – merusak kebhinekaan yang sejak Indonesia berdiri telah menjadi konsensus bersama. Upaya mencegah terjadinya penyebaran paham Ideologi radikalisme di kalangan ASN perlu melibatkan seluruh stakeholder yang bersentuhan langsung dengan dunia pendidikan, sosial, keagamaan, komunikasi dan keamanan di lingkungan masing-masing dan pendekatan sampai tindakan hukum.
MENSIKAPI RASA NASIONALISME TERHADAP TINDAKAN HUKUM UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) DI MEDIA SOSIAL YANG BERKEMBANG PADA KALANGAN MASYARAKAT RACHMAT BAHMIM SAFIRI
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v2i2.1395

Abstract

The space for freedom of expression at this time by relying on technology brings new developments in people's lives to use social media freely. Along with this problem, various negative impacts arise in the form of types of crime, namely the emergence of hate speech that is carried out on social media in the form of writing and video. Such actions, if not arranged in a positive way, will have a very worrying impact on people's lives in Indonesia because they go too far from the norm and will cause discomfort/feelings to cause offense to a certain person or group. The emergence of legal consequences that will be faced by someone who intentionally or unintentionally commits this hate speech if it is not maintained in such a way it will be able to lead the perpetrator to fall into crime and an attitude of nationalism that is not well directed, Criminal Law Policy in Indonesia against the crime of hate speech on social media gives rewards for the actions of the perpetrators in accordance with applicable regulations resulting in the threat of appropriate punishment. ABSTRAKRuang kebebasan berpendapat pada saat sekarang dengan mengandalkan teknologi membawa perkembangan baru dalam kehidupan masyarakat untuk memanfaatkan media sosial secara bebas. Seiring dengan permasalahan ini muncul berbagai dampak negatif berupa jenis kejahatan yaitu munculnya ujaran kebencian ( hate speech) yang dilakukan di media sosial baik berupa tulisan maupun video. Perbuatan demikian apabila tidak tertata secara positif maka akan sangat berdampak mengkhawatirkan kehidupan masyarakat di Indonesia karena terlampau melewati batasan norma dan akan menimbulkan ketidaknyamanan/perasaan memunculkan ketersinggungan terhadap seseorang atau kelompok tertentu. Timbulnya konsekuensi hukum yang akan dihadapi seseorang baik yang sengaja maupun tidak sengaja melakukan ujaran kebencian ini apabila tidak dijaga sedemikian rupa maka akan bisa membawa pelaku terjerumus ke arah kejahatan dan sikap nasionalisme yang tidak terarah secara baik, Kebijakan Hukum Pidana di Indonesia terhadap tindak pidana ujaran kebencian di media sosial memberikan ganjaran terhadap perbuatan si pelaku sesuai ketentuan yang berlaku mengakibatkan ancaman hukuman yang setimpal.
PELATIHAN PENERAPAN PERILAKU ADAPTIF PNS DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI RACHMAT BAHMIM SAFIRI
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v2i2.1917

Abstract

Building an adaptive attitude in responding to rapid changes with various challenges, especially in the Bangka Belitung Islands Province by creating innovations aimed at instilling a civil servant mindset on how to create high-quality and professional service behavior. The influence on the organization has a positive impact so that it is ready to face change in all situations which ultimately provides longevity and is not problematic. For the government bureaucracy, the internalization of core values practiced by civil servants in a work organization will be a prerequisite for accelerating achievement. The results found by researchers are Communication 40%, Skills in everyday life 10%, Socialization 40% and Movement 10%. The purpose of the organization is primarily to support bureaucratic reform towards a world-class bureaucracy that aspires to be competitive and able to answer the expectations of society. ABSTRAKMembangun sikap adaptif dalam mensikapi perubahan yang begitu cepat dengan beragam tantangan khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan aksi menciptakan inovasi yang bertujuan menanamkan pola pikir PNS bagaimana menciptakan perilaku pelayanan berkualitas tinggi dan professional. Pengaruh terhadap organisasi membawa dampak yang positif sehingga siap menghadapi perubahan dalam segala situasi yang akhirnya memberikan daya tahan lama dan tidak bermasalah,Bagi birokrasi pemerintahan internalisasi core values yang dipraktikkan para PNS dalam suatu organissi kerja akan menjadi prasyarat berperan mengakselelerasi pencapaian. Adapun hasilnya yang ditemukan peneliti adalah Komunikasi 40 %, Ketrampilan dalam kehidupan sehari-hari 10 %, Sosialisasi 40 % dan Gerak 10 %. Tujuan organisasi terutama untuk mendukung reformasi birokrasi menuju birokrasi kelas dunia yang dicita-citakan berdaya saing serta sanggup menjawab ekspetasi masyarakat.