This Author published in this journals
All Journal Sentris
Togu Alexander Nadrian
Parahyangan Catholic University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Japanese Pacifism Orientation: The Sleeping Asian Tiger or International Peace Keeper? Togu Alexander Nadrian
Jurnal Sentris Vol. 2 No. 2 (2017): Foreign Policy
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/sentris.v2i2.4137.39-46

Abstract

Perang Dunia 2 diakhiri dengan kekalahan Jepang. Artikel 9 yang ditandatangani Jepang pada 3 Mei 1947 menekan Jepang untuk tidak membangun kekuatan militer sebagai bentuk pengukuhan dirinya atas komitmen yang telah Jepang ciptakan guna mempertahankan perdamaian internasional. Untuk tetap mempertahankan keamanan negara Jepang menandatangani Treaty of Mutual Cooperation and Security between the United States and Japan, sehingga Amerika Serikat menjadi pelindung Jepang. Jepang pun mendapat kembali kepercayaan dari dunia internasional dan Jepang menjalin kerja sama internasional di bidang ekonomi dengan berbagai aktor transnasional, sehingga saat ini Jepang dikategorikan sebagain negara dengan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia. Namun, seiring berjalannya waktu dunia internasional dewasa ini mengalami krisis keamanan dari berbagai aktor transnasional seperti terorisme internasional, pengembangan teknologi nuklir Korea Utara, dan ancaman lainnya. Dengan berbagai ancaman yang muncul, juga partner terbaik Jepang, Amerika Serikat kini berada dibawah kepemimpinan Donald Trump yang kebijakannya berorientasi America First, perlukah Jepang kembali menajamkan tajinya, atau tetap pada orientasi pasifismenya?
Egypt in The Age of Modern Diplomacy: Exercices of Renewable Energy Togu Alexander Nadrian
Jurnal Sentris Vol. 2 No. 2 (2018): The Rise of Middle Power
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/sentris.v2i2.4166.79-90

Abstract

Dalam dunia kontemporer kini, isu-isu non-tradisional menjadi suatu agenda global yang tidak kalah pentingnya untuk diselesaikan. Penggunaan power dalam era modern tidak terbatas dalam penggunaan komoditas era tradisional seperti militer. Namun komoditas baru seperti layaknya energi, lingkungan, dan agrikultur telah menjadi komoditas nasional. Diplomasi menjadi upaya yang kerap kali dilakukan suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Pemanfaatan komoditas baru menjadi cara yang relevan bagi negara untuk dapat mencapai kepentingannya dalam era diplomasi modern kini. Negaranegara berusaha untuk mengembangkan komoditas baru secara spesifik agar meningkatkan power sebagai kekuatan baru dalam sistem internasional. Dalam upaya mencapai kepentingan nasionalnya, Mesir telah melakukan pemberdayaan komoditas baru melalui penetapan Egypt’s Vision 2030 sebagai strategi nasional. Secara garis besar, Egypt’s Vision 2030 bertujuan untuk membawa Mesir kompetitif, seimbang, dan modern. Penggeseran depedensi menuju energi terbarukan menjadi cara Mesir dalam melaksanakan strategi nasionalnya. Egypt’s Vision 2030 merupakan suatu langkah Mesir untuk merelevansikan negara dalam era diplomasi modern. Suatu isu yang perlu diperdebatkan melalui kemunculan langkah baru Mesir yakni peningkatan soft power Mesir untuk berdiplomasi secara regional maupun global. Maka dari itu, penulis memprakarsasi karya akademik ini dengan tuntunan pertanyaan penelitian yang berbunyi, “Mengapa usaha Pemerintah Mesir untuk beralih kepada penggunaan energi terbarukan menjadi cara baru dalam meningkatkan eksistensi Mesir dalam era diplomasi modern?”. Karya akademik ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan hingga menciptakan suatu interpretasi yang dapat diperdebatkan mengenai upaya peningkatan dan pemberdayaan energi yang terbarukan Mesir sebagai upaya Mesir untuk meningkatkan signifikansi perannya dalam era diplomasi modern.