Amos Neolaka
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN PEMBERDAYAAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KUALITAS PELAYANAN GURU STUDI DI YAYASAN PENDIDIKAN KATOLIK RICCI 1 JAKARTA BARAT Said Hutagaol; Amos Neolaka
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 2 No 2 (2013): JULI
Publisher : Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Program Magister Administrasi/Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.295 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pemberdayaan dan motivasi kerja dengan kualitas pelayanan guru. Tempat penelitian dilakukan di Yayasan Pendidikan Katolik Ricci 1 Jakarta Barat. Waktu penelitian selama 3 bulan yakni Januari sampai Maret 2012. Metode penelitian adalah penelitian survei dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah semua guru sekolah milik Yayasan Pendidikan Katolik Ricci Jakarta. Sampel penelitian adalah para guru di Yayasan pendidikan Katolik Ricci 1 Jakarta Barat yang berjumlah 45 orang. Instrumen penelitian adalah kuesioner, dan telah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan uji regresi dan korelasi serta menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00 untuk pengujian hipotesis. Hasil penelitian adalah (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemberdayaan dengan kualitas pelayanan guru di Yayasan Pendidikan Katolik Ricci 1 Jakarta Barat; karena dalam pengujian hipotesis diperoleh F hitung = 36,845 dan Ftabel = 4,067, maka hal ini menunjukkan bahwa Fhitung> F tabelatau 36,845 < 4,067 dan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. (2)Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kualitas pelayanan guru di Yayasan pendidikan Katolik Ricci 1 Jakarta Barat; karena dalam pengujian hipotesis diperoleh Fhitung > Ftabel atau 37,480 > 4,067 dan nilai probabilitas0,000 < 0,05.(3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemberdayaan dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kualitas pelayanan guru di Yayasan Pendidikan Katolik Ricci 1 Jakarta Barat; karena dalam pengujian hipotesis diperoleh Fhitung > Ftabel atau 30,413 > 3,214 dan nilai probabilitas (sig) 0,000 < 0,05.Kesimpulannya adalah oleh karena terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemberdayaan dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kualitaas pelayanan guru, maka semakin tinggi pemberdayaan dan motivasi kerja maka semakin tinggi kualitas pelayanan guru di Yayasan Katolik Ricci 1 Jakarta Barat. Oleh karena itu perlu adanya pembenahan dalam pemberdayaan guru dan motivasi kerja, agar kualitas pelayanan guru semakin baik, khususnya agar menjadi perhatian Yayasan katolik Ricci 1 Jakarta Barat. Kata Kunci : Pemberdayaan, Motivasi Kerja, Kualitas Pelayanan Guru
EFEKTIVITAS BREAK TIME POLICY DALAM MEMBENTUK PERILAKU DISIPLINSISWA PADA WAKTU ISTIRAHAT DI SEKOLAH DASAR VICTORY PLUS BEKASI Fifi Anggraini Donohadi; Amos Neolaka
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 2 No 2 (2013): JULI
Publisher : Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Program Magister Administrasi/Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.238 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas break time policy di Sekolah Victory Plus Kota Bekasi. Waktu penelitian pada bulan April sampai Agustus 2013. Permasalahan terletak pada fokus penelitian yaitu kebijakan/policy tentang perilaku siswa SD Victory Plus Bekasi pada waktu isterahat. Kebijakan ini sudah diterapkan tetapi kurang efektif karena tempat istirahat di sekolah sangat terbatas, tidak terorganisir dengan baik, dua kali waktu istirahat yang cukup lama, sehingga siswa cenderung melakukan kegiatan yang melanggar kebijakan, misalnya: bermain bola, berlari di koridor yang dapat mengakibatkan kecelakaan.Terdapat empat subfokus penelitian, yakni: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi break time policy. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara secara individual dan diskusi kelompok. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah SD dan wakilnya sebagai pembuat kebijakan.Diskusi kelompok pertama adalah 9 wakil guru kelas 1 sampai kelas 6, sedang diskusi kelompok kedua adalah 8 wakil siswa kelas 5 dan kelas 6 yang di antaranya pernah menjadi prefect. Temuan penelitian adalah perencanaan dibuat dengan menganalisa keadaan di lapangan. Strategi pengorganisasian yang dilakukan kurang mengenai sasaran. Komitmen dan kedisiplinan guru beserta siswa sebagai pelaksana kebijakan belum 100%. Belum terjadi kesatuan pengarahan, dan pelaksana kebijakan merasa bingung karena break time policy belum pernah ditinjau ulang, dan diperbaiki sesuai dengan keadaan sekarang.Kesimpulan adalah perencanaan break time policy sudah efektif, Namun, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi break time policy ini belum efektif, karena ada beberapa fungsi manajemen yang tidak efektif. Oleh karena itu secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa break time policy ini tidak efektif, perlu ditinjau ulang dan diperbaiki agar kedisiplinan siswa pada waktu istirahat dapat ditingkatkan. Kata Kunci : Efektifivitas, break time policy, perilaku disiplin
PELAKSANAAN HOME SCHOOLING SETINGKAT SEKOLAH DASAR STUDI DI KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA Jenti Martono; Amos Neolaka
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 3 No 1 (2014): JANUARI
Publisher : Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Program Magister Administrasi/Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.054 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara holistik dan praktis kondisi riil pelaksanaan homeschooling setingkat sekolah dasar di kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Subfokus penelitian adalah: regulasi pemerintah dan peran Kemendikbud, bentuk institusi, profil keluarga dan siswa, dan pemahaman masyarakat pada homeschooling. Waktu penelitian bulan Mei sampai Juli 2013. Terdapat tiga institusi homeschooling, yakni: Wesley Pelita Bangsa School di Pluit, Cherish International Academy di Muara Karang dan Hope for Generations di Pantai Indah Kapuk. Ketiganya memiliki izin operasional sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan wawancara pada orang tua, siswa homeschooling, kepala seksi pendidikan nonformal/informal, tim Kasudin PNFI Penjaringan, pengelola institusi homeschooling, kepala sekolah/wakil dan masyarakat sekitar.Temuan penelitian adalah pelaksanaan institusi homeschooling di Kecamatan Penjaringan memiliki regulasi, struktur organisasi, dan rencana kerja seperti layaknya yayasan/perusahaan. Siswa homeschooling merasakan suasana kekeluargaan di sekolah. Kurikulumnya adalah SOT dan mengutamakan pendidikan karakter. Keluarga yang memilih program homeschooling bagi anaknya menyukai sekolah yang fokus pada nilai pembinaan karakter dan beban belajar yang ringan. Masyarakat belum memahami konsep homeschooling. Kesimpulannya adalah pendidikan homeshooling yang dilaksanakan di Kecamatan Penjaringan, memenuhi peraturan perundangan, diketahui pemerintah atau Kemendikbud, pengelolaan institusi berbeda dengan pendidikan formal, bersifat lebih fleksibel baik dalam bentuk maupun komunikasi dengan orang tua dan pihak terkait. Komunikasi internal institusi bersifat luwes dan tidak seformal institusi formal. Profil keluarga yang memilih program homeschooling adalah yang menginginkan pendidikan karakter dan beban belajar yang tidak berlebihan pada anak. Siswa menyukai homeschooling karena mereka tidak terlalu banyakPR, waktu bermain dan rekreasi yang cukup, menyukai suasana sekolah yang akrab. Pemahaman masyarakat mengenai homeschooling masih kurang. Sekolah swasta tidak ada masalah dalam menerima siswa homeschooling yang akan pindah ke jalur formal, dan dari catatan ketiga institusi tidak ada anak yang turun kelas ketika pindah ke institusi formal.Kata kunci : homeschooling, pelaksanaan, pembinaan karakter, Sekolah Dasar
PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA STUDI DI SMP NEGERI 80 JAKARTA TIMUR Amos Neolaka
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 3 No 2 (2014): JULI
Publisher : Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Program Magister Administrasi/Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.239 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 80 Jakarta Timur. Dalam peneliti ini dicoba untuk mendapatkan jawaban masalah yang ada, serta mengetahui dan mengungkapkan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating)/pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling) laboratorium IPA di SMP Negeri 80 Jakarta Timur. Pendekatan penelitian ini ditekankan kepada pendekatan kualitatif dengan teknik sampling purposive. Peneliti melakukan wawancara terhadap 5 (lima) nama subjek dari pihak sekolah SMP Negeri 80 Jakarta Timur yaitu :1 (satu) kepala laboratorium, 3 (tiga) guru IPA, dan 1 (satu) laboran, serta 6 (enam) nama subjek siswa SMP Negeri 80 Jakarta Timur.Hasil penelitian, dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA. Tapi kenyataannya, pemanfaatan keadaan laboratorium IPA di SMP Negeri 80 Jakarta Timur masih sangat minim. Laboratorium tidak digunakan dengan maksimal dan pemanfaatan pengelolaannya sebagi sumber belajar belum optimal. Disebabkan karena kemampuan dan penguasaan laboran terhadap peralatan masih belum memadai, banyaknya alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali dan tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapatkan kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen.Kesimpulan adalah pelaksanaan pengelolaan laboratorium yang berkaitan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating)/pengarahan (directing) dan pengawasan (controlling) laboratorium IPA di SMP Negeri 80 Jakarta Timur belum optimal. Tidak menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, belum terakomodir dengan baik antara seluruh pemakai laboratorium, penggerakkan/pengarahan di laboratorium IPA belum maksimal, terlihat laboran yang tidak selalu berada di laboratorium. Kegiatan memonitori dan mengevaluasi laboratorium IPA juga belum terlaksana dengan baik, terlihat dari kondisi laboratoriumnya yang belum optimal.Kata Kunci : pengelolaan, laboratorium, IPA
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU DENGAN KINERJA GURU DI SEKOLAH YAYASAN MAHANAIM KECAMATAN RAWALUMBU KOTA BEKASI Amos Neolaka
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 3 No 2 (2014): JULI
Publisher : Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Program Magister Administrasi/Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.842 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan kepala sekolah dan disiplin kerja guru dengan kinerja guru. Tempat penelitian di sekolah Yayasan Mahanaim Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi. Populasi penelitian adalah para guru dari 3 sekolah Yayasan Mahanaim Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi sebanyak 70 guru. Teknik pengambilan sampel adalah propotional randomized sampling atau pengambilan sampel acak dengan memperhitungkan proporsi jumlah guru untuk setiap sekolah sehingga diperoleh sebanyak 20 orang untuk sampel uji coba dan 50 orang untuk sampel penelitian. Instrumenpenelitian adalah angket, dan memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Analisis data mempergunakan uji korelasi dan regresi.Hasil penelitian adalah: (1) Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan kepala sekolah dengan kinerja guru, dengan koefisien korelasi sebesar 0.223 dan koefisien determinasi sebesar 0.050 (2) Terdapat hubungan yang positif antara disiplin kerja guru dengan kinerja guru, dengan koefisien korelasi sebesar 0.202 dan koefisien determinasi sebesar 0.041 (3) Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan kepala sekolah dan disiplin kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru, dengan koefisien korelasi berganda sebesar 0,277 dan koefisien determinasi sebesar 0.077.Kesimpulannya adalah kinerja guru dapat ditingkatkan melalui usaha peningkatan kemampuan kepala sekolah dan disiplin kerja guru yang lebih baik. Usaha untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah yaitu dengan memotivasi, mempengaruhi, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan/kemajuan sekolah, komitmen untuk meraih prestasi kerja, memilih pelaksanaan kerja yang terbaik, memecahkan masalah yang adaptif, antisipatif dan bersinergi. Usaha untuk meningkatkan disiplin kerja guru dapat dilakukan dengan sikap mental yang taat, tertib dan kesadaran dari dalam dirinya untuk menjalankan tugas dan wewenangnya, bekerja dengan baik, tekun, rajin dan berdedikasi tinggi, selalu hadir tepat waktu, pengendalian diri dari penyimpangan aturan maupun peraturan yang telah ditentukan.Kata Kunci : Kemampuan, disiplin, dan kinerja guru
MANAJEMEN PRIBADI GURU MENJADI KUNCI TERWUJUDNYA AKHLAK MULIA PESERTA DIDIK MENUJU GENERASI EMAS 2045 Amos Neolaka
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 4 No 1 (2015): JANUARI
Publisher : Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Program Magister Administrasi/Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.108 KB)

Abstract

Tujuan penulisan adalah untuk memberikan pemahaman kepada para guru di Indonesia agar menyadari bahwa mereka merupakan komunitas yang unik dan luar biasa penting bagi bangsa Indonesia tercinta ini. Dikatakan demikian karena seluruh tindakan hidup para guru akan sangat mempengaruhi akhlak kehidupan masyarakat di lingkungan sekitarnya.Guru di dalam kehidupan nyata, sesuai dengan profesinya memberikan kompetensi kehidupan kepada masyarakat, kususnya para peserta didik, berupa pengetahuan untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan untuk dapat terampil mengelola kehidupan di lapangan, dan sikap hidup untuk dapat berinteraksi secara harmonis dengan masyarakat sekitarnya.Fokus kajian penulisan adalah pada manajemen pribadi guru yang menjadi kunci untuk mewujudkan akhlak mulia peserta didik. Subfokus adalah mengenal diri sendiri sebagai guru, interaksi harmonis dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, dan masyarakat di lingkungan sekitar. Permasalahannya adalah bagaimana mengelola diri pribadi guru untuk menjadi model pembentukan akhlak mulia peserta didik? Pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik, yang merupakan generasi muda usia produktif, akan terwujud manakala para gurunya menjadi model dan teladan akhlak mulia bagi mereka.Manajemen diri sendiri sebagai pribadi guru yang baik menjadi kunci terwujudnya akhlak mulia peserta didik menuju generasi emas tahun 2045. Untuk itu guru harus dapat mengelola dirinya sendiri untuk berakhlak mulia, dan diwujudkan melalui: penampilan yang disiplin, tingkah laku yang ramah, rendah hati, penyayang, interaksi harmonis dengan sesama guru, kepala sekolah, dan lingkungan sekitar, sehingga menjadi contoh teladan bagi peserta didiknya. Diharapkan adanya pribadi guru yang dapat menjadi model dan teladan akhlak mulia bagi para peserta didik. Indonesia membutuhkan guru yang berakhlak mulia dan menjadi panutan peserta didik, yaitu perkataan dan perbuatannya konsisten.Kata kunci : manajemen, pribadi guru, akhlak mulia, peserta didik
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PROFESIONALISME GURU (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 47 JAKARTA) Amos Neolaka
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol 4 No 2 (2015): JULI
Publisher : Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Program Magister Administrasi/Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.359 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi dengan profesionalisme guru di SMA Negeri 47 Jakarta. Variabel independen adalah kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi, sedangkan variabel dependen adalah profesionalisme guru. Populasi penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 47 Jakarta sebanyak 68 orang guru, dan sampelnya sebanyak 40 orang. Metode penelitian adalah penelitian survei dengan pendekatan korelasional.Instrumen pengumpulan data adalah koesioner. Uji coba instrumen dilakukan pada 20 orang. Instrumen memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Analisis reliabilitas dengan Alpha Cronbach diperoleh, rx1 = 0,954; rx2, 0,906 dan ry = 0,829; yang berarti instrumen dapat dipertanggungjawabkan. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi dan regresi.Hasil penelitian adalah; (1)Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan profesionalisme guru, karena: koefisien r hitung yang ada sebesar 0.763 pada taraf 􀄮 = 0,582, dan besarnya hubungan 58,2%. (2)Terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan profesionalisme guru, karena: koefisien korelasi r hitung sebesar 0,497 pada taraf 􀄮 = 0,247, dan besarnya hubungan 24,7%. (3)Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan profesionalisme guru, karena: koefisien r hitung sebesar 0,791 dan besarnya hubungan 62,5%.Kesimpulan penelitian adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru di SMA Negeri 47 Jakarta, perlu dilakukan penerapan kepemimpinan transformasional secara berkelanjutan, dan pada saat yang sama pula perlu peningkatan pemahaman guru terhadap budaya organisasi sekolah. Manakala secara bersama-sama penerapan kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi dipahami maka profesionalisme guru akan meningkat.Kata kunci : kepemimpinan transformasional, budaya organisasi, profesionalisme