Sri Retnoningsih
Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Visualisasi Tulisan 14 Hanzi Dasar Berupa Piktograf Sebagai Metode Belajar Mudah Mengenal Aksara China Mohammad Ihsan, Sri Retnoningsih, Naomi Haswanto,
Jurnal Rekarupa Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1407.822 KB)

Abstract

Metode belajar penulisan Hanzi/Aksara China yang umum digunakan adalah menuliskan Hanzi berkali-kali, namun metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajarinya. Metode pengajaran lain yaitu dengan cara menceritakan bagaimana sebuah Hanzi terbentuk, ternyata dapat memudahkan siswa dalam mengingat Hanzi. Oleh karena itu, metode tersebut dapat diterapkan dalam perancangan media bahan ajar Aksara China, yaitu dengan bercerita menggunakan metode visualisasi tulisan yang dikaitkan dengan evolusi, sehingga siswa mendapat kemudahan dalam mengingat arti dan bentuk Hanzinya serta mendapat kemudahan juga dalam belajar menuliskannya. Selain itu digunakan juga metode mnemonic untuk memudahkan mengingat 14 Hanzi dasar terpilih berupa piktograf yang dianjurkan dipelajari oleh pemula untuk pertamakalinya. Kata Kunci : Belajar Hanzi, Hanzi, Karakter China, Tulisan China, Visualisasi Tulisan.   AbstraCT A common method in learning Hanzi is writing continually in order to memorize each shape of the characters and how to write it with strokes. This method took quite a long time to learn. Another teaching method is to tell the history about how a Hanzi take form, this method allows students to better memorize the Hanzi. Thus, the method was applied to this teaching medium, a storytelling using character visualization related to evolution. This way, the student found it’s easier to remember the meaning and shapes, also in writing the Hanzi. Mnemonic method also used to help memorize 14 chosen basic Hanzi in pictograph, which is recommended for beginners to learn at first steps. Keywords : Learning Hanzi, Hanzi, Chinese Charaters, Chinese Writings, Letters Visualization.
Visualisasi Tulisan 14 Hanzi Dasar Berupa Piktograf Sebagai Metode Belajar Mudah Mengenal Aksara China Sri Retnoningsih, Naomi Haswanto, Mohammad Ihsan
Jurnal Rekarupa Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode belajar penulisan Hanzi/Aksara China yang umum digunakan adalah menuliskan Hanzi berkali-kali, namun metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mempelajarinya. Metode pengajaran lain yaitu dengan cara menceritakan bagaimana sebuah Hanzi terbentuk, ternyata dapat memudahkan siswa dalam mengingat Hanzi. Oleh karena itu, metode tersebut dapat diterapkan dalam perancangan media bahan ajar Aksara China, yaitu dengan bercerita menggunakan metode visualisasi tulisan yang dikaitkan dengan evolusi, sehingga siswa mendapat kemudahan dalam mengingat arti dan bentuk Hanzinya serta mendapat kemudahan juga dalam belajar menuliskannya. Selain itu digunakan juga metode mnemonic untuk memudahkan mengingat 14 Hanzi dasar terpilih berupa piktograf yang dianjurkan dipelajari oleh pemula untuk pertamakalinya. Kata Kunci : Belajar Hanzi, Hanzi, Karakter China, Tulisan China, Visualisasi Tulisan.   AbstraCT A common method in learning Hanzi is writing continually in order to memorize each shape of the characters and how to write it with strokes. This method took quite a long time to learn. Another teaching method is to tell the history about how a Hanzi take form, this method allows students to better memorize the Hanzi. Thus, the method was applied to this teaching medium, a storytelling using character visualization related to evolution. This way, the student found it’s easier to remember the meaning and shapes, also in writing the Hanzi. Mnemonic method also used to help memorize 14 chosen basic Hanzi in pictograph, which is recommended for beginners to learn at first steps. Keywords : Learning Hanzi, Hanzi, Chinese Charaters, Chinese Writings, Letters Visualization.
Gaya Visual Etalase sebagai Alternatif Media Komunikasi Grafis Pada Bisnis Kuliner Masakan Padang : Studi Reflective Observation RM Padang Agustina Kusuma Dewi; Sri Retnoningsih
Wimba : Jurnal Komunikasi Visual Vol. 11 No. 2 (2020): Vol.11 No.2 (2020)
Publisher : KK Komunikasi Visual & Multimedia Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.2 KB) | DOI: 10.5614/jkvw.2020.11.2.4

Abstract

Pada area visual, gaya merupakan cara khas yang memungkinkan pengelompokan objek ke dalam kategori terkait. Etalase dalam hal ini merupakan media komunikasi grafis alternatif yang berperan sebagai saluran komunikasi dari produk yang di-display di dalamnya. Bukan hanya fashion, bisnis kuliner pun mulai menggunakan Etalase untuk memajang kuliner utamanya dengan gaya visual yang khas yang membedakan dengan rumah makan lainnya; salah satunya yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Rumah Makan Padang. Mengadaptasi Metode Kolb dalam Kerangka Berpikir Experiential Learning pada pengembangan penelitian di area Psikologi Desain, penelitian ini menggunakan pendekatan Reflective Observation untuk mengidentifikasi gaya visual pada Etalase Rumah Makan Padang dalam jarak tempuh tertentu. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa Gaya Visual Etalase RM. Padang dapat berfungsi sebagai media komunikasi grafis yang dalam proses perseptual berpotensi mengembangkan style navigations pada bisnis kuliner Padang. 
PERANCANGAN BUKU POP-UP SIDANG BELAWAN DARI LAMPUNG UNTUK ANAK-ANAK Nadya Chrisanti Saragih; Aris Kurniawan; Sri Retnoningsih
VISWA DESIGN: Journal of Design Vol. 2 No. 1 (2022): Viswa Design: Journal of Design
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.695 KB)

Abstract

Cerita rakyat merupakan media yang sangat efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada terhadap anak. Salah satunya adalah cerita rakyat Sidang Belawan dari Lampung. Sayangnya cerita ini sudah jarang didengar karena kurangnya media literatur. Cerita ini mengajarkan untuk tidak berbohong, bertanggung jawab, religious, tidak mudah menyerah dan berani. Anak usia golden age yaitu 0 hingga 8 tahun merupakan waktu terbaik untuk menanamkan nilai yang baik karena mudah menyerap apa yang dibacanya. Namun sayangnya perubahan jaman menurunkan minat baca anak sehingga anak lebih menyukai video dan permainan gawai dari pada membaca buku. Padahal cerita rakyat adalah salah satu media komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pelajaran dan pesan moral kepada anak. Buku pop-up sendiri merupakan media buku interaktif yang membuat anak bisa belajar sambil bermain. Anak akan lebih tertarik membaca untuk mengetahui cerita dibalik mekanisme kertas. Sehingga diharapkan cerita lebih mudah dimengerti dan menarik minat baca anak. Metode yang digunakan sendiri adalah Mix Method berupa kuesioner, wawancara, dan studi literatur. Dengan begitu penelitian diharapkan dapat membantu memperkenalkan kembali cerita rakyat Sidang Belawan dari Lampung agar tetap lestari sekaligus menanamkan nilai budi yang luhur dan minat membaca kepada anak.