Sistem pembangkit tenaga angin sangat dipengaruhi oleh besarnya dan kecepatan angin sebagai daya input. Sistem pembangkit gabungan angin-diesel diperlukan untuk mendapatkan kualitas daya yang optimal. Sistem hibrida hibrida adalah jaringan terkontrol dari beberapa pembangkit energi terbarukan seperti turbin angin, sel surya, mikro-hidro, dan seterusnya. Tidak optimal pengaturan gain dan waktu konstan kecil pada Load Frequency Control (LFC), menyebabkan kemampuannya menjadi lemah (garis lemah). Dalam prakteknya, sistem angin-diesel dikendalikan dengan kontroler PID. Pengaturan nilai gain dari PID masih dalam metode konvensional, sehingga sulit untuk mendapatkan nilai optimal. Dalam penelitian ini diterapkan perancangan kontrol dengan menggunakan Metode Cerdas dalam mencari nilai optimum Proportional Integral Derivative (PID) dengan berbasis Differential Evolution (DE) dan Bat Algoritm (BA). Sebagai perbandingan, metode digunakan tanpa metode kontrol, metode PID konvensional, metode Firefly Algorithm (PID-FA), dan metode Ant Colony Optimization (PID-ACO). Pemodelan angindiesel menggunakan fungsi transfer diagram turbin angin dan diesel. Studi ini membandingkan beberapa metode yang tidak dikontrol dan PID konvensional, PID-ACO, dengan PID-FA, PID-DE, dan PID-BA. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa undershoot terkecil sebesar -1.3801e-04 adalah PID-DE, overshot terkecil 0 pada PID-FA, PID-BA, PIDDE, dan settling time tercepat sebesar 20.51s pada PID-BA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PID-BA merupakan kontroler terbaik pada penelitian ini. Penelitian ini nantinya bisa diteruskan dengan menggunakan metode kecerdasan buatan lainnya.