Tatang Hidayat
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah Sukabumi, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Dirāsah Tahlīliyah Taqwīmiyah Limanhaj Tadrīs Mahārah Alkalām Fī Kitāb Ta’lim Allughah Al’arabiyah Lilshafi Alrābi’ Alibtidāīy Liwizārah Alsyu`ūn Aldīniyah ām 2020 ‘Alā Dao Kitāb Almanāhij Waṯarāiq Tadrīs Allughah Al’arabiyah Ahyar Fauzan; Tatang Hidayat; Muhammad Khanif
Mauriduna: Journal of Islamic Studies Vol 3 No 1 (2022): Mauriduna : Journal of Islamic Studies, May 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.956 KB) | DOI: 10.37274/mauriduna.v3i1.547

Abstract

This study aims to know the curriculum used to teach the skill of speaking in the book of teaching Arabic for the fourth grade of the primary school of the Ministry of Religious Affairs in 2020, and to analyze this curriculum comprehensively to find out its suitability based on the curriculum standards of al-Manahij wa Tharaiq Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah book. This study is based on the analytical description method. The result of this research is that the approach to teaching the skill of speaking in the book has four elements: objectives, content, teaching methods, and evaluation. The analysis and the evaluation of the method of teaching the skill of speaking in the book: that the general and specific goals are appropriate based on the criteria of good goals. The content is appropriate based on the criteria for good content. The teaching methods are appropriate because they take into account the educational objectives, the nature of the learner, the nature of the subject, and the teacher. The evaluation is appropriate in terms of exercises, based on good training standards, but as for testing, the book did not put any test for speaking skill, neither in mid-test nor at the end. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kurikulum yang digunakan untuk mengajarkan keterampilan berbicara dalam Buku Ajar Bahasa Arab Kelas IV MI Kementerian Agama Tahun 2020 dengan standar kurikulum buku Al-Manahij wa Tharaiq Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah. Penelitian ini didasarkan pada metode deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan pengajaran keterampilan berbicara dalam buku memiliki empat elemen, yaitu: tujuan, isi, metode pengajaran, dan evaluasi. Dan hasil analisis dan evaluasi metode pengajaran keterampilan berbicara dalam buku: Bahwa kompetensi inti dan dasar sesuai berdasarkan kriteria kompetensi yang baik, dan isinya sudah sesuai berdasarkan kriteria isi yang baik. Metode pengajaran sesuai karena memperhitungkan tujuan pendidikan, karakter peserta didik, materi pembelajaran, dan karakter guru. Sedangkan evaluasi, bagian ini sesuai dari segi latihan soal, berdasarkan standar latihan soal yang baik, sedangkan dari segi ujian, buku ini tidak menguji kemampuan berbicara, baik di bagian tengah semester maupun di akhir semester.
Tarīqah Ta’lim Mufradāt Allughah Al’arabiyah Lighayri Alnātiqīna Bihā Min Khilāli Kitāb Durūs Allughah Al’arabiyah Fī Almadrasah Almutawasitah Al Islamiah Tāriq Bin Ziād Bekāsī Muhammad Umar; Tatang Hidayat; Muhammad Khanif
Mauriduna: Journal of Islamic Studies Vol 3 No 1 (2022): Mauriduna : Journal of Islamic Studies, May 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.611 KB) | DOI: 10.37274/mauriduna.v3i1.551

Abstract

Muhammad Omar “Thooriqoh Ta’limi Mufrodati Al-lughoti Al-arobiyati Li Ghoiri An-natiqina Biha Min Khilali Kitabi Durusul Lugoti Al-arobiyati Fi Al-madrosati Al-mutawassitoti Al-islamiyati Thoriqi Ibni Ziyad Bekasi”, under the supervision of Ustadz Tatang Hidayat magister and Ustadz Muhammad Khanif magister, may God Almighty preserve them. In general, this study aims to describe the method of learning Arabic vocabulary to improve speaking skills. Specifically, this study aims to describe the method of learning Arabic vocabulary at SMPIT Thariq Bin Ziyad Boarding School, in the book of Dusul Lughoh, teaching materials for Arabic vocabulary in the book of Durussul Lughoh. The method used in this research is the qualitative descriptive approach based on field research and its analysis, and the methods based on it are the scientific methods for obtaining the information and facts required in knowing the method of teaching Arabic vocabulary and the proposed method for it. The research has reached several of the following results: One of them is that there are problems of teaching the Arabic language and its vocabulary other than the method of education such as self-motivation, teaching aids, the educational environment, individual differences, and teacher competence. There are five methods used to teach the Arabic language and its vocabulary: the direct method, the grammar method and translation, the reading method, the audio and oral method, and the communicative method. The direct method and the audio and oral method are more used and more effective. And the appropriate way to teach the vocabulary of the Arabic language is the direct method with the necessity of its features and methods. Muhammad Umar: “Thoriqoh Ta’limi Mufrodati Al-lughoti Al-arobiyati Li Ghoiri An-natiqina Biha Min Khilali Kitabi Durusul Lugoti Al-arobiyati Fi Al-madrosati Al-mutawassitoti Al-islamiyati Thoriqi Ibni Ziyad Bekasi”, di bawah pengawasan Ustadz Tatang Hidayat, M. Pd dan Ustadz Muhammad Khanif M. Pd, semoga Allah Yang Maha Kuasa menjaga mereka. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pembelajaran kosakata bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendreskripsikan metode pembelajaran kosakata bahsa Arab di SMPIT Thariq Bin Ziyad Boarding School, di kitab Dusul Lughoh, bahan ajar kosakata bahasa Arab di kitab Durussul Lughoh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan penelitian lapangan dan analisisnya, dan metode yang didasarkan padanya adalah metode ilmiah untuk memperoleh informasi dan fakta yang diperlukan dalam mengetahui metode pengajaran kosakata bahasa Arab dan metode yang diusulkan untuk pembelajaran kosakata bahsa Arab di SMPIT Thariq Bin Ziyad Boarding School Bekasi. Hasil penelitian mencapai beberapa hal sebagai berikut: Salah satunya adalah terdapat permasalahan pengajaran bahasa Arab dan kosa katanya selain metode pendidikan seperti motivasi diri, alat peraga, lingkungan pendidikan, perbedaan individu, dan guru. kompetensi. Ada lima metode yang digunakan untuk mengajar bahasa Arab dan kosa katanya: metode langsung, metode tata bahasa dan terjemahan, metode membaca, metode audio dan lisan, dan metode komunikatif. Metode langsung dan metode audio dan lisan lebih banyak digunakan dan lebih efektif. Dan cara yang tepat untuk mengajarkan kosakata bahasa Arab adalah metode langsung dengan kebutuhan fitur dan metodenya.
Istirātījiyyatu Idzā’ati Salam FM Sukabumi Fī Nasyri Al-Da’wah Al-Islāmiyyah Ande Ryan; Tatang Hidayat
Mauriduna: Journal of Islamic Studies Vol 3 No 2 (2022): Mauriduna : Journal of Islamic Studies, November 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/mauriduna.v3i2.627

Abstract

تهدف هذه الدراسة إلى تحديد الإستراتيجية التي تستخدمها إذاعة Salam FM سوكابومي في نشر الدعوة الإسلامية في مدينة سوكابومي والمنطقة المحيطة بها. تستخدم هذه الدراسة أسلوب البحث الوصفي النوعي الميداني، باستخدام العديد من تقنيات تحليل البيانات في شكل الملاحظة والمقابلات والتوثيق. انخفض استخدام الإذاعة في المجتمع بشكل كبير مع تطوّر التكنولوجيا في العصر الحديث. يفضّل الناس الوسائط المرئية مثل التلفزيون كمصدر للحصول على المعلومات. وإلى جانب وجود الإنترنت، انخفض استخدام الإذاعة من وقت لآخر. تستخدم إستراتيجية إذاعة Salam FM سوكابومي ثلاثة مبادئ دعوية ، وهي التبليغ والتعليم والتطبيق. في سياق تبليغ الدعوة، تستخدم إذاعة Salam FM وسائل الإعلام المختلفة عبر الإنترنت مثل بث راديو عبر الإنترنت، فيسبوك، وإنستجرام لتوصيل المواد الدعوية إلى الأشخاص الذين قد لا يستمعون إلى الإذاعة. كما تواصل إذاعة Salam FM سعيها لرعاية الناس من خلال ممارسة مبادئ التعليم والتطبيق في دعوتهم This study aims to determine the strategy used by Radio Salam FM Sukabumi in spreading Islamic da'wah in Sukabumi city and its surroundings. This study uses a qualitative descriptive research method, using several data analysis techniques in the form of observation, interviews and documentation. The use of radio in the community has decreased significantly along with the development of technology in the modern era. People prefer visual media such as television as a source of information. Coupled with the presence of the internet, the use of radio has decreased from time to time. The strategy of Salam FM Radio Sukabumi uses three da'wah principles, namely Tabligh, Ta'lim, and Tathbiq. In the context of Tabligh da'wah, Salam FM Radio utilizes various online media such as radio streaming, Facebook, and Instagram to deliver da'wah material to people who may not listen to the radio. Salam FM radio also continues to strive to foster people by practicing the principles of Ta'lim and Tathbiq in their da'wah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan Radio Salam FM Sukabumi dalam menyebarkan dakwah Islam di kota Sukabumi dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif lapangan, menggunakan beberapa teknik analisis data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Penggunaan radio di kalangan masyarakat mengalami penurunan signifikan seiring berkembangnya teknologi di era modern. Masyarakat lebih memilih media visual sepeti televisi sebagai sumber untuk memperoleh informasi. Di tambah dengan hadirnya internet, membuat pemanfaatan radio semakin menurun dari waktu ke waktu. Strategi Radio Salam FM Sukabumi menggunakan tiga prinsip dakwah, yaitu Tabligh, Ta’lim, dan Tathbiq. Dalam rangka Tabligh dakwah, Radio Salam FM memanfaatkan berbagai media online seperti streaming radio, Facebook, dan Instagram untuk menyapaikan materi dakwah kepada masyarakat yang mungkin tidak mendengarkan radio. Radio Salam FM juga terus berupaya membina umat dengan mengamalkan prinsip Ta’lim dan Tathbiq dalam dakwahnya.
Manajemen Kurikulum Pendidikan Masa Kekhalifahan Abbasiyah Arif Noor Dhaiman; Tatang Hidayat
Mauriduna: Journal of Islamic Studies Vol 4 No 1 (2023): Mauriduna: Journal of Islamic Studies, May 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/mauriduna.v4i1.683

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis Manajemen Kurikulum Pendidikan Masa Kekhalifahan Abbasiyah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat pra balig terdiri atas 2 kategori, yakni 7-9 tahun dan 10 tahun ke atas hingga balig. Konsepsi intinya sama, bahwa anak-anak (ash-Shabiyy, ash-Shaghîr) belum diperlakukan sebagai mukalaf yang telah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap diri dan perbuatannya. Hanya saja, dalam penanganannya ada perbedaan, bagi pendidikan anak-anak yang belum mencapai usia 10 tahun, tidak diperkenankan adanya sanksi berupa pukulan dan yang semisalnya, sedangkan jika telah berumur 10 tahun diperbolehkan. Pendidikan tingkat balig merupakan jenjang pendidikan bagi peserta didik yang bukan hanya diharapkan telah terbentuk kepribadiannya, namun juga diupayakan agar mencapai derajat kepakaran pada satu atau beberapa disiplin ilmu. Bahkan terbukti melahirkan para mujtahid yang multidisipliner, semisal Imam asy-Syafi’i. Oleh karenanya, penggolongan remaja dan pemuda (usia SMP dan SMA) sebagai kelompok non-dewasa merupakan kesalahan fatal yang tidak sesuai Syariah Islam, sebagaimana dijelaskan para ulama sejak masa Khilafah Abbasiyyah. Dengan demikian, penyimpangan pada usia tersebut seharusnya dikategorikan sebagai kriminalitas (jarîmah), bukan ditoleransi dengan istilah “kenakalan remaja” atau “kejahatan di bawah umur”. The purpose of this study is to analyze the Management of the Education Curriculum during the Abbasid Caliphate. The research approach used is qualitative with a literature review method. The results showed that the pre-balig level consists of 2 categories, namely 7-9 years and 10 years and above to balig. The core conception is the same, that children (ash-Shabiyy, ash-Shaghîr) have not been treated as mukalaf who have taken full responsibility for themselves and their deeds. It's just that, in handling it, there is a difference, for the education of children who have not reached the age of 10 years, there are no sanctions in the form of blows and the like, while if they are 10 years old, they are allowed. Balig level education is an educational level for students who are not only expected to have formed their personality, but are also sought to achieve a degree of expertise in one or several disciplines. It has even been proven to give birth to multidisciplinary mujtahids, such as Imam asy-Shafi'i. Therefore, the classification of adolescents and youth (middle and high school age) as a non-adult group is a fatal mistake that is not in accordance with Islamic Sharia, as explained by scholars since the time of the Abbasid Caliphate. Thus, deviance at that age should be categorized as criminality (jarîmah), not tolerated with the terms "juvenile delinquency" or "underage crime".