Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Melalui Pembelajaran Kooperatif Model TGT Pada Siswa Kelas VII MTs. Negeri 3 Hulu Sungai Utara Sri Herniwati
Jurnal Pendidikan Hayati Vol 6 No 2
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.041 KB) | DOI: 10.33654/jph.v6i2.1072

Abstract

Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelmpok tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkanalkan dalam metode pembelajaran cooperativelearning bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantunganpositif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah pembelajaran kooperatif model TGT berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Inggris? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materipelajaran Bahasa Inggris dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model TGT. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran kooperatif model TGT terhadap hasil belajar Bahasa Inggris. (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Bahasa Inggris setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model TGT Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VIII di MTsN 3 HSU. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (60%), siklus II (76 %), siklus III (88 %). Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model TGT dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas VIII MTs.N 3 HSU, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif Bahasa Inggris.
PENGGUNAAN METODE COOPERATIF INTEGRATED READING AND COMPOSITION ( CIRC ) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA TEKS DESCRIPTIF SISWA KELAS VIII MTs.N 3 HULU SUNGAI UTARA (BABIRIK) Sri Herniwati
Jurnal Pendidikan Hayati Vol 7 No 2
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.933 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode CIRC dapat meningkatkan Pemahaman Membaca Text Descriptive Siswa kelas VIII MTs.N 3 HSU (Babirik) Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas dan biasa disebut dengan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan Pemahaman Membaca Text Descriptive Siswa Kelas VIII MTs.N 3 HSU (Babirik) : PTK, Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam pembelajaran B. Inggris. Subjek pelitian adalah siswa kelas VIII A dengan jumlah siswa 26 orang. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri angket Pemahaman siswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa. Hasil penelitian diperoleh pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperatif Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan Pemahaman Membaca teks descriptive siswa belajar Bahasa Inggris. Hasil angket diperoleh kenaikan persentase skor pemahaman siswa belajar Bahasa Inggris di setiap siklusnya. Rata-rata skor pemahaman siswa belajar Bahasa Inggris sebelum tindakan (awal) adalah sebesar 35 % dan berada pada kriteria "rendah". Setelah siklus I rata-rata skor pemahaman siswa belajar Bahasa Inggris menjadi 57,69 % dan berada pada kriteria "sedang". Setelah siklus II rata-rata skor pemahaman siswa belajar Bahasa Inggris meningkat menjadi 100 % dan berada pada kriteria "sangat tinggi". Nilai rata-rata kelas pada quiz siklus I adalah 81,5 dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 95,87