p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal BroadComm BroadComm
Jody Kurniawan
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MAKNA KERESAHAN TERHADAP KONDISI ALAM DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS HERMENEUTIKA DALAM LIRIK LAGU “LAST ROAR” KARYA TUAN TIGABELAS) Jody Kurniawan; Karina Jayanti
Jurnal Broadcomm Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : AKMRTV Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53856/bcomm.v1i2.113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam teks lagu Tuan Tigabelas “Last Roar”, yang didasarkan pada Teori Hermeneutik Paul Ricoeur berdasarkan otonomi teks dan interpretasi pendengarnya. Dalam interpretasi pendengar, mereka dipandu oleh otonomi teks, yaitu situasi pembaca yang tenggelam dalam ide, plot, dan gambar penulis tanpa sempat mempertanyakan latar belakang penulis, bagaimana kondisi pada saat itu, waktu teks itu ditulis, apa motivasi penulis dalam membuat teks, atau bahkan melihat latar belakang pembacanya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pendengar yang memiliki koneksi dalam mendengarkan lagu “Last Roar” dan juga observasi dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan browsing artikel yang membahas tentang musisi Tuan Tiga Belas dan karyanya serta video wawancara, video musik, dan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu “Last Roar” memiliki banyak makna yang saling terkait dari pendengarnya, mulai dari kritik sosial terhadap manusia hingga kondisi alam, peringatan atau pengingat kita sebagai manusia dalam melestarikan kondisi alam dan hewan, serta bentuk-bentuk keserakahan manusia untuk keuntungan mereka sendiri untuk pembukaan lahan kelapa sawit. Namun pada intinya lagu “Last Roar” menimbulkan keresahan tentang kondisi alam dan harimau sumatra, penciptanya berhasil membuat pendengarnya merasakan keresahannya. Sifat teks yang otonom, dalam penafsiran teks, saling terkait dengan maksud pengarang, situasi dan tempat teks itu dibuat, relasinya dengan teks lain, dan kondisi pendengar sebagai penafsir, sehingga jelaslah bahwa sebuah teks ketika berhadapan dengan penafsirnya memiliki karakter yang otonom.Kata Kunci: Kegelisahan, Tafsir, Lirik Lagu, Hermeneutika.
MAKNA KERESAHAN TERHADAP KONDISI ALAM DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS HERMENEUTIKA DALAM LIRIK LAGU “LAST ROAR” KARYA TUAN TIGABELAS) Jody Kurniawan; Karina Jayanti
BroadComm Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : AKMRTV Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.98 KB) | DOI: 10.53856/bcomm.v1i2.190

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam teks lagu Tuan Tigabelas “Last Roar”, yang didasarkan pada Teori Hermeneutik Paul Ricoeur berdasarkan otonomi teks dan interpretasi pendengarnya. Dalam interpretasi pendengar, mereka dipandu oleh otonomi teks, yaitu situasi pembaca yang tenggelam dalam ide, plot, dan gambar penulis tanpa sempat mempertanyakan latar belakang penulis, bagaimana kondisi pada saat itu, waktu teks itu ditulis, apa motivasi penulis dalam membuat teks, atau bahkan melihat latar belakang pembacanya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pendengar yang memiliki koneksi dalam mendengarkan lagu “Last Roar” dan juga observasi dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan browsing artikel yang membahas tentang musisi Tuan Tiga Belas dan karyanya serta video wawancara, video musik, dan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu “Last Roar” memiliki banyak makna yang saling terkait dari pendengarnya, mulai dari kritik sosial terhadap manusia hingga kondisi alam, peringatan atau pengingat kita sebagai manusia dalam melestarikan kondisi alam dan hewan, serta bentuk-bentuk keserakahan manusia untuk keuntungan mereka sendiri untuk pembukaan lahan kelapa sawit. Namun pada intinya lagu “Last Roar” menimbulkan keresahan tentang kondisi alam dan harimau sumatra, penciptanya berhasil membuat pendengarnya merasakan keresahannya. Sifat teks yang otonom, dalam penafsiran teks, saling terkait dengan maksud pengarang, situasi dan tempat teks itu dibuat, relasinya dengan teks lain, dan kondisi pendengar sebagai penafsir, sehingga jelaslah bahwa sebuah teks ketika berhadapan dengan penafsirnya memiliki karakter yang otonom.