Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gambaran Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Putri Raisah; Hafni Zahara; Taufik Karma; Melsi Efrika; Wildan Seni; Lensoni Lensoni; Murni Murni
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 5 (2022): Volume 4 Nomor 5 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.08 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i5.5957

Abstract

ABSTRACT Stunting (short) is chronic malnutrition which is characterized by a difference in the height of children who are shorter compared to children his age, this is a failure in child growth that is a problem in the world. According to the World Health Organization (WHO) stunting is a nutritional status measured based on the PB/U or TB/U index where in anthropometric standards of child nutritional status assessment, the measurement results are at the threshold (Z-score) reaching less than -2 standard deviations <-2 elementary school to -3 elementary school (short/stunted) and <-3 SD (very short/ severely stunted). Riskesdas in 2018 showed improvements in nutritional status in toddlers in Indonesia, but for aceh area it is still ranked third largest in the category of proportion of nutritional status is very short and short. Factors that affect stunting incidence include BBLR, birth length, exclusive breastfeeding history, family income, education, number of family members, parenting patterns, incomplete immunization status, and family characteristics in the form of parental work, parental education and family economic status. Based on the preliminary study, researchers wanted to see an overview of the factors that can affect the incidence of stunting in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. Purpose to find out the picture of risk factors for stunting events in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta District Baro Aceh Besar Regency. This research is descriptive. The sample of this study is a total sampling of 29. Data collection uses questionnaires with interview techniques. Data analysis with univariate analysis. Result Of the 29 resporndens described that 58.6% were male toddlers, 62.1% were with low birth weight (< 2.5 kg), 31% were stunted, with 55.2% of mothers highly educated, 58.6% as housewives, while 58.6% of middle-educated fathers, 44.8% working self-employed, 65.5% of family income <2 million, 58.5% of highly knowledgeable mothers, 62.1% of toddlers' breast milk history is not exclusive and 69% of toddlers have a history of having ever suffered from ISPA disease. From the data above, it can be concluded that the risk factors for stunting are low birth weight, family income, exclusive breastfeeding history and history of ISPA disease in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan Kuta Baro District, Aceh Besar Regency. While variable gauges that cannot be used as a reference are the level of mother's work, father's education, and father's work. Keyword: Stunting, Risk Factors For Stunting, ToddlersABSTRAK Stunting (pendek) merupakan kurang gizi kronik yang ditandai dengan adanya perbedaan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya, hal ini merupakan suatu kegagalan pada pertumbuhan anak yang menjadi masalah didunia. Menurut World Health Organization (WHO) stunting adalah status gizi yang diukur berdasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-score) mencapai kurang dari -2 standar deviasi <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted). Riskesdas tahun 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia, namun untuk daerah aceh masih menduduki peringkat ketiga terbesar dalam kategori proporsi status gizi sangat pendek dan pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting diantaranya BBLR, panjang badan lahir, riwayat ASI eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan, jumlah anggota keluarga, Pola pengasuhan, status imunisasi yang tidak lengkap, dan karakteristik keluarga berupa pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan status ekonomi keluarga. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut maka peneliti ingin melihat gambaran dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Tujuan Untuk mengetahui gambaran faktor resiko kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel penelitian ini adalah total sampling yaitu 29. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Analisis data dengan analisa univariat. Dari 29 respornden menggambarkan bahwa 58,6% dengan jenis kelamin balita laki-laki,  62,1% dengan Berat Badan lahir rendah, 31% yang mengalami stunting, dengan 55,2% ibu berpendidikan tinggi, 58,6% sebagai ibu rumah tangga, sedangkan 58,6% ayah berpendidikan menengah, 44,8% bekerja wiraswasta, 65,5% pendapatan keluarga <2 juta, 58,5% ibu berpengetahuan tinggi, 62,1% riwayat ASI balita tidak eksklusif dan 69% balita memiliki riwayat pernah menderita penyakit ISPA. Dari data diatas dapat disimpulkan bahya yang menjadi faktor resiko terjadinya stunting adalah berat badan lahir rendah, pendapatan keluarga, riwayat ASI eksklusif dan riwayat penyakit ISPA pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan variable pengukur yang tidak dapat dijadikan sebagai acuan yaitu tingkat pekerjaan ibu, pendidikan ayah, dan pekerjaan ayah. Kata Kunci: Stunting, Berat Badan Lahir, ASI Eksklusif, Penyakit ISPA.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Sosial Budaya Dan Penyakit Ispa Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Lensoni Lensoni; Putri Raisah; Hafni Zahara; Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Melsi Efrika; Wildan Seni; Farah Diffa; Alyya Munira; Saifuddin Saifuddin
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 6 (2022): Volume 4 Nomor 6 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.737 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i6.5955

Abstract

ABSTRACT Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (infants under five years). In Indonesia, based on the results of RISKESDAS in 2013 there were 37.2% of children under five who experienced stunting, this has increased compared to the results of RISKESDAS in 2010 which was 35.6%. There are 100 regencies/  cities in Indonesia that have the highest incidence of stunting and are prioritized for handling by the government. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge level, family income, socio-cultural and respiratory infections with the incidence of stunting in children aged 0-59 months in Gampong Meunasah Intan, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar. This research is in the form of observational analytic with a cross sectional approach. The sample of this study was 29 children aged 0-59 months obtained from the calculation of purposive sampling. Data analysis using chi square test. All children who experience stunting come from families with income below 2 million (48%), found a number of stunting children in mothers with low nutritional knowledge categories, namely 9 children (75%), it is also seen that all toddlers who experience stunting have a history of ARI (45). %). There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value <0.05. There is no socio-cultural relationship with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value > 0.05. There is a relationship between the level of mother's knowledge, family income and ARI with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value <0.05. There is no socio-cultural relationship with the incidence of stunting in children aged 0-59 months with a p-value > 0.05 in Meunasah Intan Village, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Keyword: Stunting, Mother's Knowledge, Family Income, Respiratory Disease  ABSTRAK Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 Kabupaten/Kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, sosial budaya dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini berbentuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 29 orang anak usia 0-59 bulan yang didapatkan dari perhitungan purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Seluruh anak yang mengalami stunting berasal dari keluarga yang berpenghasilan di bawah 2 juta (48%), ditemukan sejumlah anak stunting pada ibu dengan kategori pengetahuan gizinya rendah yaitu 9 anak (75%), terlihat pula seluruh balita yang mengalami stunting memiliki riwayat ISPA (45%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value < 0,05. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value > 0,05. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan penyakit ispa dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value < 0,05. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan dengan nilai p-value > 0,05 di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar.  Kata Kunci: Stunting, Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Penyakit ISPA
Penyuluhan Masyarakat Tentang Gizi untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Digampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar Lensoni Lensoni; Putri Raisah; Hafni Zahara; Pasyamei Rumbune Kala; Yayu Anggriani; Taufik Karma; Wildan Seni; Melsi Efrika; Ade Kiki Riezky
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i6.5953

Abstract

ABSTRAK Gizi merupakan bagian penting dari kesehatan dan pembangunan. Gizi yang baik berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan bayi, anak dan ibu. Pola konsumsi pangan yang tidak tepat berdampak terhadap munculnya berbagai malnutrisi. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi pada balita di Gampong Meunasah Intan Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masayarakat  ini yaitu penyuluhan tentang gizi. Penyuluhan diberikan kepada 17 ibu-ibu yang hadir di Meunasah Intan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu sebelum dilakukan penyuluhan lebih banyak dalam kategori sedang yaitu 94,1%. Sedangkan pengetahuan ibu setelah dilakukan penyuluhan menjadi naik dari sebelumnya yaitu 100% dalam kategori tinggi. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dalam kegiatan penyuluhan terhadap pengetahuan ibu mengenai gizi. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan setempat dan Petugas kesehatan agar lebih berupaya untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian gizi yang baik pada balita. Kata Kunci: Status Gizi, Pengetahuan Ibu, Penyuluhan  ABSTRACT Nutrition is an important part of health and development. Good nutrition has an effect on improving the health of infants, children and mothers. Inappropriate food consumption patterns have an impact on the emergence of various malnutrition. This service aims to increase mother's knowledge about nutrition for toddlers in Meunasah Intan Village, Krueng Barona Jaya District, Aceh Besar District. The method used in this community service is counseling about nutrition. Counseling was given to 17 women who were present at Meunasah Intan. Based on the results of the analysis that has been done, it can be seen that the mother's knowledge before counseling was more in the medium category, namely 94.1%. Meanwhile, mother's knowledge after counseling has increased from before, which was 100% in the high category. With these results it can be concluded that there is a positive influence in counseling activities on mother's knowledge about nutrition. It is hoped that the local Health Office and health workers will make more efforts to increase outreach activities that can increase mother's knowledge about the importance of giving good nutrition to toddlers. Keywords: Nutritional Status, Mother's Knowledge, Counseling