Purwo Raharjo
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Komposisi Nitrat, Nitrit, Amonium dan Fosfat di Perairan Kabupaten Tegal Hendrayana Hendrayana; Purwo Raharjo; Sesilia Rani Samudra
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.32389

Abstract

Nitrat, nitrit, amonia dan fosfat merupakan salah satu indikator kesuburan dan kesehatan lingkungan. Keberadaan aktivitas antropologi seperti Tempat Pelelangan Ikan, pertambakan dan wisata bahari diduga mempengaruhi konsentrasi unsur hara di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi unsur nitrat, nitrit, amonia dan fosfat di Perairan Munjung Agung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan september-november 2021. Analisis data yang digunakan adalah analisis kesesuaian ambang baku mutu yang dilakukan dengan membandingkan nilai sampel yang diperoleh dengan ambang baku mutu perairan berdasarkan Keputusan Menteri LHK No 51 Th 2004 tentang Ambang Baku Mutu Perairan. serta analisis determinasi tingkat pencemaran menggunakan metode STORET (Keputusan Menteri LHK No 115 Th 2003). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai nitrat, nitrit, amonia dan fosfat di Perairan Munjung Agung tidak memenuhi ambang baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri LHK No 51 Th 2004. Konsentrasi nitrat berkisar antara 1,21-3,80 mg/l, nitrit berkisar antara 0,01-0,35 mg/l, amonia berkisar antara 0,21-0,33 mg/l dan fosfat berkisar antara 0,12-0,22 mg/l. Nilai determinasi pencemaran di perairan masuk dalam kategori tercemar sedang-berat dengan nilai -26 s/d -32. Kondisi ini disebabkan karena aktivitas antropologi disekitar perairan tinggi, dimana digunakan sebagai lokasi tempat Pelelangan Ikan, pertambakan hingga wisata bahari.     Nitrate, nitrite, ammonia and phosphate are indicators of fertility and water health. Anthropological activities such as fish auction sites, aquaculture and marine tourism are thought to have determined the concentration of water nutrients. This study aims to determine the concentration of nitrate, nitrite, ammonia and phosphate in Munjung Agung waters. The research was conducted using descriptive method. The research was conducted in September-November 2021. Data analysis used analysis of the suitability of the quality standard threshold, which is carried out by comparing the sample value obtained with the water quality standard threshold based on the Decree of the Minister of Environment and Forestry No. 51 of 2004 and the analysis of the determination of the level of pollution used the STORET method (Decree of the Minister of Environment and Forestry, No. 115 of 2003). The results of the study were that the values of nitrate, nitrite, ammonia and phosphate in Munjung Agung waters did not meet the quality standard threshold in accordance with the Decree of the Minister of Environment and Forestry No. 51 of 2004. The concentration of nitrate ranged from 1.21-3.80 mg/l, nitrite ranged from 0.01-0.35 mg/l, ammonia ranged from 0.21-0.33 mg/l and phosphate ranged from 0.12-0.22 mg/l. The determination of water pollution value is categorized as moderately-severely polluted with a value of -26 to -32. This condition is caused by anthropological activities around the high waters, which are used as locations for fish auctions, aquaculture and marine tourism.
Komposisi Nitrat, Nitrit, Amonium dan Fosfat di Perairan Kabupaten Tegal Hendrayana Hendrayana; Purwo Raharjo; Sesilia Rani Samudra
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.01 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.32389

Abstract

Nitrat, nitrit, amonia dan fosfat merupakan salah satu indikator kesuburan dan kesehatan lingkungan. Keberadaan aktivitas antropologi seperti Tempat Pelelangan Ikan, pertambakan dan wisata bahari diduga mempengaruhi konsentrasi unsur hara di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi unsur nitrat, nitrit, amonia dan fosfat di Perairan Munjung Agung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan september-november 2021. Analisis data yang digunakan adalah analisis kesesuaian ambang baku mutu yang dilakukan dengan membandingkan nilai sampel yang diperoleh dengan ambang baku mutu perairan berdasarkan Keputusan Menteri LHK No 51 Th 2004 tentang Ambang Baku Mutu Perairan. serta analisis determinasi tingkat pencemaran menggunakan metode STORET (Keputusan Menteri LHK No 115 Th 2003). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai nitrat, nitrit, amonia dan fosfat di Perairan Munjung Agung tidak memenuhi ambang baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri LHK No 51 Th 2004. Konsentrasi nitrat berkisar antara 1,21-3,80 mg/l, nitrit berkisar antara 0,01-0,35 mg/l, amonia berkisar antara 0,21-0,33 mg/l dan fosfat berkisar antara 0,12-0,22 mg/l. Nilai determinasi pencemaran di perairan masuk dalam kategori tercemar sedang-berat dengan nilai -26 s/d -32. Kondisi ini disebabkan karena aktivitas antropologi disekitar perairan tinggi, dimana digunakan sebagai lokasi tempat Pelelangan Ikan, pertambakan hingga wisata bahari.     Nitrate, nitrite, ammonia and phosphate are indicators of fertility and water health. Anthropological activities such as fish auction sites, aquaculture and marine tourism are thought to have determined the concentration of water nutrients. This study aims to determine the concentration of nitrate, nitrite, ammonia and phosphate in Munjung Agung waters. The research was conducted using descriptive method. The research was conducted in September-November 2021. Data analysis used analysis of the suitability of the quality standard threshold, which is carried out by comparing the sample value obtained with the water quality standard threshold based on the Decree of the Minister of Environment and Forestry No. 51 of 2004 and the analysis of the determination of the level of pollution used the STORET method (Decree of the Minister of Environment and Forestry, No. 115 of 2003). The results of the study were that the values of nitrate, nitrite, ammonia and phosphate in Munjung Agung waters did not meet the quality standard threshold in accordance with the Decree of the Minister of Environment and Forestry No. 51 of 2004. The concentration of nitrate ranged from 1.21-3.80 mg/l, nitrite ranged from 0.01-0.35 mg/l, ammonia ranged from 0.21-0.33 mg/l and phosphate ranged from 0.12-0.22 mg/l. The determination of water pollution value is categorized as moderately-severely polluted with a value of -26 to -32. This condition is caused by anthropological activities around the high waters, which are used as locations for fish auctions, aquaculture and marine tourism.
Konsentrasi Karbon Sedimen Mangrove di Muara Kali Ijo, Kebumen Hendrayana Hendrayana; Pandu Marazhargi Setiawan; Sesilia Rani Samudra; Purwo Raharjo
Journal of Marine Research Vol 12, No 2 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i2.35883

Abstract

Mangrove memiliki peran sebagai pendaur unsur hara dan penyerap karbon. Karbon tersimpan pada sedimen mangrove diduga memiliki konsentrasi berbeda pada setiap jenis mangrove dan zonasi mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karbon organik pada sedimen mangrove berdasarkan tingkat kerapatan dan jenis mangrove yang berbeda. Penelitian dilakukan di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove, Muara kali Ijo, Kebumen. Kegiatan penelitian dilakukan pada Bulan Juni-Juli Tahun 2022. Penelitian dilakukan pada 3 stasiun dengan masing-masing stasiun terdapat 3 plot. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel karbon organik pada sedimen mangrove serta data kerapatan mangrove yang berada di Muara kali Ijo, Kebumen. Analisis data menggunakan metode kerapatan dan analisis karbon menggunakan metode LOI (loss on ignition). Mangrove di Muara Kali Ijo, Kebumen memiliki kerapatan jarang hingga sangat padat dengan rentang nilai 1,64%-100% dari jenis kerapatan jarang hingga sangat padat 97,92 % dengan kerapatan sebesar 20 ind/ha-1.880 ind/ha. Nilai karbon organik pada sedimen berdasarkan stasiun menunjukkan bahwa karbon organik tertinggi pada stasiun 1 dengan nilai sebesar 1,68 mg/l dan terendah pada stasiun 3 dengan nilai 1,63 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan mangrove maka karbon tersimpan akan semakin tinggi, sehingga mangrove perlu dikelola dengan baik sebagai salah satu sumber karbon organik di perairan. Mangroves have a role as a nutrient recycler and carbon sink. Carbon stored in mangrove sediments is suspected to have a different concentration in each type of mangrove and mangrove zonation. This study aims to determine the carbon stored in mangrove sediments based on the density level and different types of mangroves. The research was conducted in the Mangrove Essential Ecosystem Area (KEE), Muara Kali Ijo, Kebumen. This study aims to determine the organic carbon in mangrove sediments based on the density level and different types of mangroves. The research was conducted in the Mangrove Essential Ecosystem Area (KEE), Kali Ijo Estuary, Kebumen. The research was conducted in June-July 2022. The research have 3 and every station have 3 stasiun plots. The material used organic carbon samples from mangrove sediments and mangrove density from Kali Ijo Estuary, Kebumen. Data analysis used the density method and carbon analysis used the LOI (loss on ignition). The mangrove estuary of Kali Ijo, Kebumen has a density of rare to very dense with a value range of 1.64%-100% from rare to very dense density of 97.92% with a density of 20 ind/ha-1,880 ind/ha. The results showed that the density was rare to very dense with a value of 1.64%-100% of the rare to very dense density of 97.92% with a density of 20 ind/ha-1,880 ind/ha. Organic carbon values in sediment based on stations showed that the highest organic carbon was at station 1 with a value of 1.68 mg/l and the lowest was at station 3 with a value of 1.63 mg/l. The value of organic carbon is higher at high mangrove density, so mangroves need to be managed properly as a source of organic carbon in the waters.
Konsentrasi Karbon Sedimen Mangrove di Muara Kali Ijo, Kebumen Hendrayana Hendrayana; Pandu Marazhargi Setiawan; Sesilia Rani Samudra; Purwo Raharjo
Journal of Marine Research Vol 12, No 2 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i2.35883

Abstract

Mangrove memiliki peran sebagai pendaur unsur hara dan penyerap karbon. Karbon tersimpan pada sedimen mangrove diduga memiliki konsentrasi berbeda pada setiap jenis mangrove dan zonasi mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karbon organik pada sedimen mangrove berdasarkan tingkat kerapatan dan jenis mangrove yang berbeda. Penelitian dilakukan di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove, Muara kali Ijo, Kebumen. Kegiatan penelitian dilakukan pada Bulan Juni-Juli Tahun 2022. Penelitian dilakukan pada 3 stasiun dengan masing-masing stasiun terdapat 3 plot. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel karbon organik pada sedimen mangrove serta data kerapatan mangrove yang berada di Muara kali Ijo, Kebumen. Analisis data menggunakan metode kerapatan dan analisis karbon menggunakan metode LOI (loss on ignition). Mangrove di Muara Kali Ijo, Kebumen memiliki kerapatan jarang hingga sangat padat dengan rentang nilai 1,64%-100% dari jenis kerapatan jarang hingga sangat padat 97,92 % dengan kerapatan sebesar 20 ind/ha-1.880 ind/ha. Nilai karbon organik pada sedimen berdasarkan stasiun menunjukkan bahwa karbon organik tertinggi pada stasiun 1 dengan nilai sebesar 1,68 mg/l dan terendah pada stasiun 3 dengan nilai 1,63 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan mangrove maka karbon tersimpan akan semakin tinggi, sehingga mangrove perlu dikelola dengan baik sebagai salah satu sumber karbon organik di perairan. Mangroves have a role as a nutrient recycler and carbon sink. Carbon stored in mangrove sediments is suspected to have a different concentration in each type of mangrove and mangrove zonation. This study aims to determine the carbon stored in mangrove sediments based on the density level and different types of mangroves. The research was conducted in the Mangrove Essential Ecosystem Area (KEE), Muara Kali Ijo, Kebumen. This study aims to determine the organic carbon in mangrove sediments based on the density level and different types of mangroves. The research was conducted in the Mangrove Essential Ecosystem Area (KEE), Kali Ijo Estuary, Kebumen. The research was conducted in June-July 2022. The research have 3 and every station have 3 stasiun plots. The material used organic carbon samples from mangrove sediments and mangrove density from Kali Ijo Estuary, Kebumen. Data analysis used the density method and carbon analysis used the LOI (loss on ignition). The mangrove estuary of Kali Ijo, Kebumen has a density of rare to very dense with a value range of 1.64%-100% from rare to very dense density of 97.92% with a density of 20 ind/ha-1,880 ind/ha. The results showed that the density was rare to very dense with a value of 1.64%-100% of the rare to very dense density of 97.92% with a density of 20 ind/ha-1,880 ind/ha. Organic carbon values in sediment based on stations showed that the highest organic carbon was at station 1 with a value of 1.68 mg/l and the lowest was at station 3 with a value of 1.63 mg/l. The value of organic carbon is higher at high mangrove density, so mangroves need to be managed properly as a source of organic carbon in the waters.